Sabtu, 03 Desember 2016


  0PINI


STRATEGI  PEMERINTAH   DAN   MASYARAKAT ALOR DALAM MEMPERSIAPKAN DIRI MENGHADAPI PASAR PERBATASAN


 


Pemerintah dan masyarakat kabupaten Alor telah diperhadapkan dengan masalah pasar secara global. Dunia pasar semakin terbuka secara bebas, tentunya hal ini merupakan hal serius yang bakal bersinergi pada kondisi yang  berefek positif atau negatif.  Persiapan pemerintah dan mayarakat dalam menjemput pasar perbatasan semakin terbuka. Hal ini membutuhkan keseriusan pemerintah dan masyarakat dalam mempersiapkan diri melalui beberapa alternatif dan strategi dini.
Strategi yang perlu dipersiapkan oleh pemerintah dan masyarakat kabupaten Alor dalam mengahadapi pasar perbatasan adalah perlu mempersiapkan beberapa hal yang ada kaitannya dengan dunia pasar. Menurut pendapat saya, akses pasar perbatasan perlu di tata dalam hal ini setiap pasar yang ada di kabupaten Alor baik yang ada di wilayah kalabahi kota, yang ada di wilayah kecamatan, dan juga pasar yang ada di tingkat pedesaan perlu di tata dengan berdaya saing pasar global. Beberapa hal mestinya perlu dibenahi adalah infrastruktur, sarana-prasarana publik, sanitasi lingkungan,budaya air, dan listrik.
Pemerintah juga perlu membekali masyarakat yang merupakan pelaku pasar perbatasan dengan hal – hal dasar yang menjadi kebutuhan pasar. Tata Krama , cara berkomunikasi dan juga pelayanan terhadap para pembeli  baik para pembeli lokal maupun manca negara. Tentunya juga masyarakat wajib dibekali dengan hal - hal yang ada kaitan dengan  komunikasi dalam hal ini penguasaan Bahasa Inggris.
Strategi pemerintah kabupaten  Alor, perlu giat melakukan promosi – promosi  terhadap budaya, adat istiadat, benda – benda peninggalan nenek moyang (moko, dan lain-lainnya) yang unik. Pemerintah dan masyarakat terus memupuk, mempertahankan, dan melestarikan budaya, bahasa dan keanekaragaman sumber daya alam, bahari dan budaya. Kabupaten Alor memiliki beraneka ragam kebudayaan, alam dan bahari yang terus dipromosikan. Misalnya taman laut selat pantar yang terus dilestarikan karena merupakan taman laut selam terpopuler yang bila dipromosikan dapat memancing para wisatawan dalam negeri maupun manca negara.
Berdasarkan komentar wakil gubernur terkutif dalam  http://www.beritasatu.com/nusantara/271786-saatnya-bangun-infrastruktur-perbatasan- nttrdtl.html  adalah sebagai berikut: “Masalah pembangunan daerah perbatasan di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) membutuhkan komitmen, budaya dan adat istiadat serta anggaran”.
Ini lantaran wilayah NTT terdapat tujuh kabupaten yang berbatasan langsung Republic Democratic Timor Leste (RDTL) dan Australia, yaitu, Kabupaten Kupang, Belu, Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan dan Alor. Sedangkan Kabupaten Rote Ndao berhadapan langsung dengan Australia.
“Untuk perbatasan NTT - Timor Leste, ada dua masalah mendesak tentang persoalan perbatasan negara di wilayah NTT, yakni persolan garis batas antara RI-RDTL yang belum disepakati serta persoalan pengembangan infrastruktur di wilayah perbatasan,” kata Wakil Gubernur NTT, Benny Alexander Litelnony, SH, M,Si saat memimpin Rapat Kordinasi Lembaga Perantara Perbatasan RI-RDTL atau yang dikenal sebagai Border Liaison Committee (BLC) di Kupang, Selasa (5/5).
Benny Litelnony, mengatakan bahwa dalam waktu dekat ini BLC akan mengadakan pertemuan di Dili untuk membahas berbagai masalah perbatasan. Oleh sebab itu diadakan rapat persiapan untuk menyatukan konsep dan suara. Dengan demikian saat pertemuan BLC di Dili nanti kita miliki konsep-konsep yang jelas untuk dibahas dengan utusan BLC dari RDTL.
Masalah di perbatasan adalah juga berkaitan dengan masalah budaya dan adat istiadat karena masyarakat daerah perbatasan masih memiliki hubungan komunal. Karena itu Benny Litelnoni, mengharapkan strategi-strategi dalam menyelesaikan persoalan garis batas. Pertama, bekerja sama dengan perguruan tinggi lokal dalam mencari dan mengumpulkan bukti historis. Kedua, membangun kerja sama dengan pemerintah RDTL dalam bidang sosial, ekonomi dan budaya.
Ketiga, meningkatkan persatuan masyarakat perbatasan dengan pendekatan budaya dan adat. Sedangkan untuk meningkatkan infrastruktur perbatasan, ia meminta dukungan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk bersinergi dengan Badan Perbatasan Daerah Provinsi NTT dalam melaksanakan program dan kegiatan di daerah perbatasan.
Sementara itu Kepala Badan Perbatasan Provinsi NTT, Paulus B. Manehat, M.Si menjelaskan bahwa ini adalah rapat perdana BLC. Ia menyatakan BLC pada dasarnya memiliki tujuan sebagai sarana tukar menukar informasi antara pemerintah Indonesia khususnya Pemerintah Provinsi NTT dan Pemerintah RDTL juga untuk meningkatkan kerja sama di bidang sosial, ekonomi dan budaya. Tujuanya adalah untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat lokal di daerah kita.
Berdasarkan niat dan tekad pemerintah provinsi juga merupakan tekad pemerintah kabupaten Alor tentunya. Masyarakat Alor perlu menggunakan strategi yang bisa memancing para wisatawan di bumi kenari. Pendapat saya program expo yang merupakan program tahunan pemerintah kabupaten Alor merupakan hal positif harus dibenahi dan terus dilaksanakan setiap tahun.
Menurut Pendapat Saya Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat Alor terus di tingkatkan lewat pendidikan, upaya mencerdaskan masyarakat Alor khususnya dan umumnya masyarakat Indonesia. Pemerintah terus giat mendekatkan pelayanan pendidikan , kesehatan dan lain – lain. Kesiapan SDM dalam menghadapi pasar perbatasan merupakan hal mutlak. Di samping SDM juga perlu merawat keasliaan Alam melalui pembenahan dan perawatan serta pembibitan singkatnya Sumber Daya Alam (SDA) perlu dilestarikan.
Menurut Pendapat Saya ada beragam budaya Alor yang perlu dilestarikan sebagai alat atau daya dorong untuk wisatawan asing wilayah perbatasan bisa tertarik ada di kabupaten Alor tentunya daya beli pasar sudah pasti meningkat. Di samping itu fenorama-fenorama atau keindahan laut khususnya selat Pantar yang keindahan alam lautnya sudah menjadi ketertarikan secara nasional dan internasional. Hal ini perlu dijaga dan dilestarikan demi dan untuk kesejaterahan masyarakat dan atau alat pemancing wisatawan untuk ada di pasar perbatasan.
Menurut Pendapat Saya sarana dan prasarana pasar juga perlu diperhatikan pemerintah Alor secara serius. Kebersihan pasar perlu dijaga, alat transportasi, penerangan dan juga komunikasi. Dalam penataan pasar perlu juga memperhatikan norma, adat istiadat, etika dan nilai-nilai luhur dan juga nilai-nilai agama.
Hal lainnya resiko kenakalan remaja, mabuk-mabukan dalam hal ini keamana dan kenyamanan pengunjung pasar juga perlu menjadi perhatiaan serius baik itu pemerintah dan juga para pelaku pasar perbatasan.
Perlu juga masyarakat diberi pemahaman untuk menghindari hal-hal negatif yang bakal ditiru. Dalam hal ini resiko peredaran narkoba, HIVS, seks bebas, dan juga pengaruh negatif lainnya. Tentunya kehadiran pasar perbatasan berdampak secara positif dan negatif.
Menurut Pendapat Saya secara dini masyarakat terus  diingatkan untuk meniru hal-hal yang positif , semenatara yang negatif perlu dihindari dengan memfiltrisasi semua dampak dengan tolak ukur norma-norma , etika, adat-istiadat, dan juga nilai-nilai iman dan kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa (TYME).
Pemerintah kabupaten Alor melalui gerakan “kegiatan Expo” merupakan hal positif yang terus dilaksanakan karena kegiatan tersebut telah menyadarkan masyarakat untuk tetap mempertahankan tradisi leluhur.        Beraneka ragam budaya Alor dipertontonkan ke publik yaitu budaya lego – lego, kesenian tradional “orkes suling”, promosi makanan lokal setiap suku atau etnis. Kegiatan expo Alor perlu mendapat dukungan penuh karena melalui kegiatan tersebut telah mengundang wisatawan asing untuk mengenal kabupaten Alor secara langsung atau secara dekat.
Masyarakat juga perlu membudidayakan tanaman lokal, melesatarikan alam, bahari dan budaya demi mempersiapkan diri untuk bedaya saing yang tinggi di dunia pasar yang semakin global. Pasar Perbatasan bisa menjadi berkat dan ancaman, menjadi berkat ketika masyarakat alor mampu memenuhi kebutuhan pasar secara global dalam hal ini menjadi masyarakat menjadi produktif  pada pasar global. Menjadi ancaman ketika masyarakat tidak mampu menjawab kebutuhan pasar global dalam hal ini masyarakat menjadi konsumen semata  pada pasar global , hal ini menjadi kerugian besar.
Dari segi konstruktif wilayah, kabupaten Alor sangat strategis yaitu berbatasan langsung dengan negara Republik Demokrat Timor Leste. Dari segi tata alam lingkungan Alor sangat indah dengan gugusan pulau - pulau kecil, tentukan alam yang merupakan anugerah Tuhan telah menjadi bagian terpenting bagi pemerintah dan masyarakat Alor yang terus dijaga, dan dilestarikan. Pemerintah dan masyarakat Alor terus mengucap syukur dan berterima kasih pada Yang Maha Kuasa.
Pemerintah terus mendorong dan memfasilitasi demi  menghadapi pasar perbatasan. Ekonomi kreatif masyarakat kecil menengah terus dikembangkan pada segalah bidang dalam hal ini pertanian, kelautan dan budaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar