Rabu, 25 Januari 2017

MINAT PESERTA DIDIK PADA SD GMIT ABANGIWANG PANTAR TIMUR ALOR



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang Masalah
      Pendidikan Agama Kristen (PAK) adalah salah satu mata pelajaran yang menekankan adanya perubahan perilaku siswa tidak hanya sebatas kognitif saja tetapi afektif dan psikomotoriknya. Dalam mengajarkan PAK, guru PAK harus mempelajari dan memilih metode mengajar yang tepat sehingga mata pelajaran PAK menjadi mata pelajaran yang disenangi oleh siswa. Mengingat siswa sudah menemukan PAK dalam gerejanya atau keluarganya mengakibatkan sering sekali mata pelajaran PAK dianggap rendah oleh siswa. Apalagi dalam kelas setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda, ada yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Siswa yang berkemampuan tinggi akan kelihatan dalam meresponi pelajaran dengan minat yang tinggi, sedangkan siswa yang berkemampuan rendah akan kelihatan tidak adanya keseriusan dalam mengikuti pelajaran. Malas mengerjakan tugas dan tidak mendengarkan guru mengajar. Dalam peraturan dinas pendidikan memberikan kriteria  ketuntasan minimal (KKM) untuk pelajaran PAK oleh kepala sekolah dengan nilai 80 (delapan puuh) membuat siswa tidak lagi berusaha untuk meningkatkan hasil belajarnya. Reinforcement adalah cara yang tepat sebagai stimulus bagi siswa untuk memiliki minat belajar dalam PAK, dengan harapan akan terbentuk siswa-siswi yang memiliki nilai-nilai kekristenan dalam seluruh aspek kehidupannya sebagai generasi penerus. Guru PAK dapat memberikan nilai hasil belajar sesuai dengan keberadaan dan kemampuan siswa.
Guru sebagai salah satu pelaksana dalam pendidikan harus mempersiapkan materi ajarnya dalam rangka mengembangkan potensi siswa. Untuk itu guru sebagai motivator bagi siswa untuk semangat belajar harus dapat memilih metode yang tepat dalam menumbuhkan minat belajar siswa.
Menurut Hendra Surya (1987:185) secara sederhana minat ini dapat diartikan sebagai suatu keinginan yang kuat untuk memenuhi kebutuhan atau kehendak. Dimana anak dengan minatnya itu bisa melihat bahwa sesuatu yang dilihatnya itu akan mendatangkan keuntungan atau faedah, sehingga dapat menimbulkan kepuasan jika melakukan atau mendapatkannya. Jika anak dapat merasakan itu tentu semakin besar minat anak untuk melakukan kegiatan belajar.
Dengan adanya minat tersebut, belajar bukan lagi merupakan sebagai beban bagi siswa, belajar menjadi hal yang menggembirakan. Sehingga tujuan belajar agar siswa mengalami perubahan perilaku yang diharapkan oleh pembelajaran dapat tercapai.  Seorang Guru Agama Kristen harus mempunyai disiplin ilmu pendidikan, karena selain ia bertugas menyampaikan bahan pelajaran, juga berupaya agar proses belajar mengajar yang dilaksanakan juga dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Untuk tercapainya minat belajar siswa pada  pelajaran maka perlu didukung dari banyak faktor pendukung siswa untuk belajar. Salah satu faktor tersebut adalah yang berasal dari luar diri siswa yakni peran guru sebagai tenaga pengajar. Guru juga harus membantu peserta didik untuk ikut serta membantu peserta didik untuk mau terlibat dalam proses pembelajaran. Salah satu hal yang dapat digunakan guru dalam proses pembelajaan adalah dengan mempergunakan media. Dengan menggunakan metode pembelajaran PAK diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa, dan  kondisi belajar yang awalnya tidak efektif menjadi lebih efektif dan bervariatif, serta tercapainya komunikasi yang aktif dalam pembelajaran.
Berdasarkan  pra  penelitian yang  dilakukan  oleh  peneliti dengan wali kelas V di SD GMIT Abangiwang, pembelajaran Pendidikan Agama Kristen yang dilakukan guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional seperti ceramah dan pembelajaran berpusat pada guru. Guru tidak menyadari, bahwa metode pembelajaran  konvensional yang  dilakukan monoton dan membosankan sehingga para siswa menjadi kurang antusias, cenderung  pasif, dan kurang tertarik dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu dalam pembelajaran guru juga tidak menggunakan media yang menarik. Hal inilah yang menyebabkan hasil belajar yang dicapai siswa cenderung rendah. Kenyataan lapangan, guru merasa kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran PAK karna guru sudah terbiasa dengan metode ceramah yang dirasa paling mudah dilaksanakan.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada seorang guru wali kelas V (SD GMIT Abangiwang) bahwa ada beberapa siswa-siswi yang tidak serius dalam mempelajari mata pelajaran PAK sehingga mempengaruhi Hasil belajar  belajar. Hasil prestasi belajar siswa  kelas V SD GMIT Abangiwang tahun pelajaran 2014-2015 jumlah siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 3 orang, mendapat nilai 79 sebanyak 1 orang, mendapat nilai 77 sebanyak 1 orang, mendapat nilai 75 sebanyak 1 orang, mendapat nilai 74 sebanyak 1 orang, mendapat nilai 70 sebanyak 2 orang, mendapat nilai 67 sebanyak 1 orang, mendapat nilai 65 sebanyak 2 orang, mendapat nilai 63 sebanyak 1 orang, mendapat nilai 60 sebanyak 1 orang, mendapat nilai 55 sebanyak 2 orang, dan mendapat nilai 50 sebanyak 1 orang.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa ada beberapa orang siswa yang nilainya tidak  sesuai dengan  standar KKM. Oleh karena itu  hasil belajar siswa ini harus ditingkatkan semaksimal mungkin. Pengamatan penulis disekolah menunjukkan  bahwa masalah yang terjadi dalam  proses belajar-mengajar terutama yang berhubungan dengan minat dan motivasi belajar di SD GMIT Abangiwang. Siswa tidak berminat terhadap mata pelajaran tertentu, seperti  PAK yang   terbukti banyaknya nilai yang tidak sesuai standar KKM padau raian di atas.
Beberapa guru juga berpendapat bahwa siswa dalam proses belajar-mengajar tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran, siswa cenderung pasif dalam menerima penjelasan dari guru. Selain itu, dalam mengerjakan tugas pelajaran yang diberikan guru siswa mengerjakan tugas tersebut asal jadi, tidak tepat waktu dalam mengumpulkan bahkan tidak mengerjakan sama sekali. Kenyataan lain menunjukkan guru dalam proses belajar-mengajar hanya memberikan materi pelajaran saja. Guru jarang sekali memberikan motivasi pada siswa dalam mengajar. Disamping itu guru mengajar tidak sesuai dengan profesinya.
Berdasarkan nilai siswa di atas, faktor lain yang mempengaruhi adalah kehadiran siswa ini terlihat bahwa kehadiran siswa sangat minimum  dalam mengikuti  kegiatan belajar mengajar. Ini juga yang akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Kehadiran pada siswa V SD GMIT Abangiwang tahun pelajaran 2014 – 2015 adalah sebagai berikut: Rata- rata jumlah siswa yang hadir setiap jam pelajaran PAK dalam satu tahun pelajaran sebanyak 13 orang atau 72,22 %, Rata- rata jumlah siswa yang sakit setiap jam pelajaran PAK dalam satu tahun pelajaran sebanyak 2 orang atau 11,11%  Rata- rata jumlah siswa yang ijin setiap jam pelajaran PAK dalam satu tahun pelajaran sebanyak 1 orang atau 5,56 %, Rata- rata jumlah siswa yang alpa 2 orang atau 11,11% setiap jam pelajaran PAK dalam satu tahun pelajaran. Jadi totalitas persentasi keterangan kehadiran siswa baik yang ikut tatap muka dalam pelajaran PAK, siswa yang sakit, ijin dan alpa adalah 18 orang atau 100 %.
Berdasarkan latar belakang ini, maka penulis tertarik mengadakan penelitian dengan Judul “Minat Peserta Didik dalam Pembeajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK) Kelas V SD GMIT Abangiwang’’
1.2.       Identifikasi Masalah
     Mengacu pada latar belakang masalah yang telah dideskripsikan, maka adapun masalah dalam penelitian ini diidentifikasikan sebagai berikut:
1.    Seberapa besar tingkat kehadiran Siswa pada mata pelajaran “PAK”.
2.    Seberapa besar Siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
3.    Seberapa besar minat Peserta didik dalam  mempelajari mata pelajaran “PAK”.
1.3.       Batasan Masalah
            Berdasarkan Identifikasi masalah yang ada, maka masalah penelitian ini dibatasi pada minat siswa dalam  mempelajari mata pelajaran PAK  di SD GMIT Abangiwang.
1.4.       Rumusan Masalah
Dalam penulisan ini yang menjadi rumusan  masalah yakni Seberapa besar minat siswa mempelajari mata pelajaran PAK di SD GMIT Abangiwang?
1.5.       Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar minat siswa mempelajari PAK di SD GMIT Abangiwang.




1.6.       Manfaat Penelitian
1.    Manfaat Akademik
  a.     Akademik, Sebagai input bagi Program Studi Ilmu Pendidikan Teologi (IPT)  khususnya  Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik dan Strategi Pembelajaran.
       b.    Bagi Peneliti, Sebagai input untuk memahami Peserta Didik dalam Proses Belajar Mengajar.
      c.    Bagi sekolah, Sebagai input untuk melakukan upaya peningkatan minat  belajar siswa.
      d. Bagi guru, Sebagai input untuk melakukan inovasi pembelajaran “PAK”.
2.   Manfaat Praktis, sebagai bahan masukan bagi SD GMIT Abangiwang dalam menciptakan strategi belajar yang kondusif untuk meningkatkan minat siswa terhadap mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen.
1.7.       Asumsi
Asumsi yang dirumuskan adalah:
1.      Minat merupakan faktor internal siswa yang sangat menentukan keterlibatannya dalam setiap proses pembelajaran, termasuk mempelajari Pendidikan Agama Kristen (PAK).
2.      Minat juga merupakan bukti bahwa betapa siswa setia dan cenderung terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK).

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1.  Pengertian Pendidikan
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1."Pendidikan adalah  usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan  proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sedangkan dalam MPR RI No.11/1983 tentang Garis – Garis Haluan Negara dikemukakan bahwa pendidikan nasional bertujuan meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan ketrampilan mempertinggi budi pekerti, memperekat pribadi dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa.
 Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah hal terpenting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki karir yang baik serta dapat bertingkah sesuai norma-norma yang berlaku.

2.2.  Pendidikan Agama Kristen
   2.2.1. Pengertian Pendidikan Agama Kristen
Pendidikan  Agama Kristen adalh suatu usaha untuk mempersiapkan berdasarkan iman Kristen dalam kehidupan sehari hari serta pengetahuan tentang manusia untuk meyakini, memahami dan mengamalkan Agama Kristen itu sendiri. Pendidikan Agama Kristen berfungsi menumbuhkan sikap dan perilaku manusia pendidikan Kristen dengan tujuan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penhayatan agar manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak baik. Winatasahirin, identitas dan ciri khas pendidikan Kristen, (Jakarta, BPK-BM,2003), 153.
Berdasarkan pandangan tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Kristen merupakan salah satu bentuk usaha yang harus dilakukan secara terus menerus agar dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam kehidupan sehari – hari.
Menurut Marten Luther dalam buku sejarah perkembangan pikiran dan praktek Pendidikan Agama Kristen oleh ( Robert R. Boehlke 1990:123). Bahwa tujuan Pendidikan Agama kristen adalah pendidikan dengan melibatkan semua warga jemaat dalam rangka akan dosa bergembira dalam firman Tuhan dengan sumber iman, khususnya pengalaman berdoa, firman Tuhan tertulis (Alkitab) dan serupa-rupa kebudayaan sehingga mampu melayani sesama termasuk masyarakat dan negara serta mengambil secara bertanggungjawab dalam Persekutuan Kristen.
Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendidikan Agama Kristen merupakan usaha dalam menumbuhkembangkan kemampuan siswa lewat tuntunan Roh Kudus agar dapat memahami Kasih Allah dalam Roh Kudus.
Hakikat ini pada pusat dari Pendidikan Agama Kristen SMP ialah Yesus Kristus.Sumber dan pokok kegiatan Pendidikan Agama Kristen SMP dimanapun dan dalam kesempatan apapun adalah Yesus Kristus. Pendidikan Agama Kristen dilakukan dalam rangka pembinaan agar anak bertumbuh dan berkembang menjadi dewasa dalam imannya, dewasa dalam gereja dan dewasa dalam bermasyarakat.
Dewasa dalam iman dapat berarti: orang selalu memiliki hubungan erat dengan Tuhan, menyerahkan diri kepada Tuhan, bertobat dan percaya, bahwa iman berasal dari Allah. Dewasa dalam bergereja berarti: sebagai umat yang percaya harus memiliki keteguhan akan Yesus Kristus, dasar dan pegangan hidup mereka adalah Kristus, hidup dalam semangat persaudaraan dan saling mencintai. Dewasa dalam bermasyarakat berarti: sadar mewujudkan imannya dalam bermasyarakat, ikut serta mengembangkan masyarakat menjadi terang dan garam dunia, berani memberikan kesaksian iman dimana saja serta menjalankan karya kasih bagi sesame manusia. PAK adalah pengajaran yang bersumber dari Firman Allah dan harus disampaikan bagi setiap manusia baik secara formal maupun non - formal.
Calvin dalam buku Robert R. Boehlke (2006:413). mengatakan bahwa: “Pendidkan Agama Kristen adalah pemupukan akal orang-orang percaya dan anak-anak mereka dengan Firman Allah serta bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja”, sehingga dalam diri mereka dihasilkan pertumbuhan rohani yang berkesinambungan yang semakin mendalam melalui pengabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus berupa tindakan-tindakan kasih terhadap sesama.
Selanjutnya Homrighausen dan IH Enklar (2005:26) mengemukakan: “Pendidikan  Agama Kristen adalah dengan menerima pendidikan itu, segala pelajar, muda, dan tua memasuki persekutuan imannya hidup dengan Tuhan Sendiri, dan oleh dan dalam Dia mereka terhisap pula pada persekutuan jemaatNya yang mengakui dan mempermuliakan namaNya disegala waktu dan tempat”.
Dari pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Kristen adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan kontinu dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati Kasih Tuhan dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dan diterapkan dalam kehidupan sehari – hari terhadap sesama dan lingkungan.


Dalam belajar Pendidikan Agama kristen ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pembelajaran PAK yakni:
1.   Dasar Teologis dalam pembelajaran PAK
Dalam pembelajaran PAK, baik dalam lingkungan keluarga, gereja dan lingkungan formal harus memiliki landasaran yang akan mengarahkan pembelajaran PAK. Landasan dasar teologis menjadi pondasi yang kuat dalam teori dan praktek Pendidikan Agama kristen. Dalam tulisan Luther menetakan ada empat yang menjadi dasar teologis yang dipakai dalam teori dan praktek PAK yakni:
              a.    Keadaan berdosa dari setiap warga                                                    
 Dengan Pendidikan Agama kristen maka setiap warga menyadari keberdosaannya, mengakui dengan hati yang tulus iklas Pendidikan perlu ada karna tabiat berdosa manusia yang telah menjadi lebih terbuka dengan bisikan iblis. Namun dengan Pendidikan Agama Kristen yang menanamkan dalam diri kaum muda bibit kepercayaan, mereka diperlengkapi untuk mengalahkan maksud maksud sijahat. Dengan percaya kepada perbuatan Allah melalui diri Yesus Kristus semua warga dikaruniakan dengan kekuatan untuk mengatasi akibat buruk yang berlangsung dalam diri setiap warga karena tabiat yang berdosa dan daya tarik iblis yang maksudnya menyesatkan.


              b.   Pembenaran oleh iman
Orang benar akan hidup oleh iman, (Roma 1:17b). Demikianlah tanggapan setiap warga yang telah dilepaskan dari dosa melalui Allah. Inilah yang menjadi dasar bagi setiap wargayang percaya dalam melayani tanpa memikirkan keselamatan pribadi. Ajaran dasariah ini menjadi motivasi untuk melaksanakan pendidikan dikalangan jemaat karena setiap warga gereja yang telah dimerdekakan dalam Kristus perlu belajar melayani sesamanya.
              c.    Imamat semua orang percaya
   Tetapi kamulah imamat yang rajani (1 Petrus 2:9), dalam hal ini semua umat kristiani memiliki hak istimewa karena dibenarkan oleh iman. Dengan  PAK semua warga gereja diperlengkapi agar mampu memenuhi kesempatan dan kewajiban yang termasuk dalam tugas panggilan.  dengan demikian warga gereja dididik oleh firman Allah.
              d.   Firman Allah
         Dari sudut Firman Allah, dapat dibedakan tiga arti firman itu yaitu:
a.   Yesus secara pribadi dan ajaranNya dalam firman Allah;
b.   Alkitab sebagai firman;
c.   Firman sebagai  amanat Allah yang dinyatakan kepada warga      kristen.
Selain dasar teologis yang disampaikan Luther ada   beberapa dasar teologisyang dipaparkan dalam pelayanan PAK kepada semua warga jemaat yakni:
     a. Ulangan “6:4-9” “haruslah engkau mengajarkan berulang ulang kepada  anak-anakmu, dimana saja, kapan saja”, ketika engkau berbaring dan lain lain.
b.  Amsal (22:6) Berbunyi: “Didiklah orang muda kepada jalan yang        patut baginya, maka pada masa tuanya dia pun tidak akan menyimpang dari jalan itu”.
c.   Efesus  (6:4) Berbunyi:   “didiklah mereka dalam ajaran dan   nasihat    Tuhan”.
d.   II Timotius (3:16) Berbunyi: “kitab suci bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaharui kelakuan, mendidik dalam kebenaran”.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam Pendidikan Agama Kristen, bersumber dari Alkitab yang menyatakan kebenaran Tuhan yang di berikan secara anugrah  bagi orang beriman yang percaya. Alkitab adalah firman Allah yang tertulis, dan sumber pengetahuan kita akan hidup dan pengetahuan Yesus menjadi dasar mutlak bagi semua kemajuan rohani dan menjadi ukuran dalam kepercayaan dan kelakuan Warga Kristen.


              2.   Tujuan Pembelajaran PAK
Berbicara dengan tujuan PAK. Dalam Efesus “4:11-16”   dirumuskan sebagai berikut:
a.   Mendidik putra-putri sang gereja agar mereka dilibatkan dalam    penelahan Alkitab secara cerdas sebagaimana dibimbing oleh Roh Kudus;
b.   Diajar dalam ambil bagian dalam kebaktian serta mencari keesaan                                gereja;
c.   Di perlengkapi cara menjewatahkan pengabdian diri kepada Allah   dalam kehidupan  sehari hari.
     Tujuan PAK menurut Loyola adalah untuk melibatkan para warga muda khususnya dalam latihan rohani dan intelektual yang melibatkan kehidupan batiniah dan kognitif, untuk membimbing mereka dalam kebaktian  gereja sehingga rela mentaati setiap perintah - Nya.
     Dengan demikian jelaslah bahwa tujuan PAK secara umum adalah:
1.    Memimpin murid selangkah demi selangkah kepada pengenalan yang sempurna mengenai peristiwa yang terdapat dalam Alkitab dan pengajaran pengajaran yang diberikan.
2.   Membimbing murid dalam cara menggunakan kebenaran asasi  Alkitab untuk keselamatan hidupnya.
3.  Mendorong  para murid untuk mempraktekkan dasar pengajaran  Alkitab yang telah dipelajarinya.

    2.2.2.  Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen.
Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen secara umum bertujuan untuk memperkenalkan Allah, Bapa, Putera dan Roh Kudus dan karya-karyaNya serta menghasilkan manusia Indonesia yang mampu menghayati imannya secara bertanggungjawab di tengah masyaraka. Dan secara khusus bertujuan menanamkan nilai-nilai kristiani dalam kehidupan pribadi dan sosial sehingga siswa mampu menjadikan nilai kristiani sebagai acuan.
Berdasarkan tujuan tersebut, maka kompetensi dalam Pendidikan Agama Kristen di tingkat SD hanya terbatas pada aspek nilai-nilai iman Kristiani. Melalui penyajian kurikulum maka  Pendidikan Agama Kristen diharapkan siswa mampu mengalami suatu proses transformasi nilai-nilai kehidupan berdasarkan iman kristiani yang dipelajari dalam Pendidikan Agama Kristen.
Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen bukan saja diberikan oleh gereja di dalam lingkungannya sendiri, tetapi juga di luar lingkungannya itu, yaitu di dalam lingkungan sekolah. Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen di sekolah merupakan kesatuan yang utuh dengan pendidikan yang dterima baik di rumah maupun di keluarga, gereja dan masyarakat. Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen berpusat pada siswa artinya bahwa perkembangan, keberadaan, pergumulan, kebutuhan, kondisi kongkrit siswa yang seringkali berbeda-beda haruslah menjadi pertimbangan utama guru dalam merancang pembelajaran sehingga Pendidikan Agama Kristen benar-benar menyentuh eksistensi guru, dan siswa mengalami perubahan baik secara kognitif, afektif maupun psikomotor, serta nilai-nilai dalam dirinya.
1.    Kejadian (12:1–3).
“Berfirmanlah Tuhan kepada Abram: pergilah dari negerimu dan dari sanak kepadamu. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur, dan engkau akan menjadi berkat, Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat”.
2.    Yesaya (49:6).
“Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara.Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa- bangsa supaya keselamatan yang daripada-Ku sampai ke ujung bumi”.
3.    Amsal “22:6”.
 “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya ia tidak akan menyimpang daripada jalan itu”.
4.     Matius (28:19–20)
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”.
5.    II Timotius (3 : 16).
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran”.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen, bersumber dari Alkitab yang menyatakan kebenaran Tuhan bagi orang beriman yang percaya.
2.3.    Komponen-Komponen Pendidikan Agama Kristen (PAK)
   2.3.1.   Teori Pendidikan Agama Kristen
1.  Metode
 Metode adalah cara ilmiah yang teratur dalam memperoleh ilmu dan cara kerja yang sistematis untuk mempermudah suatu kegiatan dalam mencapai tujuannya. Metode hanyalah alat perantara untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri. Dalam kalimat sederhananya, metode adalah “bagaimana” mengajarkan sesuatu, sedangkan pokok ajaran adalah “apa” yang diinformasikan. Dalam konteks PAK, metode mengarahkan kepada firman Tuhan. Dengan rendah hati dan setia,. Metode memiliki dua pemahaman yaitu teori dan juga praktik.

2.    Pelajar
Dalam belajar juga melibatkan peserta didik, yaitu pelajar. Peserta didik adalah manusiayang memiliki potensi, moral dan intelektual. Peserta didik yang perlu dimiliki dan terus ditingktkan adalah tentang keduduka anak sebagai makhluk religius.
3.    Pendidik atau Pengajar
Untuk menjadi pendidim Kristen, ada persyaratan yang harus dipenuhi. Pertama, pendidik dalam perspektif Kristen. Kedua, pedidik yang beragama Kristen.
4.    Kurikulum.
 Menurut pandangan lama atau yang sering disebut pandangan tradisionl kurikulum sering di rumuskan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh murid untuk memperoleh ijazah. Pada dasarnya, kurikulum dibangun berdasarkan korelasi antara kedelapan Alkitabiah tersebut dengan delapan predikamen. Tema pertama penciptaan orang Kristen mengaku bahwa segala sesuatu yang berada dalam seantero alam semesta berasal dari Allah dan terus berada karena Allah. Tema itu memanggil manusia untuk keluar dari predikamen yang mencakup ketidakberartian dalam dunia ini. Tema kedaulatan itu menunjuk para predikamen kemerdekaan manusia. Sebagai Alkitab kemerdekaanya, ia senantiasa terdorong untuk memilih antara pelbagai klaim yang bersaing satu sama lain. Panggilan hidup Allah berseru kepada manusia untuk masuk ke dalam hubungan perjanjian, yakni untuk mengabdikan tenaga, pikiran dan dananya maka pelajar mengatasi predikamen yang berporos pada keinginan individu dan dan cakrawala masyarakat. Tema penghakiaman, Tema penebusan, Tema pemeliharaan, Tema kehidupan beriman. John M. Nainggolan, Menjadi Guru Agama Kristen, (Bandung: Gerakan Info Media, 2006), 44 -52.
5.    Tujuan
Dalam tujuan pembelajaran kita harus melihat semua kebutuhan, baik peserta didik yang belajar maupun masyarakat yang menggunakan produk peserta didik.tujuan umum bersifat umum seperti membentuk manusia yang demokratis dan menyampaikan kebudayaan. Tujuan lainnya adalah peserta didik menguasai materi pembelajaran sesuai bidang yang dipelajarinya. Dengan mengevaluasi tujuan pendidikan Kristen, tujuan umum pendidikan Kristen adalah mengarahkan peserta didik agar bermoral, dan berbudi pekerti Kristiani.
2.4.      MINAT BELAJAR SISWA
          2.4.1. Pengertian Minat
Menurut Neugroho (2003:180) Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenangkan beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap aktifitas belajar siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen. Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen siswa akan mempelajari mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen dengan sungguh – sungguh seperti rajin belajar, seperti rajin belajar, merasa senang, mengikuti penyajian pelajaran PAK, dan bahkan dapat menemukan kesulitan – kesulitan dalam belajar menyelesaikan soal - soal karena adanya daya tarik diperoleh dalam mempelajari PAK.
Sedangkan menurut Kartono (2005:24) pengertian minat adalah salah satu faktor pokok untuk meraih sukses dalam studi. Penelitian di Amerika Serikat mengenai salah satu sebab utama dari kegagalan studi para pelajar menunjukan bahwa penyebabnya adalah kurangnya minat.
                  Dalam menekuni suatu pekerjaan atau kegiatan faktor minat adalah merupakan suatu hal penting.  Minat yang dimiliki seseorang pada dasarnya turut menentukan berhasil tidaknya untuk melaksanakan suatu kegiatan. Demikian halnya dalam belajar seseorang siswa akan dapat menyelesaikan pendidikanya dengan baik juga karena di pengaruhi oleh minat yang di miliki terhadap pelajaran.
      Salah satu usaha untuk membimbing perhatian anak didik yaitu pemberian rangsangan yang menarik perhatisn siswa. Dengan adanya rangsangan maka minat seseorang terdorong untuk memperhatikan dan melakukan sesuatu hal. Demikian juga halnya dalam belajar bahwa minat merupakan suatu hal yang sangat penting. Dengan adanya minat untuk belajar maka dapat menimbulkan perhatian yang serius untuk mempelajarinya.
      Dari kutipan diatas bahwa perhatian terpusat hanya tertuju terhadap hal-hal yang diminati, yaitu pada suatu objek tertentu, misalnya jika seorang siswa sedang belajar maka perhatianya hanya tertuju terhadap pelajaranya. Jadi apabila seorang siswa tidak menarik perhatianya terhadap sesuatu, maka tidak dianggap penting baaginya dan akan mudah melupakanya. Jadi dalam kegiatan belajar seseorang hendaknya menggunakan perhatian dan terpusat pada pelajaranya. Sehingga pelajaran yang di terimanya dapat di pahami dengan baik. Siswa yang meminati suatu hal akan terikat perhatiannya dan tertarik untuk mengulangi apa yang ia minati. Dengan demikian untuk melaksanakan aktifitas belajarnya juga dapat di nikmati dan hasil prestasi yang dicapai akan memuaskan. Belajar dan minat sama-sama saling melengkapi atau mempunyai hubungan yang erat dan saling mendukung terhadap keperibadian seseorang.
       Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa minat belaar pendidikan agama kristen adalah menyatakan  adanya  perhatian dan kesungguhan sekelompok orang mendengarkan sesuatu dimana sewaktu Yesus mengaar di Bait Allah, Yesus menyampaikan sesuatu informasi yang membuat orang banyak merasa tertarik untuk mendengar Khotbah yang disertai oleh perasaan senang dan gembira. 



2.4.2.  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa
       Dalam kegiatan belajar, banyak faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Ada faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri dan ada yang berasal dari luar dirinya. Faktor-faktor tersebut mengakibatkan tinggi rendahnya minat belajar, dan adapun faktor-faktor itu antara lain:
1.   Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak
Dalam hal ini Winkel (1984:24) menggolongkan komponen yang mempengaruhi minat  belajar anak didik sebagai berikut:
a.       Taraf intelegensi,  kemampuan belajar yang diartikan dengan dua cara yakni intelegensi dalam arti luas, merupakan kemampuan untuk mencapai prestasi-prestasi yang di dalamnya berfikir main perasaan. Intelegensi dalam arti sempit merupakan kemampuan akademik yang di dalamnya berfikir bermain perasaan.
b.      Motivasai belajar yakni keselamatan daya penggerak di dalam diri  siswa.
c.        Perasaan sakit.
d.        Keadaan psikis menunjukkan pada tahap pertumbuhan, kesehatan jasmani, keadaan alat alat indra dan lain sebagainya.
Dari pendapat tersebut diatas maka dapat di simpulkan bahwa ada empat  unsur yang mempengaruhi minat belajar siswa yakni:
1.      Inteligensi; 
2.      Motivasi belajar;
3.      Perasaan sikap;
4.      Keadaan Psikis dan Pisik.
2.    Faktor-Faktor yang Berasal dari luar Diri Anak.
a.  Orang tua.
Karena  manusia  pertama sekali tergantung kepada orang lain, maka penting sekali peranan  orangtua terhadap perkembangan kepribadian si anak. Anak yang kurang mendapat perhatian dari orangtuanya kebanyakan tidak semangat dan daya tangkap kurang baik karena itu perlu pembinaan orang tua agar perkembangan anak tidak lambat. Berdasarkan uraian diatas jelaslah bagi kita bahwa orangtua mempunyai peranan penting bagi pendidikan anak-anaknya, karena itu dapat mempengaruhi minat belajar. Oleh sebab itu orangtua harus menjadikan rumah tangga sebagai tempat yang menyenangkan dan bisa menumbuhkan atau membina minat belajar anak-anaknya. Karena jika rumah tangga tidak menyenangkan bagi anak-anak maka perkembangan pendidikan anak pun tidak dapat berlangsung dengan baik, malah keadaan rumah tangga yang berantakan dapat mematahkan minat belajar anak.
b.    Lingkungan.
Yang dimaksud dengan faktor lingkungan disini adalah lingkungan sekolah atau tempat tinggal. Baik buruknya lingkungan adalah mempengaruhi minat belajar anak didik. Jika lingkungan baik maka minat belajar anak didik cenderung akan lebih baik dan lebih giat jika di bandingkan dengan lingkungan yang buruk. Lingkungan yang kurang baik dapat menurunkan minat belajar anak didik. Misalnya, suasana di lingkungan sekolah terlalu bising dengan keramaian lalulintas atau pusat pasar akan mempengaruhi minat belajar anak didik untuk itu perlu di hindari suasana bising, kotor, bau, pengap, keributan dan lain-lain.
c.    Faktor Ekonomi/fasilitas.
Dalam kegiatan belajar mengajar, faktor ekonomi dan fasilitas adalah sangat mempengaruhi minat belajar anak didik, karena dengan tersedianya fasilitas ekonomi, yang lengkap maka minat belajar anak didiknya akan semakin baik. Dalam hal ini faktor ekonomi, maksudnya adalah uang sekolah, buku paket untuk belajar, sedangkan fasilitas adalah seperti peralatan sekolah, perpustakaan dan lain-lain.

      d.    Guru.
Sebagai tenaga pengajar yang menyampaikan atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa mempunyai pengaruh terhadap minat belajar siswa. Ada beberapa faktor dari guru yang mempengaruhi minat belajar siswa, yaitu;(1). Sikap dan Cara Mengajar Guru, (2). Kemampuann Guru, dan (3). Motivasi.
2.4.3.     Cara-cara yang Dilakukan Untuk Membangkitkan Minat Belajar
 Menurut Sanjaya (2008:30), ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membangkitkan minat belajar siswa diantaranya:
1.  Hubungan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa, minat siswa akan tumbuh manakala ia dapat menangkap bahan materi pelajaran itu berguna untuk kehidupannya.
2.  Sesuaikan materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit untuk dipelajari atau materi pelajaran yang jauh dari pengalaman siswa akan tidak diminati oleh siswa karena materi pelajaran yang terlalu sulit tidak akan dapat di ikuti dengan baik dan dapat menimbulkan siswa akan gagal mencapai hasil yang optimal. Dan kegagalan itu akan dapat membunuh siswa untuk belajar.
3.  Gunakan berbagai model dan strategi pembelajaran secara bervariasi.

2.4.4.   Komponen-komponen Minat Belajar
Menurut Sardiman (2006:76), mengemukakan “minat merupakan kecenderungan seseorang kepada seseorang (biasanya disertai rasa senang), karena ia merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu. Jadi jelas bahwa minat akan selalu berkaitan dengan soal kebutuhan atau keinginan. Adapun yang menjadi komponen-komponen minat belajar adalah:
a.    Kemauan dan keinginan
     Menurut Poerwadarminta  (1986:332), mengemukakan keinginan adalah adanya hasrat untuk mengetahui dan mengerti sesuatu apabila apa bila siswa memiliki minat. Keinginan adalah hasrat yang aktif yang menyuruh kita agar cepat bertindak. Jadi kecenderungan itu adalah suatu sikap condong untuk melakukan perhatian yang aktif kepada suatu objek dengan keinginan dan kemauan yang berasal dari dalam diri siswa tersebut maka sikap siswa akan nampak kearah mana kesukaan hatinya. Apabila di implikasikan dalam belajar, aspek  ini merupakan sikap yang ditimbulkan oleh karena adanya minat terhadap suatu pelajaran. Sehingga dengan adanya minat terhadap pelajaran PAK maka  siswa nampak lebih cenderung mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Kristen.
b.    Motivasi
  Sardiman (2005:75), mengemukakan motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi kondisi tertentu, sehingga ia mau dan ingin melakukan sesuatu dan berusaha untuk meniadakan dan mengelakkan hal yang tidak disukai. Demikian halnya dengan belajar PAK, seorang guru PAK harus mampu memberikan motivasi kepada siswanya untuk mau belajar Pendidikan agama kristen.
c.    Perhatian
     Menurut Slameto (2003:56) “keapektifan jiwa objek  terhadap objek atau sekumpulan, maka untuk menjamin hasil belajar yang baik harus mempunyai perhatian terhadap apa yang dipelajari. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak suka lagi belajar. Jadi perhatian yang lebih besar terhadap pelajaran PAK timbul karena ia berminat terhadap pelajaran PAK tersebut.  

Dari penjelasan di atas menyatakan bahwa komponen-komponen minat sebagai dorongan yang kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya, dan jika minat itu terpenuhi maka seseorang akan mendapatkan kepuasan karena tujuannya telah tercapai dalam belajar.    

2.5.       Indikator Minat Belajar
Menurut E. Mulyasa (2003:125) “ indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda perbuatan dan respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik”. Indikator juga dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan potensi daerah dan peserta didik dan juga dirumuskan dalam rapat kerja operasional yang dapat diukur dan diobservasi.        
Sedangkan Menurut Safari (2003), ada beberapa indikator minat belajar yaitu sebagai berikut:
1.    Perasaan Senang;
2.    Ketertarikan Siswa;
3.    Perhatian;
4.    Keterlibatan Siswa.
5.  Tanggung jawab siswa.

        Indikator di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
        1.   Perasaan Senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap pelajaran ekonomi misalnya, maka ia harus terus mempelajari ilmu yang berhubungan dengan ekonomi. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut.
         2.  Ketertarikan Siswa
Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong siswa untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, atau bisa berupa pengalaman efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
3.  Perhatian Siswa
Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Siswa yang memiliki minat pada objek tertentu, maka dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.
4.  Keterlibatan Siswa
Ketertarikan seseorang akan sesuatu obyek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari obyek tersebut.
         5. Tangung jawab siswa.
Seorang siswa berkewajiban untuk mengikuti pendidikan,karena pendidikan  merupakan hal yang sangat penting bagi masa depan mereka dengan mengikuti peaturan,kewajiban yang merupakan tangung jawab yang berlaku di sekolah tersebut.





















BAB III
METODE PENELITIAN 

3.1.  Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kuantitatif yang bermaksud untuk menggambarkan minat siswa terhadap PAK.
3.2.  Operasional konsep
Dalam penelitian kuantitatif operasional konsep berguna untuk menjadikan konsep - konsep atau variabel penelitian yang abstrak menjadi konkrit. Operasional konsep meliputi konsep/variabel penelitian atau hubungan konsep atau variabel, aspek-aspek penelitian dan indikator penelitian. 
Tabel Oprasional konsep
 Konsep
Indikator
Instrumen
Minat
1.       Perasaan Senang
2.       Ketertarikan Siswa
3.       Perhatian Siswa
4.       Keterlibatan Siswa
5.    Tanggung jawab
Angket



3.3. Tempat Dan Waktu Penelitian
a.    Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada siswa SD GMIT Abangiwang Kecamatan Pantar Timur Kabupaten Alor.
b.  Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu dua (2) bulan yaitu bulan juni juli 2015.

3.4.  Populasi dan Sampel
a.    Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah  siswa kelas V SD GMIT Abangiwang.
b.  Sampel
Sampel dalam penelitian ini  berjumlah 18 orang diambil dari seluruh anggota populasi di kelas V SD GMIT Abangiwang.

3.5.  Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data adalah:
a.    Kuisioner (Angket)
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik angket atau kuisioner dengan item tertutup, dimana untuk setiap yang telah disediakan lima alternatif jawaban sehingga responden tinggal memilih jawaban yang cocok.
b.    Obeservasi
Teknik pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung melalui lokasi Penelitian, Peneliti melakukan pengamatan langsung di kelas V SD GMIT Abangiwang melalui pembelajaran “PAK”.
b.    Wawancara
 Peneliti melakukan wawancara kepada responden di kelas V SD GMIT Abangiwang, dengan menggunakan angket tertutup.

3.6.   Teknik Analisis Data
Dalam analisis data,  adapun teknik analisis yang digunakan dalam penulisan ini adalah teknik analisis analisis deskriptif  Kuantitatif yakni data yang diperoleh dianalisis dengan pengumpulan data, penyajian redukasi data dan penarikan kesimpulan.










BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1. Deskritif  Hasil Penelitian
  4.1.1. Data Sekunder Penelitian
Sejarah singkat berdirinya SD GMIT Abangiwang sebagai berikut: sebelum SD GMIT Abangiwang dibangun pada awalnya, siswa/s dari Abangiwang masih bergabung mengikuti studi di SD GMIT Padangsul. Jarak antara Abangiwang dengan Padangsul cukup jauh, maka pemerintah desa dan Toko-toko Masyarakat berunding dan membangun salah satu sekolah di Abangiwang yaitu; pada tanggal 1 september 1969, yang dinamakan sekarang adalah SD GMIT Abangiwang.
Secara umum dapat digambarkan bahwa sejak berdiri kurang lebih 46 tahun yang lalu SD GMIT Abangiwang telah menghasilkan 8.050 alumni. Pada tahun pelajaran 2014/2015 sekolah ini memiliki 126 peserta didik yang terdiri dari perempuan 70 (orang) laki-laki 56 (orang) SD GMIT Abangiwang dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang dibantu oleh          3 orang wakil kepala sekolah untuk bidang kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana sementara itu demi penyelengaraan kegiatan belajar mengajar. Sekolah ini memiliki 8 (orang) Guru yang terdiri dari 4 orang pegawai sipil, tiga orang Guru honorer. Penyelengaraan Administrasi ketata usahaan di lakukan oleh satu orang pegawai honorer.


4.2.   Data  Primer Penelitian
Pengumpulan data primer diawali dengan analisis data dan oerasional konsep yang digunakan adalah hubungan konsep – konsep dan aspek – aspek penelitian untuk menunjukan hubungan penelitian. Dengan menganalisis butir  pertanyaan, apakah sudah sesuai dengan teori dan praktek  pandangan atau persepsi umum, hal ini dilakukan oleh penelliti melalui diskusi kepada siswa – siswi kelas V SD GMIT Abangiwang.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa pada minat belajar siswa - siswi kelas V SD GMIT Abangiwang. sesuai dengan perhitungan ternyata dari 25 aspek yang ditanyakan dalam pengamatan anak dilapangan/tempat penelitian nominasi kriteria 1 sebanyak 55,56 % , masuk nominasi kriteria 2 sebanyak 21,56%, masuk nominasi krteria 3 sebanyak 13,33 %, masuk nominasi kriteria 4 sebanyak 6,22%  sedangkan kriteria 5 sebanyak 3,33%.Dengan demikian pengumpulan hasil akhir dari data yang diambil lewat minat siswa dalam penelitian ini sangat siknifikan.
4.3. MENJELASKAN ASPEK – ASPEK DIAGRAM LINGKARAN
Berdasarkan  pengamatan  pada  diagram  lingkaran  terlihat 25 aspek yang  dilakukan  dalam  Pembelajaran   PAK r meliputi  beberapa  hal  yang mendorong siswa- siswi  tertarik  belajar PAK dan  keseringan  bertanya teman tentang PAK terdapat beberapa aspek yaitu dapat dilihat pada diagram lingkaran di bawah ini:

1.      Apakah anda senang ketika guru menerangkan mata pelajaran PAK secara mendetail ?
                                                Diagram 1.
    
               
Berdasarkan diagram lingkaran  di atas penulis mengadakan pengamatan kepada delapan belas siswa-siswi di SD GMIT Abangiwang, ternyata kriteria pertama sampai dengan kriteria kelima, yang memeliki jumlah yang sangat besar adalah kriteria pertama kategori sanagat setuju (SS) dan didalamnyaa sudah terdapat lima indikator, sedangkan kriteria yang paling kecil adalah pada kriteria kedua kategori sangat tidak setuju (STS)









2.        Apakah anda senang ketika guru mengajar mata pelajaran PAK  dan memberikan tugas untuk anda kerjakan?

         Diagram 2.
                        

   Berdasarkan diagram lingkaran  di atas penulis mengadakan pengamatan kepada delapan belas siswa-siswi di SD GMIT Abangiwang, ternyata kriteria pertama sampai dengan kriteria kelima yang memiliki jumlah yang sangat besar adalah kriteria pertama dan didalamnyaa sudah terdapat lima indikator, sedangkan kriteria yang paling kecil adalah pada criteria kedua kategori Sangat tidak setuju(STS).










3.      Apakah anda merasa senang ketika guru menyuruh untuk berdiskusi dengan teman-teman tentang pelajaran PAK?
Diagram 3.
             

 Berdasarkan diagram lingkaran  di atas penulis mengadakan pengamatan kepada delapan belas siswa-siswi di SD GMIT Abangiwang, ternyata kriteria pertama sampai dengan kriteria kelima yang memiliki jumlah yang sangat besar adalah kriteria pertama dan didalamnyaa sudah terdapat lima indikator, sedangkan kriteria yang paling kecil adalah pada kriteria kurang setuju(KS), tidak setuju(TS), dan sangat tidak setuju(STS).






4.        Apakah anda merasa senang ketika guru memberikan waktu untuk anda mengajar berlangsung?
                                     Diagram 4.
   Berdasarkan diagram lingkaran  di atas penulis mengadakan pengamatan kepada delapan belas siswa-siswi di SD GMIT Abangiwang, ternyata kriteria pertama sampai dengan kriteria kelima yang memeliki jumlah yang sangat besar adalah kriteria pertama dan didalamnyaa sudah terdapat lima indikator, sedangkan kriteria yang paling kecil adalah pada kriteria kedua kategori tidak setuju (TS), dan Sangat tidak setuju(STS)




5.  Apakah merasa senang ketika guru menyuruh untuk belajar ?
                                                                     
            Berdasarkan diagram lingkaran di atas penulis mengadakan pengamatan kepada delapan belas siswa-siswi di SD GMIT Abangiwang, ternyata kriteria pertama sampai dengan kriteria kelima yang memeliki jumlah yang sangat besar adalah kriteria pertama dan didalamnyaa sudah terdapat enam indikator, sedangkan kriteria yang paling kecil adalah pada kriteria kedua kategori yaitu tidak setuju(TS), dan  Sangat tidak setuju(STS).







6.      Apakah dengan pembelajaran PAK anda merasa terdorong dan tertarik?
                                                              Diagram.6   
                                                                       
               Berdasarkan diagram lingkaran  di atas penulis mengadakan pengamatan kepada delapan belas siswa-siswi di SD GMIT Abangiwang, ternyata kriteria pertama sampai dengan kriteria kelima yang memeliki jumlah yang sangat besar adalah kriteria pertama dan didalamnyaa sudah terdapat enam indikator, sedangkan kriteria yang paling kecil adalah pada kriteria kedua kategori yaitu Sangat tidak setuju (STS).








7.      Apakah ada ketertarikan ketika mempelajari mata pelajaran PAK?.
Diagram 7.                                 
          Berdasarkan diagram lingkaran  di atas penulis mengadakan pengamatan kepada delapan belas siswa-siswi di SD GMIT Abangiwang, ternyata kriteria pertama sampai dengan kriteria kelima yang memeliki jumlah yang sangat besar adalah kriteria pertama dan didalamnya sudah terdapat lima indikator, sedangkan kriteria yang paling kecil adalah pada kriteria kedua kategori yaitu kurang setuju(KS), tidak setuju(TS), dan Sangat tidak setuju(STS)






 8. Apakah anda tertarik ketika guru mengajar menggunakan media pembelajaran?

Diagram 8
          
                        
            Berdasarkan diagram lingkaran  di atas penulis mengadakan pengamatan kepada delapan belas siswa - siswi di SD GMIT Abangiwang, ternyata kriteria pertama sampai dengan kriteria kelima yang memeliki jumlah yang sangat besar adalah kriteria pertama dan didalamnyaa sudah terdapat lima indikator, sedangkan kriteria yang paling kecil adalah pada kriteria kedua kategori yaitu Sangat tidak setuju (STS).





9.      Apakah dengan pembelajaran PAK anda merasa tertarik?
      Diagram 9.   
                                                                                    
            Berdasarkan diagram lingkaran di atas penulis mengadakan pengamatan kepada delapan belas siswa-siswi di SD GMIT Abangiwang, ternyata kriteria pertama sampai dengan kriteria kelima yang memeliki jumlah yang sangat besar adalah kriteria pertama dan didalamnyaa sudah terdapat lima indikator, sedangkan kriteria yang paling kecil adalah pada kriteria kedua kategori yaitu  kurang setuju(KS), tidak setuju(TS), dan Sangat tidak setuju(STS).






10. Apakah anda m erasa tertarik ketika guru menerangkan mata pelajaran PAK?
Diagram 10.
                                               
            Berdasarkan diagram lingkaran  di atas penulis mengadakan pengamatan kepada delapan belas siswa-siswi di SD GMIT Abangiwang, ternyata kriteria pertama sampai dengan kriteria kelima yang memeliki jumlah yang sangat besar adalah kriteria pertama dan didalamnyaa sudah terdapat lima indikator, sedangkan kriteria yang paling kecil adalah pada kriteria kedua kategori yaitu  kurang setuju(KS), tidak setuju(TS), dan Sangat tidak setuju(STS).







11.  Bagaimana keterlibatan anda dalam pembelajaran PAK ?
Diagram 11.   
     
Berdasarkan diagram lingkaran  di atas penulis mengadakan pengamatan kepada delapan belas siswa-siswi di SD GMIT Abangiwang, ternyata kriteria pertama sampai dengan kriteria kelima yang memeliki jumlah yang sangat besar adalah kriteria pertama dan didalamnyaa sudah terdapat lima indikator, sedangkan kriteria yang paling kecil adalah pada kriteria kedua kategori yaitu  tidak setuju(TS),  Sangat tidak setuju(STS).








 12.   Apakah anda merasa bahwa pelajaran PAK itu sangat penting untuk anda pelajari, maka itu anda diwajibkan untuk terlibat?
                                                             Diagram 12.
                           

Berdasarkan diagram lingkaran  di atas penulis mengadakan pengamatan kepada delapan belas siswa-siswi di SD GMIT Abangiwang, ternyata kriteria pertama sampai dengan kriteria kelima yang memeliki jumlah yang sangat besar adalah kriteria pertama dan didalamnyaa sudah terdapat lima indikator, sedangkan kriteria yang paling kecil adalah pada kriteria kedua kategori yaitu Sangat tidak setuju (STS)





13. Apakah anda selalu terlibat pada setiap jam pelajaran PAK?.
Diagram 13.
           
                                      
        Berdasarkan diagram lingkaran  di atas penulis mengadakan pengamatan kepada delapan belas siswa-siswi di SD GMIT Abangiwang, ternyata kriteria pertama sampai dengan kriteria kelima yang memeliki jumlah yang sangat besar adalah kriteria pertama dan didalamnyaa sudah terdapat lima indikator, sedangkan kriteria yang paling kecil adalah pada kriteria kedua kategori yaitu Sangat tidak setuju(STS).







14.  Apakah anda selalu terlibat dalam kelompok berdiskusi tentang pelajaran PAK ?                   
           
                    Diagram14.
                                                                                      
            Berdasarkan diagram lingkaran  di atas penulis mengadakan pengamatan kepada delapan belas siswa-siswi di SD GMIT Abangiwang, ternyata kriteria pertama sampai dengan kriteria kelima yang memeliki jumlah yang sangat besar adalah kriteria pertama dan didalamnyaa sudah terdapat lima indikator, sedangkan kriteria yang paling kecil adalah pada kriteria kedua kategori yaitu  kurang setuju (KS), tidak setuju (TS), dan Sangat tidak setuju(STS).







15.  Apakah anda selalu mengunjungi perpustakaan ketika ada tugas mata pelajaran PAK?

         Diagram 15.
               
            Berdasarkan diagram lingkaran di atas penulis mengadakan pengamatan kepada delapan belas siswa-siswi di SD GMIT Abangiwang, ternyata kriteria pertama sampai dengan kriteria kelima yang memeliki jumlah yang sangat besar adalah kriteria pertama dan didalamnyaa sudah terdapat lima indikator, sedangkan kriteria yang paling kecil adalah pada kriteria kedua kategori yaitu tidak setuju (TS),  Sangat tidak setuju(STS).






16.  Apakah anda ingin mempelajari mata pelajaran PAK ?
Diagram 16.
               

            Berdasarkan diagram lingkaran  di atas penulis mengadakan pengamatan kepada delapan belas siswa-siswi di SD GMIT Abangiwang, ternyata kriteria pertama sampai dengan kriteria kelima yang memeliki jumlah yang sangat besar adalah kriteria pertamadan didalamnyaa sudah terdapat lima indikator, sedangkan kriteria yang paling kecil adalah pada kriteria kedua kategori yaitu tidak setuju (TS),  Sangat tidak setuju(STS).






17.  Apakah  yang anda ingin lakukan setelah mempelajari mata pelajaran PAK?.
    Diagram 17   
               
  
Berdasarkan diagram lingkaran  di atas penulis mengadakan pengamatan kepada delapan belas siswa-siswi di SD GMIT Abangiwang, ternyata kriteria pertama sampai dengan kriteria kelima yang memeliki jumlah yang sangat besar adalah kriteria pertama dan didalamnyaa sudah terdapat lima indikator, sedangkan kriteria yang paling kecil adalah pada kriteria kedua kategori yaitu tidak setuju (TS),  Sangat tidak setuju(STS).








18.  Apakah yang anda kembangkan setelah dalam pembelajaran PAK?
                                                             Diagram 18                  
                                
                              
Berdasarkan diagram lingkaran  di atas penulis mengadakan pengamatan kepada delapan belas siswa-siswi di SD GMIT Abangiwang, ternyata kriteria pertama sampai dengan kriteria kelima yang memeliki jumlah yang sangat besar adalah kriteria pertama dan didalamnyaa sudah terdapat lima indikator, sedangkan kriteria yang paling kecil adalah pada kriteria kedua kategori yaitu tidak setuju (TS),  Sangat tidak setuju(STS).










19.  Apakah benar setelah mempelajari mata pelajaran PAK anda ingin menjadi garam dan terang dunia?
Diagram 19.       
                                     
   
Berdasarkan diagram lingkaran  di atas penulis mengadakan pengamatan kepada delapan belas siswa-siswi di SD GMIT Abangiwang, ternyata kriteria pertama sampai dengan kriteria kelima yang memeliki jumlah yang sangat besar adalah kriteria pertama dan didalamnyaa sudah terdapat lima indikator, sedangkan kriteria yang paling kecil adalah pada kriteria kedua kategori yaitu tidak setuju (TS),  Sangat tidak setuju(STS).











   20.  Apakah anda ingin berdiskusi dengan teman tentang pelajaran PAK?

Diagram 20
            


Berdasarkan diagram lingkaran  di atas penulis mengadakan pengamatan kepada delapan belas siswa-siswi di SD GMIT Abangiwang, ternyata kriteria pertama sampai dengan kriteria kelima yang memeliki jumlah yang sangat besar adalah kriteria pertama dan didalamnyaa sudah terdapat lima indikator, sedangkan kriteria yang paling kecil adalah pada kriteria kedua kategori yaitu Sangat tidak setuju(STS).







21.  Bagaimana dengan tanggungjawab anda ketika mempelajari mata pelajaran PAK ?  
                                   Diagram21   
                                 
Berdasarkan diagram lingkaran  di atas penulis mengadakan pengamatan kepada delapan belas siswa-siswi di SD GMIT Abangiwang, ternyata kriteria pertama sampai dengan kriteria kelima yang memeliki jumlah yang sangat besar adalah kriteria pertama dan didalamnyaa sudah terdapat lima indikator, sedangkan kriteria yang paling kecil adalah pada kriteria kedua kategori yaitu Sangat tidak setuju(STS).











22.  Apakah anda siap menerima tugas mata pelajaran PAK yang akan diberikan oleh guru untuk anda pelajari?
                                               Diagram 22                                                   
                                          
Berdasarkan diagram lingkaran  di atas penulis mengadakan pengamatan kepada delapan belas siswa-siswi di SD GMIT Abangiwang, ternyata kriteria pertama sampai dengan kriteria kelima yang memeliki jumlah yang sangat besar adalah kriteria pertama dan didalamnyaa sudah terdapat lima indikator, sedangkan kriteria yang paling kecil adalah pada kriteria kedua kategori yaitu tidak setuju(TS).








 23.   Apakah anda mampu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru PAK untuk anda kerjakan ?.              
Diagram 23.
          
                       
Berdasarkan diagram lingkaran di atas penulis mengadakan pengamatan kepada delapan belas siswa-siswi di SD GMIT Abangiwang, ternyata kriteria pertama sampai dengan kriteria kelima yang memeliki jumlah yang sangat besar adalah kriteria pertama dan didalamnyaa sudah terdapat lima indikator, sedangkan kriteria yang paling kecil adalah pada kriteria kedua kategori yaitu tidak setuju(TS).












24.  Apakah anda menganggap bahwa belajar tentang mata pelajaran PAK merupakan kewajiban?.
                                                                Diagram 24
                            
                                  
Berdasarkan diagram lingkaran  di atas penulis mengadakan pengamatan kepada delapan belas siswa-siswi di SD GMIT Abangiwang, ternyata kriteria pertama sampai dengan kriteria kelima yang memeliki jumlah yang sangat besar adalah kriteria pertama dan didalamnyaa sudah terdapat lima indikator, sedangkan kriteria yang paling kecil adalah pada kriteria kedua kategori yaitu sangat tidak setuju(STS).











25.  Apakah ada tanggungjawab anda setelah mempelajari mata pelajaran PAK?.
Diagram 25
            
         
 Berdasarkan diagram lingkaran  di atas penulis mengadakan pengamatan kepada delapan belas siswa-siswi di SD GMIT Abangiwang, ternyata kriteria pertama sampai dengan kriteria kelima yang memeliki jumlah yang sangat besar adalah kriteria pertama dan didalamnyaa sudah terdapat lima indikator, sedangkan kriteria yang paling kecil adalah pada kriteria kedua kategori yaitu kurang setuju(KS),tidak setuju(TS), dan sangat tidak setuju(STS).










4.3. Analisis Data melalui Pengamatan
Berdasarkan diagram lingkaran di atas, maka penulis menganalisis data melalui pengamatan dari 25 aspek yang sudah dimasukan ke dalam lima kriteria berdasarkan enam komponen yang ada dalam minat belajar siswa, maka penulis mengadopsi data tersebut secara ringkas, seperti pada diagram lingkaran di bawah ini
Diagram Kriteria Penilaian Terhadap Minat Siswa Mempelajari PAK
                                         
Keterangan:
Hasil Perhitungan setiap kriteria berdasarkan rumus di atas adalah sebagai berikut:
1.      Kriteria 1 kategori Sangat Setuju (SS)
SS= (266/450)X100%
SS= 59 %

2.      Kriteria 2 kategori Setuju (S)
S = (93/450)X 100%
 S = 21 %
3.      Kriteria 3 kategori Kurang Setuju (KS)
 KS = (54/450)X100%
 KS = 12 % 
4.      Kriteria 4 kategori Tidak Setuju (TS)
           TS =  (24/450) X 100%
           TS  = 5 %
5.      Kriteria 5 kategori Sangat Tidak Setuju (STS)
            STS = (13/450) X 100%
            STS = 3 %
            Dari analisa data sesuai dengan perhitungan di atas ternyata dari 25 aspek yang ditanyakan dalam pengamatan di lapangan/tempat penelitian nominasi kriteria 1 sebanyak 59 % , masuk nominasi kriteria 2 sebanyak 21 %, masuk nominasi krteria 3 sebanyak 12 %, masuk nominasi kriteria 4 sebanyak 5 %  sedangkan kriteria 5 sebanyak 3 %.








PEMBAHASAN
            Berdasarkan penyajiaan data di atas, penulis membahasnya  berdasarkan teori: Sardiman (2006:76), mengemukakan “minat merupakan kecenderungan seseorang kepada seseorang (biasanya disertai rasa senang), karena ia merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu. Jadi jelas bahwa minat akan selalu berkaitan dengan soal kebutuhan atau keinginan.
Poerwadarminta  (1986:332), mengemukakan keinginan adalah adanya hasrat untuk mengetahui dan mengerti sesuatu apabila apa bila siswa memiliki minat. Keinginan adalah hasrat yang aktif yang menyuruh kita agar cepat bertindak. Jadi kecenderungan itu adalah suatu sikap condong untuk melakukan perhatian yang aktif kepada suatu objek dengan keinginan dan kemauan yang berasal dari dalam diri siswa tersebut maka sikap siswa akan nampak kearah mana kesukaan hatinya. Apabila di implikasikan dalam belajar, aspek  ini merupakan sikap yang ditimbulkan oleh karena adanya minat terhadap suatu pelajaran. Sehingga dengan adanya minat terhadap pelajaran PAK maka  siswa nampak lebih cenderung mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Kristen.
Sardiman (2005:75) mengemukakan motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi kondisi tertentu, sehingga ia mau dan ingin melakukan sesuatu dan berusaha untuk meniadakan dan mengelakkan hal yang tidak disukai. Demikian halnya dengan belajar PAK, seorang guru PAK harus mampu memberikan motivasi kepada siswanya untuk mau belajar Pendidikan agama kristen.
Menurut Slameto (2003:56) “keaktifan jiwa objek  terhadap objek atau sekumpulan, maka untuk menjamin hasil belajar yang baik harus mempunyai perhatian terhadap apa yang dipelajari. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak suka lagi belajar. Jadi perhatian yang lebih besar terhadap pelajaran PAK timbul karena ia berminat terhadap pelajaran PAK tersebut.  
Dari penjelasan di atas menyatakan bahwa komponen-komponen minat sebagai dorongan yang kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya, dan jika minat itu terpenuhi maka seseorang akan mendapatkan kepuasan karena tujuannya telah tercapai dalam belajar.  
Menurut E Mulyasa(2003:35), indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda perbuatan dan respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik.Indikator juga dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan potensi daerah dan peserta didik dan juga dirumuskan dalam rapat kerja operasional yang dapat diukur dan diobservasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan alat penilaian.
         

Menurut Safari (2003), ada beberapa indikator minat belajar yaitu sebagai berikut:
1.    Perasaan Senang;
2.    Ketertarikan Siswa;
3.    Perhatian;
4.    Keterlibatan Siswa.
5.  Tanggung jawab siswa.
Indikator di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.    Perasaan Senang
Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap pelajaran ekonomi misalnya, maka ia harus terus mempelajari ilmu yang berhubungan dengan ekonomi. Sama sekali tidak ada perasaan terpaksa untuk mempelajari bidang tersebut.
2.    Ketertarikan Siswa
Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong siswa untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, atau bisa berupa pengalaman efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
3.    Perhatian Siswa
Perhatian merupakan konsentrasi atau aktifitas jiwa terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Siswa yang memiliki minat pada objek tertentu, maka dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.


4.    Keterlibatan Siswa
Ketertarikan seseorang akan sesuatu obyek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari obyek tersebut.
5.  Tangung jawab siswa.
Seorang siswa berkewajiban untuk mengikuti pendidikan, karena pendidikan  merupakan hal yang sangat penting bagi masa depan mereka dengan mengikuti peaturan, kewajiban yang merupakan tangung jawab yang berlaku di sekolah tersebut.
            Jawaban yang diperoleh dari 25 aspek yang dimasukan dalam diagram lingkaran seperti pada: kriteria 1 sebanyak 59 % , masuk nominasi kriteria 2 sebanyak 21 %, masuk nominasi krteria 3 sebanyak 12 %, masuk nominasi kriteria 4 sebanyak 5 %  sedangkan kriteria 5 sebanyak 3 %.  Dari ke 5 kriteria tersebut menyatakan bahwa ada ketertarikan siswa-siswi dalam mempelajari mata pelajaran PAK dan siswa-siswi mendominasi sangat setuju jika ada pelajaan PAK di SD GMIT Abangiwang,







BAB V
PENUTUP

5.1.     Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1.  Minat siswa mempelajari mata pelajaran PAK pada kelas V SD GMIT Abangiwang menunjukan pada kategori sedang.
2.      Dari analisa data sesuai dengan perhitungan di atas ternyata dari 25 aspek yang ditanyakan dalam pengamatan di lapangan/tempat penelitian nominasi kriteria 1 (Sangat Setuju) sebanyak 59 % , masuk nominasi kriteria 2 (Setuju) sebanyak 21%, masuk nominasi krteria 3 (Kurang Setuju) sebanyak    12 %, masuk nominasi kriteria 4 (Tidak Setuju) sebanyak 5 %  sedangkan kriteria 5 (Sangat Tidak Setuju)  sebanyak 3 %.
3.      Penelitian ini menyatakan bahwa ada ketertarikan siswa-siwi dalam mengikuti pelajaran PAK/minat siswa-siswi dalam mengikuti pelajaran PAK  dimana siswa-siswi mendominasi sangat setuju jika penggunaan pendekatan kontekstual pada pembelajaran PAK serta aplikasi demi sebuah pengenalan akan Tuhan Yesus Kristus sebagai sumber keselamatan,  merupakan hipotesis atau jawaban untuk sementara ini diterima sebagai jawaban dalam tujuan penelitian yang sudah dilakukan. Dari kesimpulan, penulis menyarankan agar guru harus meningkatkan kinerja melalui penciptaan suasana belajar yang lebih menarik, kondusif dan transparan.
5.2.    Saran    
               Beberapa hal yang ingin disampaikan melalui tulisan ini antara lain:       
a.       Kepada para siswa diharapkan selalu melibatkan diri dalam berbagai aktivitas rohani baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat. Selain itu disarankan agar belajar dengan lebih meningkat terus karena masa depan ditentukan dari apa yang dilakukan hari ini.
b.      Kepada peneliti berikutnya, khususnya yang meneliti minat siswa agar membahas lain yang berhubungan dengan masalah tersebut
c.       Para guru khususnya guru mata pelajaran PAK, agar guru harus melibatkan kinerja melalui suasana pembelajaran yang lebih menarik kondusif dan terbuka.








DAFTAR PUSTAKA


 Boehlke, Robert R. 1990. Tujuan Pendidikan Agama Kristen

Calvin, Robert R. Boehlke,2006. Pengertian Pendidikan Agama Kristen

Departemen Pendidikan Nasional, Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003; Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Depdiknas, 2003)

Gp Harianto,Pendidikan Agama Kristen dalam Alkitab dan dunia pendidikan masa kini,        (Yogyakarta :ANDI,2012),163-164

Hausen, Homrig E.G Dkk(2009).Pendidikan Agama Kristen.PT BPK Gunung Mulia.Jakarta.

Kartono, 2005. Faktor Yang Mempengaruhi Minat, Penerbit: BandungAlfabeta

Layola, 2004. Kebaktian Gerejawi, Edisi Ketiga, Liberty, Ytogyakarta

MPR RI No.11/1983 Tentang Garis-Garis Haluan Negara

Lase Jason, Pandidikan Agama Kristen, (Bandung: Bina  media Informasi, 2005.

Muliyasa, E. 2003. Minat Belajar Siswa, Pustaka Sinar Harapan. Jakarta

Nainggolan John M., Menjadi Guru Agama Kristen, Bandung:Gerakan Info Media, 2006.

Neugroho, 2003. Definisi Minat. (http:/www.Arrefik. tk. Email: a reefah @yahoo.com Dikutip tanggal 4 desember 2013

Safari, 2003.Indikator Minat Belajar, PT Salemba Empat Jakarta.

Sanjaya,Strategi Pembelaaran Berorientasi Standar Pendidikan Cetakan Ke-3, jakarta:Kencana Media Group.

Sardiman, 1986. Komponen-Komponen Minat Belajar Pendidikan Agama Kristen, Edisi ketiga, Liberty, Yogyakarta

Sardiman, 2005. Pengertian Motivasi, cetakan ketiga, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Slameto, 2003. Belajar dan faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta
Surya, Hendra, 1987. Rahasia Membuat Anak Cerdas dan Manusia Unggul, (PT Elex Media   Komputindo :  Jakarta), hal 27

Winatasahirin,identitas dan ciri khas pendidikan kristen, (Jakarta, BPK-BM, 2003),153

Winkel,WS..1991.Psikologi Pengaaran.Jakarta:Gramedia.

W.J.S Poewodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: CV. Rajawali 1986)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar