Jumat, 30 September 2016

konsep bahasa



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Bahasa menunjukkan identitas diri. Hadirnya bahasa menjadi suatu wujud peradaban komunitas masyarakat penuturnya. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana: 1983). 
Bahasa daerah merupakan aset budaya nasional yang keberadaannya perlu di lestarikan sebagaimana juga  ditegaskan  dalam GBHN (1983.21) bahwa “ Di daerah-daerah  yang mempunyai bahasa sendiri, bahasa itu akan dipelihara juga oleh negara”. Oleh karena itu, keberadaannya perlu kita hargai dan lestarikan sebagai aset budaya nasional yang memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri.
Penelitian fonetik  bahasa daerah terutama bunyi vokal dan konsonan bahasa yang ditinjau dari  analisis linguistik struktural belum banyak dilakukan oleh peneliti terdahulu, khususnya  penelitian bahasa daerah di Nusa Tenggara Timur. Peneliti mengambil salah satu bahasa daerah yang ada di kepulauan Nusa tenggara Timur yang sekarang ini keberadaannya hampir punah. Bahasa yang diambil adalah bahasa Sargang yang sekarang hidup dan berkembang di Kecamatan Pantar Timur Kabupaten Alor.
Kabupaten Alor sangat kaya dengan bahasa daerah. Berdasarkan  hasil penelitian Stokhof (1975) dalam Skripsinya Bonivasius Jella (2010 : 2) yang menggunakan metode leksiko-statistik dan keterangan dari informan/ penduduk, terdapat 13 bahasa daerah. Dari ke 13 bahasa daerah itu terdapat 36 dialek bahasa yang masih ada dan  yang masih hidup sampai sekarang  di Kabupaten Alor. Berdasarkan peta bahasa Stokhof, dari ke-13 bahasa dan ke-36 dialek bahasa tersebut terdapat 5 bahasa dan 10 dialek yang digunakan di pulau Pantar. Bahasa-bahasa dan dialek-dialek yang digunakan tersebut adalah yaitu bahasa  Lamma dialek Kolandana, bahasa Lamma dialek Mauta/Tubal, bahasa Lamma dialek Biangwala, bahasa Teiwa dialek Deing, bahasa Teiwa dialek Madar, bahasa Teiwa dialek Lebang, bahasa Teiwa dialek Sargang, bahasa Nedebang dialek Nedebang, bahasa Blagar dialek Bakalang, bahasa Blagar dialek Limarahing,  bahasa Blagar dialek Retta,  bahasa Blagar dialek Apuri, bahasa Blagar dialek Tereweng, bahasa Alor dialek Baranusa/Kabir. (lihat Stokhof 1975 : hal iv).
Berdasarkan  peta bahasa Stokhof  di atas, peneliti menggambil satu bahasa sebagai titik penelitan, bahasa yang menjadi sumber penelitian adalah bahasa Sargang. Yang secara fonologis segmental bahasa Sargang memiliki lima vokal dasar. Kelima vokal dasar tersebut ialah vokal tinggi depan [i], tinggi belakang [u], vokal madia depan [e], vokal madia belakang [o], dan vokal bawah [a], kelima vokal ini berdistriusi diawal tengah, dan akhir. Bahasa Sargang juga memiliki delapan belas konsonan dasar tersebut ialah /b/, /p/, /d/, /t/, /j/, /f/, /g/, /k/, /m/, /n/, /s/, /h/, /w/, /w/, /r/, /q/, dan /x/.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini untuk diungkapkan sebagai berikut.
1)      Bunyi-bunyi vokal apa sajakah yang terdapat dalam bahasa Sargang di Kecamatan Pantar Timur Kabupaten Alor ?
2)      Bagaimana proses pembentukan  bunyi vokal ?
3)      Bunyi-bunyi konsonan apa sajakah yang terdapat dalam bahasa  Sargang di Kecamatan Pantar Timur Kabupaten Alor ?
4)      Bagaimana proses pembentukan bunyi konsonan ?





1.3  Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini mempunyai beberapa tujuan yang ingin dicapai penulis, yaitu sebagai berikut.
1)      Untuk mendeskripsikan bunyi  vokal yang terdapat dalam bahasa Sargang di Kecamatan Pantar Timur Kabupaten Alor.
2)      Untuk mendeskripsikan proses fonetis vokal yang terdapat dalam bahasa saragang di Kecamatan Pantar Timur Kabupaten Alor.
3)      Untuk mendeskripsikan bunyi konsonan yang terdapat dalam  bahasa Sargang di Kecamatan Pantar Timur Kabupaten Alor.
4)      Untuk mendeskripsikan proses fonetis konsonan yang terdapat dalam bahasa Sargang di Kcamatan Pantar Timur Kabupaten Alor.
1.4  Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun praktis.
1.4.1        Manfaat Teoretis
1)      Selain itu dapat memberikan sumbangan pemikiran dan tolok ukur kajian pada penelitian yang lebih lanjut.
2)      Diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan tentang bahasa Sargang  kepada masyarakat penutur yang tinggal di Pantar.
1.4.2        Manfaat Praktis
1)      Bagi siswa diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan tentang bahasa Sargang yang ada di Pantar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat di temukan strategi dan langkah-langkah yang tepat dalam bimbingan belajar, sehingga akan bermanfaat dan memudahkan bagi siswa dalam mengembangkan pengetahuan yang ada serta menambah wawasan tentang bahasa  Sargang yang ada di Pantar.
2)      Bagi guru penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru, guna meningkat kemampuannya dalam proses pembelajaran.

1 komentar: