Rabu, 02 November 2016

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN


LAPORAN PELAYANAN DAN KEUANGAN UPP PEMUDA JEMAAT IMANUEL ADIABANG TAHU LAYANAN 2015

BAB I
PENDAHULUAN

Segala puji dan syukur patut kami pantatkan kehadirat Tuhan yesus kristus sebagai Tuhan dan kepala Gereja,Karena atas Pimpinan , penyertaan dan perlindungannya bagi kita dalam melaksanakan semua Tugas dan Pelayanan kita.seiring dengan itu pula patut kita menyatakan Syukur atas semua yang telah diberikan olehnya, sehingga tak terasa pula kita di hentarkan Tuhan dalam melewati satu Tahun pelayanan yakni Tahun 2015 .
Dalam rasa keterpanggilannya selama Satu Tahun layan yang telah kita lewati ini,mengasuh pemuda untuk menyatakan peran dan tanggungjawabnya sebagai tulang punggung pemilik pemilik gereja.pemuda dalam menyatakan peran tugas dan Tanggungjawab yang baru diemban merasa ada begitu banyak kekurangan yang perlu di kenal secara bersama sama. Tentu dalam persidangan kali ini, diharapkan Turut persidangan dapat mengevaluasidan mengangkat berbagai program pelayanan untuk dilaksanakan dalam Tahun layan 2016 ini.Disamping itu pula ada berbagai kekurangan dan kelemahan yang dapat kami infomasikan dalam persidangan terhormat ini adalah :
-          Anggota kaum pemuda semakin berkurang ,Hal ini diharapkan agar  peran serta orang tua dalam memberikan pemikiran yang  positif bagi anaknya untuk melibatkan diri dalam kegiatan kegiatan kepemudaan.
-          Pemuda lebih cenderung mencari uang diluar daripada melibakan diri dalam mengikuti kegiatan kegiatan usaha dana bagi kepentingan pelayanan pemuda.
Disamping itu juga ada begitu banyak kelemahan kelemahan yang dikenal karena peran pemuda sangat penting dalam gereja baik di tingkat jemaat maupun ditingkat klasis . sementara di tahun 2016 ini ada kegiatan kaum pemuda tingkat klasis dan juga tingkat sinode yang akan dilaksanakan di Tribuana Alor, tentu kegiatan kegiatan ini membutuhkan dana dan keikut sertaan pemuda dalam kegiatan tersebut.Untuk itu maka dalam laporan pelayanan ini dapat kami infomasikan untuk meminta dukungan dan peran serta orang tua dalam kegiatan kegiatan kepemudaan.


                                                            BAB II

                             PELAKSANAAN PROGRAM PELAYANAN

Berdasarkan keputusan persidangan jemaat di tahun 2015 pemuda dengan satu butir program pelayan yang ditetapkannya dilaksanakan yaitu keorganisasi badan pengurus . kaum pemuda program pelayanan ini telah dilaksanakan dan telah terbentuklah badan pengurus UPP yang baru.untuk periode 2015-2019.dengan demikian maka untuk tahun 2015 tidak ada program pelayanan yang diangkat selain pembentukan badan pegurus ,maka daalam laporan ini kami hanya melaporkan beberapa kegiatan yang sudah diaksanakan yatu:
-          Usaha penggalangan dana dalam jemaat sebanyak 3x kegitan  dengan dana yang diperoleh sebesar Rp . 2 .370.000 dana telah serahkan kebendahara gereja untuk kepentingan pelayanan.kaum pemuda dan jemaat.
-          Kegitan ibadah kaum pemuda, kegiatan ini dilaksanakan secara rutin dalm satu minggu satu kali pada anggota sebanyak 37 x ibadah dengan jumlah dana kelokte sebesar RP. 1.549.000
-          Selain, pemuda telah mendapatkan sumbangan dari Ibu keta majeis berupabaju kaos seragam pemuda untuk penggalangan dana.di kalangan kaum pemuda Imanuel Adiabang.dana tersebut sebagian pada kas kaum pemuda dan sebagian pada kas jemaat dana tersebut  semuanya sudah diserahkan bendahara pemuda ke bendahara gereja
-          Kegiatan menyongsong perayaan Natal yang tela kita lewati,ada kegiatan yang dilaksanakan adalah permainan oratorium dengan judul liling liling terakhir .
Demikian beberapa kegiatan yang dapat kami sampaikandalam persidangan terhormt ini,dan kami telah membuka diri untuk  melaksanakan progam pelayanan dilingkup jemat dan klasis.


                                                             BAB III

                                                           PENUTUP

Sesungguhnya apa yang disampaikan dalam laporan ini menjadi satu kewajiban bagi kita,karena dengan laporan pelayanan ini kita dapat melihat akan peran tugas dan tanggungjawab kita selama satu pelayanan dan juga sebagai bahan informasi untuk diketahui secara bersama . ini sebuah informasi berarti ada kelemahan itu menjadi kelemahan kita,dan ada kelebihan adalah merupakan kelebihan kita,karena yang sampaikan itu adalah semata mata dari,oleh dan untuk kita dalam mengangkat pekerjaan Tuhan demi kemuliaan namanya.dan akhirnya . camkankanlah ini Takut akan Tuhan itulah hikmat dan jauhkan kejahatan itulah akal budi”

                   Syalom.


                                                            BP.UPP.PEMUDA
                                                     IMANUEL ADIABANG
                                                                     2016


PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN PAK PADA SISWA SD


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan wadah yang siap mengahasilkan manusia menjadi berkat bagi lingkungan dimana manusia itu diproses bahkan menjalar kapan dan dimanapun manusia itu berada dan beraktivitas menuju kearah yang lebih potensial, sebagai pelaku sebuah kemajuan positif bagi bangsa dan negara dimana manusia itu berada.
Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232 , Pendidikan berasal dari kata “didik”, Lalu kata ini mendapat awalan kata “me” sehingga menjadi “mendidik” artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Guru yang Agung adalah Tuhan Yesus, dalam Lukas 8:46 b: …., berkatalah Petrus: “ Guru, orang banyak mengerumuni dan mendesak Engkau”  Dalam matius 11:1 menyatakan: “Setelah Yesus selesai berpesan kepada kedua belas murid – Nya, pergilah Ia dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota – kota mereka”
Yesus Kristus terus mengajar dengan giat kepada semua orang dengan berbagai konsep dan strategi dalam beberapa perumpamaan: Perumpamaan tentang biji sesawi (Markus 4:30-34), perumpamaan tentang penggarap penggarap kebun anggur (Matius 21:33-46), perumpamaan tentang domba yang hilang (Lukas 15:1-7) dan juga ajaran yang wajib untuk kita jalani dan teladani seperti : “Yesus membasuh kaki murid – murid – Nya (Yohanes 13:1-20)
Pendekatan – pendekatan yang Yesus sampaikan merupakan strategi dan konsep untuk manusia dapat memahami hal – hal yang berhubungan dengan kerajaan surga. Pendekatan yang diterapkan dalam ajaran-Nya adalah contoh – contoh kongrit yang mudah dipahami oleh manusia.Hal yang menjadi pembelajaran ialah semangat melayani dan memberitakan Injil berdasarkan kehendak Bapa-Nya. Yesus menjadi contoh dimana, Ia membasuh kaki murid-murid-Nya, bertanda murid-murid-Nya juga wajib mengasihi sesamanya.
Guru merupakan faktor ekstrinsik yang harus mampu menimbulkan semangat belajar secara individu dan memberikan arah serta motivasi untuk pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut Samsu Yusuf (1993: 14) mengemukakan bahwa bila guru menggunakan waktunya di kelas untuk membangkitkan motivasi siswa, berarti waktu itu telah diinvestasikan kepada hal yang bermakna bagi masa depan siswa.
Selain sebagai motivator, seorang guru tidak terlepas dari tugasnya untuk menyampaikan materi pelajaran, hal itu merupakan salah satu kegiatan guru dalam proses belajar mengajar. Agar dalam proses belajar mengajar tercipta keberhasilan, maka seorang guru harus bisa membangkitkan minat belajar peserta ajar (pebelajar).
Pentingnya membangkitkan minat dan keinginan pada proses belajar mengajar khususnya pada bidang studi Pendidikan Agama Kristen tidak dapat dipungkiri, karena dengan mebangkitkan minat yang terpendam dan menjaganya dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa akan menjadikan siswa itu lebih giat lagi belajar.
Begitu pentingnya pendidikan bagi manusia maka perlu diakui secara bersama bahwa dengan adanya pendidikan maka proses pendidikan terhadap manusia dengan sendirinya sudah membawakan manusia secara langsung dan juga secara tidak langsung untuk belajar menggapai suatu perubahan positif dimana manusia berusaha untuk memperoleh pengetahuan dan kecerdasan, serta manusia dituntut untuk mengembangkan kemampuan sikap dan tingkah lakunya dalam setiap perwujudan aktivitas baik itu dilingkungan masyarakat kelas bawah, menengah dan juga merakit pada jenjang masyarakat tingkat atas.
Pendekatan kontekstual merupakan  suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke Permasalahan/ konteks lainnya.
Penggunaan Pendekatan kontekstual merupakan  konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong pembelajar membuat hubungan antara materi yang diajarkannya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat .Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlansung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil.
Pendekatan kontekstual ini akan mengarah pada pembelajaran PAK . Arah sasaran dari pembelajaran ini pada prinsipnya mengarah kepada latihan yang sesuai dengan kontektual terotik pada setiap ajang latihan atau pembelajaran di sekolah.
Sesuai dengan koteksi asumsi diatas , maka penulis berpendapat bahwa seharusnya seorang guru dituntut untuk berkreativitas dalam penyampaian materi pada proses kegiatan belajar mengajar pada pelajaran pendidikan jasmani khususnya memotivasi kepada siswa terhadap keunggulan setiap kegiatan olahraga. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul : “PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN PAK PADA SISWA SD INPRES PADANG TENGGARA (Studi : Siswa SD Inpres Padang Tenggara Desa Merdeka Kecamatan Pantar Timur Kabupaten Alor )”







B.     Indentifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, adapun identifikasi masalah  dalam penelitian ini adalah:
1.      Keadaan Siswa terhadap kegemaran olahraga PAK  Pada siswa  kelas VI SD Inpres padang tenggara
2.      Mencari tahu pemahaman Guru terhadap Penggunaan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran PAK  pada siswa   kelas VI SD Inpres padang tenggara.
C.    Batasan Masalah
Agar penulisan ini tidak keluar dari permasalahan maka di batasi masalahnya pada: Penggunaan pendekatan kontekstual dalam Pembelajaran PAK Pada siswa SD Inpres Padang Tenggara?

D.    Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut: Bagaimana Penggunaan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran PAK Pada siswa kelas VI  SD Inpres Padang Tenggara

E.     Tujuan Dan Kegunaan
1.      Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini adalah Peneliti ingin mengetahui keefektifan Penggunaan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran PAK Pada siswa kelas VI  SD Inpres Padang Tenggara
2.      Kegunaan
1.      Bagi sekolah tempat penelitian, sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan dan  penyempurnaan program pengajaran penjas
2.      Dapat Dijadikan suatu gambaran bagi SD Inpres Padang Tenggara Tahun ajaran 2016/2017 yang bersangkutan untuk lebih meningkatkan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran PAK Pada siswa kelas VI  SD Inpres Padang Tenggara
F.        Defenisi Operasional Konsep
Hakikat pembelajaran adalah suatu sistem belajar yang terencana dan sistematis dengan maksud agar proses belajar seseorang atau kelompok orang dapat berlangsung sehingga terjadi perubahan, yakni meningkatkan kompetensi pembelajar tersebut. Karena itu, guru sebagai ujung tombak dalam pembelajaran seharusnya berusaha menciptakan sistem lingkungan atau kondisi yang kondusif agar kegiatan belajar dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Belajar memiliki tiga atribut pokok ialah: Belajar merupakan proses mental dan emosional atau aktivitas pikiran dan perasaan, Hasil belajar berupa perubahan perilaku, baik yang menyangkut kognitif, psikomotorik, maupun afektif , dan Belajar berkat mengalami, baik mengalami secara langsung maupun mengalami secara tidak langsung (melalui media). Dengan kata lain belajar terjadi di dalam interaksi dengan lingkungan. (lingkungan fisik dan lingkungan sosial). Dapat disimpulkan secara umum bahwa Belajar adalah sebuah proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku seseorang atau subyek belajar.
Guru merupakan faktor ekstrinsik yang harus mampu menimbulkan semangat belajar secara individu dan memberikan arah serta motivasi untuk pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut Samsu Yusuf (1993: 14) mengemukakan bahwa bila guru menggunakan waktunya di kelas untuk membangkitkan motivasi siswa, berarti waktu itu telah diinvestasikan kepada hal yang bermakna bagi masa depan siswa.
Selain sebagai motivator, seorang guru tidak terlepas dari tugasnya untuk menyampaikan materi pelajaran, hal itu merupakan salah satu kegiatan guru dalam proses belajar mengajar. Agar dalam proses belajar mengajar tercipta keberhasilan, maka seorang guru harus bisa membangkitkan minat belajar peserta ajar (pebelajar).
Pentingnya membangkitkan minat dan keinginan pada proses belajar mengajar khususnya pada bidang studi Pendidikan Agama Kristen tidak dapat dipungkiri, karena dengan mebangkitkan minat yang terpendam dan menjaganya dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa akan menjadikan siswa itu lebih giat lagi belajar.
Sejalan dengan itu, Abu Ahmadi (1997: 111) mengemukakan bahwa barang siapa yang bekerja berdasarkan minat dan motivasi yang kuat, ia tidak akan merasa lelah dan tidak cepat bosan. Oleh karena itu, guru perlu meningkatkan dan memelihara memelihara minat belajar siswa dengan tujuan pencapaian keberhasilan pada proses belajar mengajar yang maksimal.
Selain meningkatkan minat belajar siswa dalam proses belajar mengajar, guru juga bertugas memperhatikan kegiatan yang di lakukan oleh siswa baik itu yang dilakukan di dalam lingkungan sekolah ataupun di dalam lingkungan masyarakat. Karena seorang guru selain bertugas menyampaikan bahan ajaran juga bertugas sebagai orang tua yang mengasuh, memperhatikan, serta menjaga siswanya.
Interaksi sosial yang dilakukan oleh siswa akan sangat berpengaruh terhadap prestasi yang akan dicapai olehnya, karena lingkungan sosial sangat berperan aktif dalam pembentukan karakter seseorang.




D AFTAR PUSTAKA


Bafaal, Ibrahim, 2003.Seri Menajemen Penidikan Mutu Penidikan Berbasis Sekolah, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori an Aplikasi, Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet.
Sayuti Sahara.2000. PAK. Depdikbud. UT.Jakarta
Suyanto,2007.Ilmu Pendidikan dan Aplikasi. Jakarta: IMTIMA,
Amirul Hadi dan Haryono, 2005.  Metode Penelitian: Jakarta: Depdikbud












PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN PAK
PADA SISWA SD INPRES PADANG TENGGARA
( Studi : Siswa kelas VI SD Inpres Padang Tenggara Desa Merdeka Kecamatan Pantar Timur Kabupaten Alor)



Nama               : Urbanus Blegur
Nim                 : 6151042




PRGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN TEOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRIBUANA KALABAHI
KALABAHI
2016


LEMBARAN PERSETUJUAN




USULAN TOR( TERM OF REFERENCE) ini telah disetujui oleh:










Menyetujui
Dosen Pembimbing I

 ....................................

Dosen Pembimbing II

...................................
        Mengetahui
                                          Ketua Program Studi IPT
                                      
                                         Popy Lapenangga,M. Si       
                                         NIDN: