BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan
merupakan wadah yang siap mengahasilkan manusia menjadi berkat bagi lingkungan
dimana manusia itu diproses bahkan menjalar kapan dan dimanapun manusia itu
berada dan beraktivitas menuju kearah yang lebih potensial, sebagai pelaku
sebuah kemajuan positif bagi bangsa dan negara dimana manusia itu berada.
Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232,
Pendidikan berasal dari kata “didik”,
Lalu kata ini mendapat awalan kata “me”
sehingga menjadi “mendidik” artinya memelihara
dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya
ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Begitu
pentingnya pendidikan bagi manusia maka perlu diakui secara bersama bahwa
dengan adanya pendidikan maka proses pendidikan terhadap manusia dengan
sendirinya sudah membawakan manusia secara langsung dan juga secara tidak
langsung untuk belajar menggapai suatu perubahan positif dimana manusia
berusaha untuk memperoleh pengetahuan dan kecerdasan, serta manusia dituntut
untuk mengembangkan kemampuan sikap dan tingkah lakunya dalam setiap perwujudan
aktivitas baik itu dilingkungan masyarakat kelas bawah, menengah dan juga
merakit pada jenjang masyarakat tingkat atas.
Pendidikan
merupakan sistem kerja yang saling terkait antara komponen yang satudengan
lainnya. Bila selama ini guru selalu menjadi sorotan sekaligus ujung
tombakpelaksanaan pendidikan di berbagai jenjang, sebenarnya masih ada komponen
lain yangharus diberdayakan dalam aplikasi pendidikan di lapis bawah yaitu
peran kepala sekolah. Kinerja guru dalam mengabdikan dirinya sebagai
pemecahannya,sehingga tidaklah mengherankan jika hampir setiap bangsa
telahmenempatkan masalah pendidikan dalam suatu tempet yang utama.Namun
demikian, upaya untuk melaksanakan pencapaiannya yakni mencapai
tujuanpendidikan yang dikehendaki, hal itu harus diikuti dengan prinsip-prinsip
yang telahdikembangkan serta teruji kebenarannya sehingga prinsip-prinsip
itupun kiranya akanmendasari pemecahan masalah baik dalam hal kebijakannya yang
akan tercermin dalamperencanaan pendidikan atau dalam perencanaan kurikulum
maupun dalam hal-hal yanglebih operasional, yang dapat kita tinjau di sekolah
atau di kelas sebagai lembaga yangmelaksanakan pendidikan secara
formal.Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan adalah tantangan yang paling
penting dalampembangunan pendidikan .Sentralisasi dalam manajemen atau
pengelolaan pendidikantelah menyebabkan kurang berkembangnya kemampuan daerah
untuk mengatur danmengelola berbagai urusan pendidikan daerah
masing-masing.Tantangan pembangunan pendidikan dasar adalah: a) Pemerataan dan
mutu adalah bagaimana mensinkronkan antara pemerataan dan mutusebagai sasaran
yang dapat dicapai secara simultan dan saling mengisi. b) Kualitas dan
relevansi pendidikan,tantangan yang dihadapi adalah bagaimanamemperbaiki dan
meningkatkan kualifikasi, kemampuan dan kesejahteraan guru, sertakepala sekolah
sebagai factor yang mempengaruhi secara langsungterhadap mutu pendidikan,
penyempurnaan kurikulum agar lebih fleksibel, melengkapisarana dan prasarana
pendidikan, mengoptimalkan pendayagunaan sumberdayapendidikan agar lebih
efisien. c) Penataan manajemen pendidikan dasar, tantangan yang dihadapi adalah
bagaimanamelakukan pembaharuan organisasi dan manajemen pendidikan dalam rangka
efesiensidan efektifitas ,serta otonomi pengelolaan pendidikanPeningkatan mutu
dan relevansi pendidikan adalah tantangan yang paling penting dalampembangunan
pendidikan. Sentralisasi dalam manajemen atau pengelolaan pendidikantelah
menyebabkan kurang berkembangnya kemampuan daerah untuk mengatur danmengelola
berbagai urusan pendidikan daerah masing-masing.Tantangan pembangunan
pendidikan dasar adalah: a) Pemerataan dan mutu adalah bagaimana mensinkronkan
antara pemerataan danmutu sebagai sasaran yang dapat dicapai secara simultan
dan saling mengisi. b). Kualitas dan relevansi pendidikan, tantangan yang
dihadapi adalah bagaimanamemperbaiki dan meningkatkan kualifikasi, kemampuan
dan kesejahteraan guru, sertakepala sekolah sebagai factor yang mempengaruhi
secara langsung terhadap mutupendidikan, penyempurnaan kurikulum agar lebih
fleksibel, melengkapi sarana dan
prasarana pendidikan, mengoptimalkan pendayagunaan sumberdaya pendidikan
agarlebih efisien. c). Penataan manajemen pendidikan dasar, tantangan yang
dihadapi adalah bagaimanamelakukan pembaharuan organisasi dan manajemen
pendidikan dalam rangka efesiensidan efektifitas ,serta otonomi pengelolaan
pendidikan berdasarkan kewenangan pusat dandaerah.Dalam pengertian ini
sebenarnya begitu banyak masalah yang timbul dalam duniapendidikan yang
menyangkut manusia sebagai subyek dan sebagai obyek pendidikan itusendiri.
Proses perubahan sikap manusia yang dipengaruhi oleh manusia lainnya
itusebenarnya memerlukan suatu pengkajian yang cermat dalam pengajar dan
pendidikterkait erat dengan kondisi lingkungan sekaligus figure kepala sekolah
yang menjadi atasannya.
Kegiatan Pembelajaran Penjas tidak
terlepas dari pengawasan terhadap kinerja guru, salah satu metode yang sering
digunakan adalah melalui media kontrol yang biasa disebut supervisi.
Secara
sematik Supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa
bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan
peningkatan mutu mengajar dan belajar dan belajar pada khususnya.
Orang yang melakukan supervise disebut supervisor. Dibidang pendidikan
disebut supervisor pendidikan. Menurut keputusan menteri pendidikan dan
kebudayaan nomor 0134/0/1977, temasuk kategori supervisor dalam pendidikan
adalah kepala sekolah, penelik sekolah, dan para pengawas ditingkatkan
kabupaten/kotamadya, serta staf di kantor bidang yang ada di tiap provinsi.
Mulyasa
(2006) supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang
berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi modern diperlukan
supervisor khusus yang lebih independent,
dan dapat meningkatkan obyektivitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugas.
Jika
supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu melakukan
berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga
kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan
pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan
pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para tenaga
kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam
melaksanakan pekerjaannya
Kegiatan
serupa yang dahulu banyak dilakukan adalah Inspeksi, pemeriksaan, pengawasan
atau penilikan. Dalam konteks sekolah sebagai sebuah organisasi pendidikan,
supervisi merupaka bagian dari proses administrasi dan manajemen. Kegiaan
supervisi melengkapi fungsi-fungsi administrasi yang ada di sekolah sebagai
fungsi terakhir, yaitu penilaian terhadap semua kegiatan dalam mencapai tujuan.
Dengan supervisi, akan memberikan inspirasi untuk bersama-sama menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan dengan jumlah lebih banyak, waktu lebih cepat, cara lebih
mudah, dan hasil yang lebih baik daripada jika dikerjakan sendiri. Supervisi
mempunyai peran mengoptimalkan tanggung jawab dari semua program. Supervisi
bersangkut paut dengan semua upaya penelitian yang tertuju pada semua aspek
yang merupakan factor penentu keberhasilan. Dengan mengetahui kondisi
aspek-aspek tersebut secara rinci dan akurat, dapat diketahui dengan tepat pula
apa yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas organisasi yang bersangkutan.
Berdasarkan
asumsi di atas maka peneliti akan memaparkan data awal yaitu untuk kabupaten
Belu Pengawas terbagi lagi dalam beberapa bagian sebagai berikut: Kordinator
Pengawas mata terdiri dari 1 orang, Kordinator perumus
untuk SD sampai SMA biasa disebut PKSD ada 6 orang, dan juga 6 orang tersebut
juga langsung memantau KBM pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani. Sesuai
dengan observasi awal biasanya kegiatan supervisi dilakukan kurang lebih 2 kali
dalam setahun. Fakta yang didapati
menjadi evaluasi bersama adalah tahap perencanaan kebanyakan kurang tepat dan sering
terbuai dengan metode lama kadang tidak mengikuti perkembangan zaman; tahap aksi
atau pelaksanaan tindakan dimana terkadang guru monoton dan kaku serta kebanyakan
guru penjas tidak fleksibel terhadap situasi dan kondisi; tahap
pengamatan
dimana Guru penjas kurang memantau keadaan siswa saat KBM atau praktek
Pendidikan jasmani dilapangan, tahap evaluasi dan refleksi/umpan
balik dimana
umpan balik yang dilakukan guru terhadap siswa terkadang sulit dimengerti oleh
siswa, umpan balik yang kurang tepat sasaran. Hal-hal yang akan dilakukan
oleh supervisior yaitu: Controlling
adalah memeriksa
apakah semuanya dijalankan sebagaimana mestinya; Correcting
adalah memeriksa
apakah semuanya sesuai dengan apa yang telah ditetapkan/digariskan; Judging :
mengandili dalam arti memberikan penilaian atau keputusan sepihak ;Directing adalah pengarahan, menentukan ketetapan/garis Demonstration
: memperlihatkan bagaimana mengajar yang baik.
Berdasarkan
latar belakang di atas maka penulis mengambil judul penelitian: “ PERANAN PENGAWAS DALAM SUPERVISI
PENGAJARAN PENJAS PADA SMA KRISTEN
ATAMBUA”.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Dalam penelitian nantinya, masalah yang akan dibahas
berhubungan dengan tugas kepala sekolah dan atau
pengawas dalam supervisi pada kabupaten
Belu dalam pelaksanaan supervisi kelas,
agar diperoleh suatu pemahaman yang lebih dalam tentang tema yang diambil maka penulis akan menekankan
pada tiga pokok permasalahan. Permasalahan yang akan dirumuskan
sebagai berikut : Sampai
dimanakah peran Pengawas/Kepala sekolah sebagai supervisor? Bagaimanakah fungsi Pengawas/ Kepala
sekolah sebagai supervisor? Sejauh
manakah profesionalisme Pengawas/Kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi?
1.3. BATASAN
MASALAH
Untuk lebih menfokuskan pembahasan
pada pokok permasalahan maka penulis member batasan tentang Pengawas/ Kepala sekolah sebagai supervisor,
yang meliputi tiga halberikut :
1.
Efek
tingkah laku guru sebagai akibat dari peran Pengawas/ KepalaSekolah sebagai
supervisor
2.
Fungsi
Pengawas/ Kepala sekolah sebagai supervisor
3.
Profesionalisme
Pengawas / Kepala sekolah dalam melaksanakansupervisi.
1.4. TUJUAN
Adapun yang akan menjadi tujuan dalam penelitian adalah:
1.
Untuk
mencari tahu Model dan Supervisi Pembelajaran yang dilakukan
pada
2. Untuk mengetahui hal –hal yang
akan menjadi terobosan di bidang Supervisi
Pembelajaran yang dilakukan oleh pihak supervisior dan langkah apa
yang dilakukan sebagai upaya perbaikan pembelajaran mata pelajaran penjas di
1.5.
MANFAAT DAN KEGUNAAN
Manfaat dan
kegunaan dalam penelitian ini adalah :
1.
Dapat
mengetahui pengertian Supervisi (kepengawasan)
2. Dapat mengetahui fungsi kepala sekolah sebagai
supervisor.
3. Dapat mengetahui Ciri-ciri
supervisor yang baik.
4. Dapat mengetahui pengertian
profesionalisme kepela sekolah sebagai supervisor.
5. Dapat mengetahui tugas-tugas
supervisor.
1.6. DEFENISI OPERASIONAL KONSEP
Pendidikan
jasmani pada dasarnya merupakn sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan
kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani (Soepartono,2000)
Bagian
dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek
kesehatan, kebugaran, ketrampilan berpikir krutis, stabilitas
emosional,ketrampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas
jasmani dan olahraga. Nadisah (1992) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani
adalah bagian dari pendidikan (secara umum) yang berlangsung melalui aktivitas
yang melibatkan mekanisme gerak tubuh manusia dan menghasilakan pola-pola
perilaku yang bersangkutan.
Dalam
pengajaran penjas perlu dikaji kemampuan guru penjas, untuk mengukur sekaligus
mengawasinya biasanya dilakukan supervisi.