RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah :
Mata Pelajaran : PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
Kelas / Semester : X/1
Alokasi Waktu / Pertemuan : 3 X 45 Menit / (satu (1) kali pertemuan)
A.
KOMPETENSI INTI (KI)
K1
|
:
|
Menghayati
dan mengamalkan ajaran agama yang dianut
|
K2
|
:
|
Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleransi,
damai), santun, responsive, pro – aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
|
K3
|
:
|
Memahami,
menerapka, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, procedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
|
K4
|
:
|
Mengelola, menalar, dan menyaji dalam ranah
kongkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
|
B.
KOMPETENSI
DASAR (KD) DAN INDIKATOR
Kompetensi
Dasar (KD)
|
Indikator
|
3.1. Menganalisis ciri – ciri pribadi yang terus berumbuh menjadi
dewasa
|
3.1.1.
Menjelaskan pertumbuhan intelektual
3.1.2.Mengidentifikasi 4
(empat) aspek pertumbuhan intelektual
3.1.3. Menganalisis 4 (empat)
aspek pertumbuhan intelektual
3.1.4 Mengemukakan 4 (empat)
aspek pertumbuhan intelektual
3.2.5.
Mengkaji dengan menggunakan beberapa sumber dilandasi oleh pertumbuhan
intelektual yang membangun
|
4.2.1.
Menjelaskan pengertian manusia sebagai makhluk sosial
4.2.2. Menyebutkan 6(enam) ciri
pribadi dewasa dalam aspek sosial
4.2.3. Merumuskan
kesimpulan tentang pertumbuhan sebagai makhluk sosial.
|
|
5.2.1.
Menjelaskan pengertian emosi
5.2.2.
Menyebutkan 4 (empat) ciri emosional pribadi
5.2.3. Menjelaskan
manfaat dari ketajaman emosional
|
C.
MATERI PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama (1)
⇔
Pengertian Pertumbuhan intelektual
⇔ Empat (4) aspek pertumbuhan intelektual
Pertemuan kedua (2)
⇔Pengertian manusia sebagai makhluk sosial
⇔ Enam (6) ciri pribadi dewasa dalam aspek sosial
⇔ Pengertian emosi
⇔ Empat (4) ciri emosional pribadi dewasa
⇔ Manfaat ketajaman emosional
D.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama
(I)
Kegiatan
|
Sintak model Pembelajaran
|
Deskripsi
|
Alokasi
|
Pendahuluan
|
1. Guru dan siswa mengawali pelajaran dengan
membaca Firman Tuhan dan doa oleh guru
2. Guru mengabsen siswa
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai
4. Guru menyampaikan metode dan model pembelajaran yang akan digunakan
dalam kegiatan pembelajaran
5. Guru menanyakan tugas yang disiapkan oleh
peserta didik
6. Peserta didik membentuk kelompok diskusi
7. Guru memberikan lembar kerja diskusi
|
20
|
|
Inti
|
Stimulation
(pemberian Stimulus)
|
![]() ![]() ![]() ![]() |
100
|
Problem Statement
(Identifikasi masalah)
|
Mengidentifikasi empat (4) aspek intelektual
|
||
Data Collecting
(Pengumpulan Data)
Data procossing
(Mengolah data)
|
![]() ![]() ![]() |
||
Penutup
|
Generalization (Menyimpulkan)
|
1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang
sudah dipelajari
2. Guru memberikan tugas: mencari contoh –
contoh surat kabar atau majalah tentang pertumbuhan intelektual
3. Peserta didik menutup kegiatan pembelajaran
dengan pujian dan doa yang dipimpin oleh siswa
|
15
|
Pertemuan
kedua (II)
Kegiatan
|
Sintak
model Pembelajaran
|
Deskripsi
|
Alokasi
|
1. Guru dan siswa mengawali pelajaran dengan
membaca Firman Tuhan dan doa oleh guru
2. Guru mengabsen siswa
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai
4. Guru menyampaikan metode dan model pembelajaran yang akan digunakan
dalam kegiatan pembelajaran
5. Guru menanyakan tugas yang disiapkan oleh
peserta didik
6.
Peserta
didik membentuk kelompok diskusi
7.
Guru
memberikan lembar kerja diskusi
|
20
|
||
Inti
|
Project Based
learning (identifikasi dan merumuskan project)
|
![]() ![]() ![]() |
|
Menyusun rancangan penyelesaian project
|
![]() |
||
Mengumpulkan Informasi
|
![]() |
||
Menyusun Laporan
|
![]() |
||
Penutup
|
Generalizatiaon
Menyimpulkan
|
4. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang
sudah dipelajari
5. Guru memberikan tugas: mencari contoh –
contoh surat kabar atau majalah tentang pertumbuhan intelektual
6. Peserta didik menutup kegiatan pembelajaran
dengan pujian dan doa yang dipimpin oleh siswa
|
15
|
E.
MEDIA /ALAT,BAHAN DAN SUMBER BELAJAR
a.
Media/alat:
1. Lembaran kerja (siswa)
2. Charta
b.
Alat dan
bahan
1. Lembar Kerja masalah
2. Kertas HVS Folio
c.
Sumber
Belajar
1. Suluh siswa 1
2. Alkitab
3. Pendidikan Agama Kristen dan budi pekerti
Lampiran 1: Lembar Penilaian Sikap
Sikap:
Penilaian dilakukan
dengan menggunakan penilaian sikap spritual dan sikap sosial
No
|
Nama
|
Jujur
|
Bertanggung
jawab
|
Disiplin
|
Sopan
santun
|
Predi- kat
|
Deskripsi
dalam Rapor
|
||||
SB
|
PB
|
SB
|
PB
|
SB
|
PB
|
SB
|
PB
|
||||
Tabel 2. Jurnal Pencapaian Kompetensi Sikap Sosial
No
|
Nama
|
Gotong
royong
|
Bertanggung
jawab
|
Toleransi
|
Pro - aktif
|
Predi- kat
|
Deskripsi
dalam Rapor
|
||||
SB
|
PB
|
SB
|
PB
|
SB
|
PB
|
SB
|
PB
|
||||
Penilaian
Ketrampilan
(Diskusi
Kelompok)
Ketrampilan : Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang
efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konret sebagai pengembangan dari
yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
No
|
Nama
|
Menjelaskan
(1 - 4)
|
Memvisualkan
(1 - 4)
|
Merespon
(1 - 4)
|
Berkontribusi
(1 - 4)
|
Jumlah skor
|
1
|
||||||
2
|
||||||
3
|
||||||
4
|
||||||
…
|
…
|
…
|
Nilai = skor maksimal


Nilai Akhir = jumlah skor 

Keterangan:
a. Keterangan
menjelaskan adalah kemampuan menyampaikan hasil observasi dan diskusi secara
meyakinkan
b. Keterangan
memvisualkan berkaitan dengan kemampuan peserta didik untuk membuat atau
mengemas informasi seunik mungkin atau sekreatif
c. Ketrampilan
merespon adalah kemampuan peserta didik, menyampaikan tanggapan atas
pertanyaan, bantalan, sangahan dari pihak secara empatik
d. Skor rentang
antara
…………………….






Kriteria Nilai 




Kalabahi, 18-11-2016
|
|
Calon
Guru
|
Guru
Pamong
|
MARIA PERING SY
NIM:615021
|
HANA SHINTA LANGKAMENG
NIP:
|
Kepala SMA
Kristen 2 Kalabahi
|
|
YAFED UHE DJASIBANI
NIP:
|
1) Ranah
Kognitif
Taksonomi
Bloom Lama
|
C1
(Pengetahuan)
|
C2
(Pemahaman)
|
C3
(Aplikasi)
|
C4
(Analisis)
|
C5
(Sintesis)
|
C6 (Evaluasi)
|
Taksonomi
Bloom Revisi
|
C1
(Mengingat)
|
C2
(Memahami)
|
C3
(Mengaplikasikan)
|
C4
(Menganalisis)
|
C5
(Mengevaluuasi)
|
C6 (Mencipta)
|
Mengingat
(remember)
|
Memahami
(Understad)
|
Mengaplikasikan
(Apply)
|
Menganalisis
(Analyze)
|
Mengevaluasi
(Evaluate)
|
Mencipta
(Create)
|
Mengutip
Menerbitkan
Menjelaskan
Memasangkan
Membaca
Menamai
Meninjau
Mentabulasi
Memberi kode
Menulis
Menyatakan
Menunjukkan
Mendaftar
Menggambar
Membilang
Mengidentifikasi
Menghafal
Mencatat
Meniru
|
Memperkirakan
Menceritakan
Merinci
Mengubah
Memperluas
Menjabarkan
Mencontohkan
Mengemukakan
Menggali
Mengubah
Menghitung
Menguraikan
Mempertahankan
Mengartikan
Menerangkan
Menafsirkan
Memprediksi
Melaporkan
Membedakan
|
Menugaskan
Menentukan
Menerapkan
Memodifikasi
Membangun
Mencegah
Melatih
Menyelidiki
Memroses
Memecahkan
Melakukan
Mensimulasi
Mengurutkan
Membiasakan
Mengklasifikasi
Menyesuaikan
Menjalankan
Mengoperasikan
Meramalkan
|
Memecahkan
Menegaskan
Menganalisis
Menyimpulkan
Menjelajah
Mengaitkan
Mentransfer
Mengedit
Menemukan
Menyeleksi
Mengoreksi
Mendeteksi
Menelaah
Mengukur
Membangunkan
Merasionalkan
Mendiagnosis
Memfokuskan
memadukan
|
Membandingkan
Menilai
Mengarahkan
Mengukur
Merangkum
Mendukung
Memilih
Memproyeksikan
Mengkritik
Mengarahkan
Memutuskan
Memisahkan
Menimbang
|
Mengumpulkan
Mangatur
Merancang
Membuat
Merearasi
Memperjelas
Mengarang
Menyusun
Mengode
Mengkombinasikan
Memfasilitasi
Mengkontruksi
Merumuskan
Menghubungkan
Menciptakan
Menampilkan
|
2) Ranah
Afektif
A1
Menerima
|
A2
Merespon
|
A3
Menghargai
|
A4
Mengorganisaikan
|
A5
Karakteristik
Menurut Nilai
|
Mengikuti
Menganut
Mematuhi
Meminati
|
Menyenangi
Menyambut
Mendukung
Melaporkan
Memilih
Menampilkan
Menyetujui
Mengatakan
|
Mengasumsikan
Meyakinkan
Memperjelas
Menekankan
Menyumbang
Mengimani
|
Mengubah
Menata
Membangun
Membentuk
Pendapat
Memadukan
Mengelolah
Merembuk
Menegosiasi
|
Membiasakan
Mengubah
Perilaku
Berakhlak mulia
Melayani
Membuktikan
memecahkan
|
3) Ranah
Psikomotorik
P1
Meniru
|
P2
Manipulasi
|
P3
Presisi
|
P4
Artikulasi
|
P5
Naturalisasi
|
Menyalin
Mengikuti
Mereflikasi
Mengulangi
mematuhi
|
Kembali
Membuat
Membangun
Melakukan
Melaksanakan
Menerapkan
|
Menunjukkan
Melengkapi
Menyempurnakan
Mengkalibrasi
mengendalikan
|
Membangun
Mengatasi
Menggabungkan
Beradaptasi
Memodifikasi
merumuskan
|
Mendesain
Menetukan
mengelolah
|
MATERI
AJAR
1.
Pengertian Pertumbuhan Intelektual
Pertumbuhan
Intelektual merupakan prose
pertumbuhan ke arah yang lebih maju dan dewasa, dan mampu berpikir tentang hal
– hal yang lebih abstrak dan logis.
2.
Empat (4) Aspek Pertumbuhan Intelektual
A. Pola
Pikir Positif
Pola pikir
positif merujuk pada pemikiran yang
selalu mencari sisi baiknya dalam segala hal. Lawaannya adalah berpikir
negatif, yaitu pola pikir yang selalu melihat sesuatu dari sisi buruknya.
Setiap orang
perlu melatih dan membiasakan diri berpikir positif, karena hal itu akan
mempengaruhi pandangan dan perbuatan kita ke arah yang lebih baik, berguna dan
membawa ketentraman. Hal inilah yang mendorong rasul Paulus menyampaikan pesan
terakhirnya kepada jemaat di Filipi “Pikirkanlah yang benar, yang mulia,
yang adil, yang manis, yang sedap di dengar, kebajikan dan yang patut dan
itulah yang akan dilakukan” (Filipi 4:8
- 9). Karena apa yang dipikirkan kemungkinan besar itulah yang akan dikatakan
dan dilakukan.
Berikut adalah
sepuluh (10) karakteristik orang dengan konsep diri positif menurut D.E.Hamachek :
1. Yakin terhadap pendapat dan sikanya, sehingga
bersedia mempertahankan, tetapi juga terbuka untuk mengubahnya jika ternyata
keliru
2. Mampu bertindak benar
3. Yakin pada kemampuannya
4. Merasa setara dengan orang lain meskipun
berbeda kemampuan
5. Sanggup menerima diri dan merasa berguna bagi
orang lain, terutama orang – orang terdekat atau disekitarnya
6. Menerima pujian secara wajar
7. Tidak bersedia didominasi atau dikendalikan
oleh orang lain
8. Sanggup mengakui perasaan dalam dirinya baik
yang positif maupun yang negatif, dan tidak mau mengakui kekurangan dirinya
9. Menikmati hidupnya
10. Peka terhadap kebutuhan atau keadaan orang lain
B. Pola
Pikir Proaktif
Sikap proaktif manusia
adalah tabiat manusia yang paling mendasar dalam menanggapi dan berbuat sesuatu
. orang yang proaktif menggunakan pertimbangan terlebih dahulu sebelum
memberikan respons. Manusia memiliki kemampuan mempertimbangkan sesuatu karena:
-
manusia
diciptakan Tuhan dengan memilki kehendak bebas sehingga mempunyai kemauan yang
murni tanpa dipengaruhi orang lain.
-
manusia
diciptakan dengan hati nurani, membedakan yang baik dan yang buruk bagi dirinya
-
manusia
diciptakan Tuhan dengan memiliki daya imajinasi yang tinggi agar seseorang
menjadi proaktif, ia harus belajar.
-
melatih
diri untuk mengharapkan, mencari, dan kemungkinan lain
-
berusaha
mencari dan melaksanakan pendekatan lain
-
mencoba
melakukan sesuatu dengan cara lain yang sesuai norma
-
berani
mencoba
-
melati
diri untuk berpikir secara terpusat dan luas
-
belajar
menyesuaikan diri dengan keadaan dan tidak kaku
-
lebih
terdorong oleh keinginan individu
-
memiliki
tingkat keahlian sesuai kebutuhan
C. Pola
Pikir Kritis
Berpikir kritis adalah
proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi yang diperoleh
dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat atau komunikasi. Pola pikir
kritis mencakup ketrampilan menafsirkan dan menilai pengamatan, informasi, dan
memberikan argumentasi, meliputi pemikiran dan menggunakan alasan yang logis,
mencakup ketrampilan membandingkan, mengklasifikasi, membuat kronologinya,
menghubungkan sebab dan akibat, mendeskripsikan pola, membuat analogi, menyusun
rangkaian, memberi alasan secara deduktif dan induktif, peramalan dan
perencanaan, perumusan hipotesis, dan penyampaian kritik.
Berpikir kritik tidak
mudah dan tidak dapat dilakukan oleh semua orang, sebab mencakup penentuan
tentang makna dan kepentingan dari hal yang dilihat atau dinyatakan , penilaian
argumen, pertimbangan apakah kesimpulan ditarik berdasarkan bukti – bukti
pendukung yang memadai.
Tentunya berpikir
kritis tidak menjamin seseorang akan mencapai kesimpulan yang tepat. Hal – hal
yang menghalanginya antara lain:
1. tidak memiliki seluruh informasi yang relevan
2. tidak bersifat netral, dapat menghalangi
pengumpulan dan penilaian informasi secara efektif dan objektif
3. bersifat emosional, sehingga tergesa – gesa
menarik kesimpulan sebelum semua informasi yang dibutuhkan terkumpul
Jadi berpikir kritis itu tidak sama
dengan berdebat atau mengkritisi orang lain. Kata “kritis” terhadap suatu
argumen atau pandangan orang lain tidak identik dengan “ketidaksetujuan”
terhadap suatu argumen atau pandangan orang lain. Penilaian kritis bisa saja
dilakukan terhadap suatu argumen yang bagus, sebab pemikiran kritis bersifat
netral dan tidak emosional.
D. Pola
Pikir Komprehensif
Berfikir komrehensif
adalah berpikir secara menyeluruh dengan mempertimbangkan berbagai aspek dan
sudut pandang.
Memikirkan sesuatu dengan
mempertimbangkan berbagai hal, seperti penyebabnya, akibatnya untuk diri
sendiri dan orang – orang terkait atau orang lain, bagaimana cara
mempertanggungjawabkannya. Cara berpikir komprehensif sangat penting untuk
memahami sesuatu secara menyeluruh.
Berikut
ini adalah contoh beberapa tokoh Alkitab dalam menghadapi permasalahan.
Tinjaulah cara berpikir mereka.
1. Hawa ketika bertemu dengan ular (kejadian 3:1 –
6)
2. Ayub (Ayub 2; 9-10 ; 3; 25 – 26)
3. Daniel (Daniel 1:5 – 8)
4. Yusuf (Matius 1:18 – 20)
5. Pilatus (Matius 27:23 – 26)
6. Salomo ( I Raja – raja 3:23 – 27)
Ø Pengertian
Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Dewasa dalam aspek
sosial berarti mampu bersosialisasi dengan baik dan benar serta menempatkan
dirinya sehingga tercipta hubungan yang harmonis dengan setiap orang, hubungan
yang baik ditandai dengan terbangunnya komunikasi dua arah, sikap saling menghargai,
menerima dan mengakui, dapat menempatkan diri dalam situasi apapun dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia berada. Dalam hubungan sosial
diperlukan sikap peduli dan saling mendahulukan kepentingan orang lain.
Ø Enam
(6) Ciri Pribadi Dewas Dalam Aspek Sosial
1. Ingin mengikuti gaya temannya
2. Memiliki sopan santun dan tata krama
3. Dapat menyesuaikan diri terhadap hal yang tidak
bisa diubah
4. Menerima dan memenuhi tanggungjawabnya
5. Tidak tergantung orang lain
6. Kepuasan terbesarnya adalah membuat orang lain
bahagia
Dalam hubungan sosial dibutuhkan
sikap simpati, empati, dan solider. Simpati artinya kasih, rasa setuju, dan
rasa suka. Perasaan simpati adalah keikutsertaan merasakan perasaan senang atau
kesusahan orang lain.
Empati merupakan keadaan mental
yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan
perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok tertentu atau empati
adalah rasa peduli kepada orang lain, menciptakan keinginan menolong, mengalami
perasaan yang sama dengan perasaan orang lain, kemampuan mengetahui yang
dipikirkan dan dirasakan orang lain, tetapi empati bukanlah rasa kasihan. Sedangkan
Solider adalah sifat atau rasa, senasib atau perasaan setia kawan.
Sikap
inilah yang mendorong lahirnya rasa toleransi dalam hidup bersama dengan orang
lain. Tuhan Yesus mengajari kita untuk mengasihi sesama manusia seperti diri
sendiri.
Dalam PL, kisah persahabatan
Yonatan dan Daud sangat baik dijadikan teladan. Mereka saling mengasihi tanpa
mempedulikan perbedaan latar belakang. Kasih adalah prinsip utama dalam
bersosialisasi dengan orang lain sehingga kita dapat berbagi, menerima,
menghargai, dan membangun satu dengan yang lainnya.
Ø Pengertian
Emosi
Emosi merupakan
gejala perasaan disertai dengan perubahan atau perilaku fisik, seperti marah,
senang, sedih dan sebagainya. Kedewasaan seseorang bukanlah terletak pada
usianya tetapi pada tingkat kematangan emosionalnya.
·
Empat (4)
Ciri Emosional Pribadi Dewasa
1. mendahulukan logika daripada emosi, tidak egois
2. mengontrol emosi dengan baik dalam penyelesaian
masalah
3. memikirkan masa depan yang lebih baik
4. menerima hal buruk, kekecewaan atau tekanan
dengan tenang dan stabil
·
Manfaat
Ketajaman Emosional
Emosi adalah
perkara yang rumit, tetapi dapat dikendalikan dan dimanfaatkan. Emosi adalah
kekuatan yang dapat merusak (destruktif) atau membangun (Konstruktif) diri
sendiri dan orang lain tergantung kemana kita mengarahkannya.
Manfaat dari ketajaman emosional adalah:
1. Menolong orang lain mengendalikan emosi dan
mencari tahu pemicunya
2. Menolong orang lain mengolah dan mengelolah
emosi
PERANGKAT PEMBELAJARAN
(RPP DAN BAHAN AJAR)
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA KRISTEN

OLEH
NAMA : MARIA PERING SY
NIM :6151021
PROGRAM
STUDI ILMU PENDIDIKAN TEOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRIBUANA KALABAHI
ALOR
2016