BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan wadah yang
siap mengahasilkan manusia menjadi berkat bagi lingkungan dimana manusia itu
diproses bahkan menjalar kapan dan dimanapun manusia itu berada dan
beraktivitas menuju kearah yang lebih potensial, sebagai pelaku sebuah kemajuan
positif bagi bangsa dan negara dimana manusia itu berada.
Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232 ,
Pendidikan berasal dari kata “didik”, Lalu kata ini mendapat awalan
kata “me”
sehingga menjadi “mendidik”
artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan
diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan
pikiran.
Guru yang Agung
adalah Tuhan Yesus, dalam Lukas 8:46 b: …., berkatalah Petrus: “ Guru, orang
banyak mengerumuni dan mendesak Engkau”
Dalam matius 11:1 menyatakan: “Setelah Yesus selesai berpesan kepada
kedua belas murid – Nya, pergilah Ia dari sana untuk mengajar dan memberitakan
Injil di dalam kota – kota mereka”
Yesus Kristus
terus mengajar dengan giat kepada semua orang dengan berbagai konsep dan
strategi dalam beberapa perumpamaan: Perumpamaan tentang biji sesawi (Markus
4:30-34), perumpamaan tentang penggarap penggarap kebun anggur (Matius
21:33-46), perumpamaan tentang domba yang hilang (Lukas 15:1-7) dan juga ajaran
yang wajib untuk kita jalani dan teladani seperti : “Yesus membasuh kaki murid
– murid – Nya (Yohanes 13:1-20)
Pendekatan –
pendekatan yang Yesus sampaikan merupakan strategi dan konsep untuk manusia
dapat memahami hal – hal yang berhubungan dengan kerajaan surga. Pendekatan
yang diterapkan dalam ajaran-Nya adalah contoh – contoh kongrit yang mudah
dipahami oleh manusia.Hal yang menjadi pembelajaran ialah semangat melayani dan
memberitakan Injil berdasarkan kehendak Bapa-Nya. Yesus menjadi contoh dimana,
Ia membasuh kaki murid-murid-Nya, bertanda murid-murid-Nya juga wajib mengasihi
sesamanya.
Guru merupakan faktor ekstrinsik yang harus mampu
menimbulkan semangat belajar secara individu dan memberikan arah serta motivasi
untuk pencapaian tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Menurut Samsu
Yusuf (1993: 14) mengemukakan bahwa bila guru menggunakan waktunya di kelas
untuk membangkitkan motivasi siswa, berarti waktu itu telah diinvestasikan
kepada hal yang bermakna bagi masa depan siswa.
Selain sebagai motivator, seorang guru tidak
terlepas dari tugasnya untuk menyampaikan materi pelajaran, hal itu merupakan
salah satu kegiatan guru dalam proses belajar mengajar. Agar dalam proses
belajar mengajar tercipta keberhasilan, maka seorang guru harus bisa
membangkitkan minat belajar peserta ajar (pebelajar).
Pentingnya membangkitkan minat dan keinginan pada
proses belajar mengajar khususnya pada bidang studi Pendidikan Agama Kristen
tidak dapat dipungkiri, karena dengan mebangkitkan minat yang terpendam dan
menjaganya dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa akan menjadikan
siswa itu lebih giat lagi belajar.
Begitu pentingnya pendidikan bagi
manusia maka perlu diakui secara bersama bahwa dengan adanya pendidikan maka
proses pendidikan terhadap manusia dengan sendirinya sudah membawakan manusia
secara langsung dan juga secara tidak langsung untuk belajar menggapai suatu
perubahan positif dimana manusia berusaha untuk memperoleh pengetahuan dan
kecerdasan, serta manusia dituntut untuk mengembangkan kemampuan sikap dan
tingkah lakunya dalam setiap perwujudan aktivitas baik itu dilingkungan
masyarakat kelas bawah, menengah dan juga merakit pada jenjang masyarakat
tingkat atas.
Pendekatan kontekstual merupakan suatu
proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami
makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut
dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan
kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang secara
fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke
Permasalahan/ konteks lainnya.
Penggunaan
Pendekatan kontekstual merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata dan mendorong pembelajar membuat hubungan antara materi
yang diajarkannya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat .Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih
bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlansung alamiah dalam bentuk
kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru
ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil.
Pendekatan
kontekstual ini akan mengarah pada pembelajaran PAK . Arah sasaran dari
pembelajaran ini pada prinsipnya mengarah kepada latihan yang sesuai dengan
kontektual terotik pada setiap ajang latihan atau pembelajaran di sekolah.
Sesuai dengan koteksi asumsi diatas
, maka penulis berpendapat bahwa seharusnya seorang guru dituntut untuk
berkreativitas dalam penyampaian materi pada proses kegiatan belajar mengajar
pada pelajaran pendidikan jasmani khususnya memotivasi kepada siswa terhadap
keunggulan setiap kegiatan olahraga. Berdasarkan latar belakang masalah di atas
maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul : “PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM
PEMBELAJARAN PAK PADA SISWA SD INPRES PADANG TENGGARA (Studi : Siswa SD Inpres
Padang Tenggara Desa Merdeka Kecamatan Pantar Timur Kabupaten Alor )”
B.
Indentifikasi Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang diatas, adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1.
Keadaan
Siswa terhadap kegemaran olahraga PAK
Pada siswa kelas VI SD Inpres
padang tenggara
2.
Mencari
tahu pemahaman Guru terhadap Penggunaan Pendekatan Kontekstual dalam
Pembelajaran PAK pada siswa kelas VI SD Inpres padang tenggara.
C.
Batasan Masalah
Agar
penulisan ini tidak keluar dari permasalahan maka di batasi masalahnya pada:
Penggunaan pendekatan kontekstual dalam Pembelajaran PAK Pada siswa SD Inpres
Padang Tenggara?
D.
Rumusan Masalah
Dari latar
belakang diatas maka penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut: Bagaimana
Penggunaan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran PAK Pada siswa kelas
VI SD Inpres Padang Tenggara
E. Tujuan Dan Kegunaan
1.
Tujuan
Tujuan
dalam penelitian ini adalah Peneliti ingin mengetahui keefektifan Penggunaan
Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran PAK Pada siswa kelas VI SD Inpres Padang Tenggara
2.
Kegunaan
1.
Bagi sekolah tempat
penelitian, sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan dan penyempurnaan program pengajaran penjas
2.
Dapat Dijadikan suatu
gambaran bagi SD Inpres Padang Tenggara Tahun ajaran 2016/2017 yang bersangkutan
untuk lebih meningkatkan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran PAK Pada
siswa kelas VI SD Inpres Padang Tenggara
F.
Defenisi Operasional Konsep
Hakikat pembelajaran adalah suatu
sistem belajar yang terencana dan sistematis dengan maksud agar proses belajar
seseorang atau kelompok orang dapat berlangsung sehingga terjadi perubahan,
yakni meningkatkan kompetensi pembelajar tersebut. Karena itu, guru sebagai
ujung tombak dalam pembelajaran seharusnya berusaha menciptakan sistem
lingkungan atau kondisi yang kondusif agar kegiatan belajar dapat mencapai
tujuan secara efektif dan efisien. Belajar memiliki tiga atribut pokok ialah:
Belajar merupakan proses mental dan emosional atau aktivitas pikiran dan
perasaan, Hasil belajar berupa perubahan perilaku, baik yang menyangkut
kognitif, psikomotorik, maupun afektif , dan Belajar berkat mengalami, baik
mengalami secara langsung maupun mengalami secara tidak langsung (melalui
media). Dengan kata lain belajar terjadi di dalam interaksi dengan lingkungan.
(lingkungan fisik dan lingkungan sosial). Dapat disimpulkan secara umum bahwa
Belajar adalah sebuah proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku seseorang
atau subyek belajar.
Guru merupakan
faktor ekstrinsik yang harus mampu menimbulkan semangat belajar secara individu
dan memberikan arah serta motivasi untuk pencapaian tujuan baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Menurut Samsu Yusuf (1993: 14) mengemukakan bahwa bila
guru menggunakan waktunya di kelas untuk membangkitkan motivasi siswa, berarti
waktu itu telah diinvestasikan kepada hal yang bermakna bagi masa depan siswa.
Selain sebagai motivator, seorang guru tidak
terlepas dari tugasnya untuk menyampaikan materi pelajaran, hal itu merupakan
salah satu kegiatan guru dalam proses belajar mengajar. Agar dalam proses
belajar mengajar tercipta keberhasilan, maka seorang guru harus bisa
membangkitkan minat belajar peserta ajar (pebelajar).
Pentingnya membangkitkan minat dan keinginan pada
proses belajar mengajar khususnya pada bidang studi Pendidikan Agama Kristen
tidak dapat dipungkiri, karena dengan mebangkitkan minat yang terpendam dan
menjaganya dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa akan menjadikan
siswa itu lebih giat lagi belajar.
Sejalan dengan itu, Abu Ahmadi (1997: 111)
mengemukakan bahwa barang siapa yang bekerja berdasarkan minat dan motivasi
yang kuat, ia tidak akan merasa lelah dan tidak cepat bosan. Oleh karena itu,
guru perlu meningkatkan dan memelihara memelihara minat belajar siswa dengan
tujuan pencapaian keberhasilan pada proses belajar mengajar yang maksimal.
Selain meningkatkan minat belajar siswa dalam proses
belajar mengajar, guru juga bertugas memperhatikan kegiatan yang di lakukan
oleh siswa baik itu yang dilakukan di dalam lingkungan sekolah ataupun di dalam
lingkungan masyarakat. Karena seorang guru selain bertugas menyampaikan bahan
ajaran juga bertugas sebagai orang tua yang mengasuh, memperhatikan, serta
menjaga siswanya.
Interaksi sosial yang dilakukan oleh siswa akan
sangat berpengaruh terhadap prestasi yang akan dicapai olehnya, karena
lingkungan sosial sangat berperan aktif dalam pembentukan karakter seseorang.
D AFTAR
PUSTAKA
Bafaal,
Ibrahim, 2003.Seri Menajemen Penidikan
Mutu Penidikan Berbasis Sekolah, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori an
Aplikasi, Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet.
Sayuti Sahara.2000. PAK. Depdikbud. UT.Jakarta
Suyanto,2007.Ilmu Pendidikan dan Aplikasi. Jakarta:
IMTIMA,
Amirul
Hadi dan Haryono, 2005. Metode Penelitian: Jakarta: Depdikbud
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN PAK
PADA SISWA SD INPRES PADANG TENGGARA
( Studi : Siswa kelas VI SD Inpres Padang Tenggara Desa
Merdeka Kecamatan Pantar Timur Kabupaten Alor)

Nama :
Urbanus Blegur
Nim :
6151042
PRGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN TEOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRIBUANA KALABAHI
KALABAHI
2016
LEMBARAN PERSETUJUAN
USULAN TOR( TERM OF REFERENCE) ini telah disetujui oleh:
Menyetujui
|
|
Dosen
Pembimbing I
....................................
|
Dosen
Pembimbing II
...................................
|
Mengetahui
Ketua Program Studi IPT
Popy Lapenangga,M. Si
NIDN:
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar