Jumat, 27 Januari 2017

DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DALAM PERSIMPANGAN



OPINI
DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DALAM PERSIMPANGAN
Biodata Penulis
Nama              : Melki I. Puling Tang, S. Si
TTL                 :Abangiwang (Desa Bunga Bali-kec.Pantar Timur , Kab. Alor ),17Juli 1984
Putra dari  pertama dari tujuh bersaudara
Nama Ayah     : Gerson Puling Tang ,    dan 
Nama Ibu       :   Naomi Tang -Puling Tera
Tamatan         : “SD.GMIT Abangiwang, SLTP N 3 PantarTimur-Tamalabang, SMA   Ampera Tamalabang (Sekarang SMA Negeri  Tamalabang) ,  PTN Undana Kupang Fakultas Sains Teknik Jurusan Matematika
Pekerjaan       : Guru Matematika SMTK &SMPTK Tarus
                       ( Pernah mengajar di SMA N 6 kota kupang & SMAN 2 Fatuleu Kab. Kupang, UDM Oebelo Kab. Kupang)
            Dalam menata kehidupan di era modern ini tidak bisa dilepaskan dari sistem politik demokrasi, pendidikan harus mampu melahirkan manusia - manusia “demokratis”. Tanpa dengan manusia - manusia yang demokratis, warga bangsa yang memegang teguh nilai-nilai demokrasi, masyarakat demokrasi hanya  akan menjadi impian belaka. Masyarakat demokratis harus dilandasi oleh ide - ide dan cita - cita yang dipegang teguh warga bangsa bahwa hanya dalam masyarakat yang demokratislah terbuka kesempatan bagi warga bangsa untuk memaksimumkan kesejahteraan dan kebebasan. Perkembangan demokrasi akan melewati masa transisi, peralihan dari sistem yang serba otoriter ke sistem demokrasi. Pada masa transisi ini perkembangan demokrasi harus tertata melalui upaya kerja keras secara positif, selalu berpikir menghadirkan ide - ide yang cemerlang secara ideal, mengembangkan struktur dan kultur bermasyarakat yang demokratis. Pendidikan diharapkan mampu memainkan peran penting untuk mengembangkan nilai - nilai dan cita - cita demokrasi di kalangan peserta didik, sehingga mereka memiliki kesadaran dan sikap serta perilaku yang mendorong terwujudnya masyarakat yang demokratis. Demokrasi merupakan sistem bentuk kehidupan sosial dimana ada interaksi terbuka antara warga masyarakat yang dapat memungkinkan setiap individu mendapatkan pengalaman yang tidak terbatas , hakekatnya merupakan tindakan pendidikan. Masyarakat yang demokratis akan memiliki pemerintahan yang demokratis pula. Pemerintahan yang demokratislah , dipastikan akan menjalankan kekuasaan secara bermartabat dan bersumberkan kemampuan dan pengetahuan masyarakat yang dijadikan sebagai sumber informasi dan yang merupakan pertimbangan dasar dalam menentukan sasaran pelaksanaan pembangunan pada segala sektor. Hal lainnya setiap pemerintahan yang demokratis, akan memberikan kesempatan, kebijakan seluas-luasnya bagi warga bangsa dan semua penetapan pelaksanaan mestinya program berbasis rakyat  dengan sebuah keterpanggilan yang tulus dan iklas merupakan  sebuah ibadah yang sejati pada Tuhan.
Demokrasi pada dasarnya adalah menyangkut kekuasaan dan bagaimana kekuasaan tersebut dikelolah bersama. Terdapat tiga prinsip berkaitan dengan pembagian kekuasaan tersebut:a) adanya keseimbangan pembagian kekuasaan politik diantara berbagai kelompok yang ada di masyarakat, b)adanya keseimbangan hubungan kekuasaan antara pemerintah dan masyarakat, dan c) adanya kekuatan internasinal yang mempengaruhinya. Pemerintahan yang demokratis memiliki tiga sifat: a)mengedepankan pemilihan yang bebas dan adil, b) menekankan tanggung jawab aparatur pemerintah untuk melaksanakan pemilihan umum yang bebas, adil dan rahasia, dan, c) memberikan jaminan kebebasan warga masyarakat untuk menyatakan pendapat dan berserikat (Hubers Rueschemeeyer; stepen,1993 dalam bukunya zamroni, 2007)
Bila dikaji, tentunya ada hubungan antara demokrasi dan pendidikan amat erat dan bersifat saling memberi dan saling membutuhkan. Plato dan Aristoteles menyatakan bagaimana keadaan Negara, begitulah keadaan sekolah. Apa yang kamu inginkan untuk Negara, kamu juga harus menyediakan untuk sekolah. Bila kita kaji tentu ada hal yang sifatnya strategis dan juga upaya kerja keras dalam sebuah upaya pembenahan, serta menjadi refleksi bersama bahwa kemampuan untuk mempersiapkan diri secara matang dalam segala upaya positif merupakan kontribusi berharga bagi pembangunan negeri ini. Ketika kita ingin demokrasi di negeri ini semakin dewasa sesuai dengan makna demokrasi yang hakiki, mestinya ada sebuah tatanan dan persiapan-persiapan yang tertata secara baik melalui pendidikan dan pembelajaran untuk mempersiapkan generasi berjiwa pemimpin yang bermatabat sesuai dengan harapan. Sebaliknya ketika kita ingin supaya pendidikan di negeri ini semakin maju dan berdaya saing global mestinya pemerintah berkontribusi secara maksimal akan segala sarana dan prasarana yang menjadi fasilitas pendidikan secara merata pada berbagai segi dan lini pendidikan.
Demokrasi muncul dalam era reformasi ini, yang menjadi tantangan terbesar adalah masih terasa dan tercium aroma tak sedap ulah dari masih maraknya tindakan tidak terpuji yang kemungkinan tersistem secara rapih, ulah dari sebuah penghianatan melalui tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme. Hal ini merupakan hambatan terbesar terhadap pembangunan bangsa ini, perlu adanya aturan yang lebih  tegas untuk membrantaskan hal tersebut. Bila kondisi tersebut terus terpupuk maka keadaan sedemikian akan mengakibatkan disatu sisi muncul suatu kondisi dimana struktur sudah demokratis  tetapi mental masih otoriter.
Antara Demokrasi dan pendidikan merupakan hal yang tidak bisa terpisahkan. Menurut Zamroni, pendidikan demokrasi memiliki empat tujuan: a) mengembangkan kepribadian peserta didik sehingga memilki sifat emphatic,respek,toleransi dan kepercayaan pada orang lain, b) mengembangkan kesadaran selaku warga suatu bangsa dan warga dunia, b) meningkatkan kemampuan mengambil keputusan secara rasional efisiensi individu, dan d) meningkatkan kemampuan berkomunikasi diantara sesame warga. Pendidikan untuk demokrasi memerlukan dua hal: kultur sekolah dan kurikulum.
Permasalahan umum yang terjadi adalah terus menerus diadakan perombakan kurikulum, memang ada nilai positif dan juga ada hal yang terus dipersoalkan , hal ini mengakibatkan pendidikan rupanya terus dan masih ada dipersimpangan, dapatkah pendidikan akan sampai pada tujuan, semoga K13 dapat mengantarkan ke arah dan sasaran yang tepat sasaran atau masihkah sistem ini terus berubah dikala bergantinya kekuasaan. Memang demokrasi dapat mewujudkan kesejahteraan dan kebebasan, tentunya peran kebebasan yang terus diperankan tapi sekiranya sistem demokratis yang terserat tidak terganjal dengan motivasi otoriter tetapi tetap pada demokrasi yang termotiviasi secara demokratis.
Kenyataan yang terjadi dewasa ini menjadi refleksi terhadap para pengambil keputusan dan pelaksana, menurut Yosep Ortega: “sekolah adalah merupakan cermin masyarakatnya, apabila rusak masyarakat maka rusak pula sekolahnya” . Kondisi tersebut menjadi evalusi, beberapa orang ada benarnya dan atau dilain segi terperangkap dalam mengambil hipotesis bahwa masyarakat telah dilanda korupsi, manipulasi dan kolusi.
Reformasi pendidikan memilki tujuan agar pendidikan dapat berjalan efektif dan efisiensi mencapai tujuan pendidikan nasional. Dimensi opersional teknis reformasi pendidikan akan merupakan penjabaran dari asumsi - asumsi tentang: 1) Apakah sekolah itu?, 2) Apa tujuan sekolah dan apa fungsi sekolah?, 3) seberapa jauh materi yang harus dipelajari, dan 4) siapa yang memilki kekuasaan di sekolah?
Realita memberikan bukti pada kita,untuk diperhatian serius bahkan membuka mata publik bahwa  sekolah dewasa ini ibarat jam besar yang digerakan oleh hubungan sebab akibat langsung, satu dengan yang lain saling berkaitan secara linear dan bersifat  terkadang menjadi tertutup dalam artian tidak semuanya menjadi tertutup, yang dapat ditata dengan menggunakan model organisasi tradisional ini telah dipergunakan dua abad terakhir, sebagai model “komando dan kontrol” bahkan model ini menurut Mikhael Hammer pemikir manajemen modern, sama dengan yang dipergunakan pada masa kerajaan Romawi. Bila dicermati  secara teliti maka guru sebagai tenaga kerja yang lebih dekat sebagai aparat birokrat, yang dapat dikontrol serta dikendalikan dari atas. Kepatuhan pedoman, penunjuk dan pengarahan dari atas merupakan ciri guru yang baik, sehingga memang ada ruang gerak untuk mengembangkan ide inovatif tetapi terkesan kerja guru dilihat sebagai sesuatu yang diseragamkan.  Memang ada nilai positif dalam model ini yang harus dipertahankan tetapi dapatkah model ini menjawab semua kebutuhan dan tuntutan secara nasional. Seluruh peserta didik harus mempelajari apa yang telah dipersiapkan dalam kurikulum memang sebuah sistem yang telah tersistem dengan motivasi yang sangat positif, tapi yang menjadi pergumulan serius adalah bagaimana berpikir untuk menemukan sebuah sistem akurat yang dapat menjawab dan banyak mempertimbangkan kondisi dan situasi lokal, dimana sekolah itu berada. Reformasi pendidikan harus mampu melahirkan paradigma baru pendidikan, dimana sekolah bukan organisasi bersistem mekanik melainkan organisasi bersistem organik, yang memilki tujuan untuk mengembangkan pada diri siswa secara utuh kemampuan intelektual, personal, dan sosial dimana merupakan gabungan interaksi , baik akademik maupun non-akademik, termasuk bagaimana interaksi guru-murid secara timbal-balik bersama semua komponen dalam interaksi di lingkungan sekolah. Terwujudnya kualitas pendidikan dilihat dari : kapasitas organisasi sekolah memilki kemampuan beradaptasi, sekolah mampu mengubah berbagai bentuk sesuai kebutuhan tanpa menggeser prinsip dan sekolah harus memiliki visi, mengembangkan kemandirian sekaligus menciptakan saling ketergantungan, dan senantiasa mendasarkan segala kegiatan dengan data serta hal lainnya yaitu kapasitas professional sehingga mampu menciptakan “Learning Person” di sekolah.
Demokrasi dan pendidikan dalam persimpangan akibat masih ada oknum atau pelaku yang mempertahankan  sistem yang demokrasi tapi terganjal dengan motivasi otoriter tanpa ada sebuah perasaan bersalah, ini menyatakan bahwa demokrasi dan pendidikan masih dipersimpangan akibat ulah penyimpangan. Tindakan penyimpangan juga ulah dari moralitas pelaku terkadang ada tindakan-tidakan yang tidak bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, dan juga ketidakmampuan dalam mengelolah apa yang menjadi kebutuhan sistem tersebut. Memang sistem terkadang tidak bisa dikategori ke jalur penilaian tetapi pengawasan mestinya patut dipertanyakan, dipertegaskan dan dilaksanakan secara bertanggung jawab sesuai dengan tujuan dan target pengawasan agar mampu memberikan sebuah evaluasi terhadap sistem yang sementara diterapkan. Demokrasi mewujudkan kesejateraan dan kebebasan, kebebasan mestinya secara bertanggung jawab sesuai dengan target dan tujuan utama dari prinsip yang ada, agar demokrasi melaju ke tujuan dan sasaran target. K 13  adalah sebuah upaya, kerja keras dan pergumulan demi terwujudnya tujuan pendidikan nasional, walaupun kita masih berada pada model komando dan kontrol, tetapi keyakinan penuh bahwa kerja keras untuk menjalankan k 13, merupakan paradigma baru dalam dunia pendidikan? Ataukah masih ada kurikulum yang baru nantinya? Kita tidak tahu tapi perwujudan demokrasi adalah bagian dari “kesejahteraan dan kebebasan, kebebasan terkadang  disalah artikan membuat orang tidak menikmati kesejahteraan”, bagi tenaga pendidik yang masih ada dipersimpangan kesejahteraan, memang kesejahteraan itu ada dan juga kesejahteraan itu terus diperjuangkan dan digumuli ke tatanan target yang sebenarnya. Perlu diingat, menjadi termotivasi dalam keterpanggilan yang harus diimani bahwa,“ kesejahteraan yang mulia adalah ketika hasil dari didikan menghasilkan benih baru , yang dapat menjalankan demokrasi secara demokratis tanpa sedikitpun senyum pada sikap otoriter, pergumulan besar ini akan menjawab bahwa demokrasi dan pendidikan  sudah tidak ada dalam persimpangan. Hal ini membutuhkan pergumulan, doa dan kerja keras melalui tindakan nyata yang positif dalam pengharapan nyata, yang dapat membebaskan dan bersasarankan pada kesejahteraan yang tidak diganggu gugat oleh siapapun dalam kondisi apapun”. Ayo, mari kembalilah ke jalan yang benar karena apapun tindakan penyimpangan adalah dosa yang akan dipertanggung jawabkan diakhirat nantinya.                                               ***(MEKA)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar