BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pendidikan
Agama Kristen (PAK) adalah salah satu mata pelajaran yang menekankan adanya
perubahan perilaku siswa tidak hanya sebatas kognitif saja tetapi afektif dan
psikomotoriknya. Dalam mengajarkan PAK, guru PAK harus mempelajari dan memilih
metode mengajar yang tepat sehingga mata pelajaran PAK menjadi mata pelajaran
yang disenangi oleh siswa. Mengingat siswa sudah menemukan PAK dalam gerejanya
atau keluarganya mengakibatkan sering sekali mata pelajaran PAK dianggap rendah
oleh siswa. Apalagi dalam kelas setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda,
ada yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Siswa yang berkemampuan tinggi
akan kelihatan dalam meresponi pelajaran dengan minat yang tinggi, sedangkan
siswa yang berkemampuan rendah akan kelihatan tidak adanya keseriusan dalam
mengikuti pelajaran.Malas mengerjakan tugas dan tidak mendengarkan guru
mengajar.Dalam peraturan dinas pendidikan memberikan kriteria ketuntasan
minimal (KKM)untuk pelajaran PAK oleh kepala sekolah dengan nilai 8 (delapan)
membuat siswa tidak lagi berusaha untuk meningkatkan hasil belajarnya.
Reinforcement adalah cara yang tepat sebagai stimulus bagi siswa untuk memiliki
minat belajar dalam PAK, dengan harapan akan terbentuk siswa-siswi yang memiliki
nilai-nilai kekristenan dalam seluruh aspek kehidupannya sebagai generasi
penerus.Guru PAK dapat memberikan nilai hasil belajar sesuai dengan keberadaan
dan kemampuan siswa.
Guru sebagai
salah satu pelaksana dalam pendidikan harus mempersiapkan materi ajarnya dalam
rangka mengembangkan potensi siswa. Untuk itu guru sebagai motivator bagi siswa
untuk semangat belajar harus dapat memilih metode yang tepat dalam menumbuhkan
minat belajar siswa.
Menurut
Hendra Surya (1987:185) secara sederhana minat ini dapat diartikan sebagai
suatu keinginan yang kuat untuk memenuhi kebutuhan atau kehendak. Dimana anak
dengan minatnya itu bisa melihat bahwa sesuatu yang dilihatnya itu akan
mendatangkan keuntungan atau faedah, sehingga dapat menimbulkan kepuasan jika
melakukan atau mendapatkannya. Jika anak dapat merasakan itu tentu semakin
besar minat anak untuk melakukan kegiatan belajar.
Dengan
adanya minat tersebut, belajar bukan lagi merupakan sebagai beban bagi siswa,
belajar menjadi hal yang menggembirakan.Sehingga tujuan belajar agar siswa
mengalami perubahan perilaku yang diharapkan oleh pembelajaran
dapattercapai.Skinner (2008:105) adalah salah seorang tokoh yang sangat
berperan dalam teori pembelajaran perilaku. Prinsip yang paling penting
dari teori belajar perilaku adalah bahwa perilaku berubah sesuai dengan
konsekuensi-konsekuensi langsung dari perilaku tersebut.
Seorang Guru
Agama Kristen harus mempunyai disiplin ilmu pendidikan, karena selain ia
bertugas menyampaikan bahan pelajaran, juga berupaya agar proses belajar
mengajar yang dilaksanakan juga dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang
diinginkan.
Untuk
tercapainya minat belajar siswa pada pelajaran maka perlu didukung dari
banyak faktor pendukung siswa untuk belajar. Salah satu faktor tersebut adalah
yang berasal dari luar diri siswa yakni peran guru sebagai tenaga pengajar.
Guru juga harus membantu peserta didik untuk ikut serta membantu peserta didik
untuk mau terlibat dalam proses pembelajaran. Salah satu hal yang dapat
digunakan guru dalam proses pembelajaan adalah dengan mempergunakan media.
Dengan menggunakan metode pembelajaran PAK diharapkan dapat meningkatkan minat
belajar siswa, dan kondisi belajar yang awalnya tidak efektif menjadi
lebih efektif dan bervariatif, serta tercapainya komunikasi yang aktif dalam
pembelajaran.
Berdasarkan
pra penelitian yang dilakukan
oleh peneliti dengan wali kelas V di SD GMIT Abangiwang,
pembelajaran Pendidikan Agama Kristen yang dilakukan guru masih menggunakan
metode pembelajaran konvensional seperti ceramah dan pembelajaran berpusat pada
guru. Guru tidak menyadari, bahwa metode pembelajaran konvensional yang
dilakukan monoton dan membosankan sehingga para siswa menjadi kurang
antusias, cenderung pasif,dan kurang tertarik dalam kegiatan belajar
mengajar. Selain itu dalam pembeljaran guru juga tidak menggunakan media yang
menarik. Hal inilah yang menyebabkan hasil belajar yang dicapai siswa cenderung
rendah. Kenyataan lapangan, guru merasa kesulitan dalam menerapkan metode
pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran PAK karna guru sudah terbiasa
dengan metode ceramah yang dirasa paling mudah dilaksanakan.
Berdasarkan
wawancara yang dilakukan peneliti kepada seorang guru wali kelas V
(SD GMIT Abangiwang) bahwa ada beberapa siswa-siswi yang tidak serius dalam
mempelajari mata pelajaran PAK sehingga mempengaruhi prestasi belajar.Hasil
prestasi belajar siswa SD kelasV dan kehadiran siswa dapat dilihat pada Tabel
berikut.
Tabel.1.
Daftar
Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Gmit Abangiwang
Tahun
Pelajaran 2014/2015
No
|
Nama Siswa
|
Nilai Agama Kristen
|
Nilai
KKM
|
1
|
Daud Wabang
|
80
|
80
|
2
|
Dono Sartian Mau
|
65
|
80
|
3
|
Devik Antonio Tuaty
|
50
|
80
|
4
|
Elda Suriani Waang
|
55
|
80
|
5
|
Fiktor Musa Waang
|
80
|
80
|
6
|
Issai Dollu
|
59
|
80
|
7
|
Jenifer Anjelita
|
60
|
80
|
8
|
Mei Seina Sasa Tuaty
|
63
|
80
|
9
|
Mira Okorina Illu
|
67
|
80
|
10
|
Meri Krismas Tuaty
|
70
|
80
|
11
|
Nandi Jorlianto Bako
|
65
|
80
|
12
|
Supri Sintia Bako
|
77
|
80
|
13
|
Yuyun Rianto Puling
|
79
|
80
|
14
|
Yohanis Puling
|
74
|
80
|
15
|
Soleman Kamis
|
80
|
80
|
Berdasarkan
tabel tersebut,dapat dilihat bahwa ada beberapa orang siswa yang nilainya
tidak sesuai dengan standar KKM. Oleh karena itu hasil
belajar siswa ini harus ditingkatkan semaksimal mungkin. Pengamatan penulis
disekolah menunjukkan bahwa masalah yang terjadi dalam proses
belajar-mengajar terutama yang berhubungan dengan minat dan motivasi belajar di
SD Gmit Abangiwang. Siswa tidak berminat terhadap mata pelajaran tertentu,
seperti PAK yang terbukti banyaknya nilai yang tidak sesuai
standar KKM pada tabel 1 di atas.
Beberapa
guru juga berpendapat bahwa siswa dalam proses belajar-mengajar tidak
bersemangat dalam mengikuti pelajaran, siswa cenderung pasif dalam menerima
penjelasan dari guru. Selain itu, dalam mengerjakan tugas pelajaran yang
diberikan guru siswa mengerjakan tugas tersebut asal jadi, tidak tepat waktu
dalam mengumpulkan bahkan tidak mengerjakan sama sekali. Kenyataan lain
menunjukkan guru dalam proses belajar-mengajar hanya memberikan materi
pelajaran saja. Guru jarang sekali memberikan motivasi pada siswa dalam
mengajar. Disamping itu guru mengajar tidak sesuai dengan profesinya.
Tabel.2.
Persentase
Kehadiran Siswa Kelas V SD GMIT Abangiwang Semester 1
Tahun
Pelajaran 2014/2015.
Keterangan
|
Jlh
|
Jlh x 100%
|
Total/Jlh Siswa
|
Persentase
|
Sakit
|
6 ×100
|
600
|
600/15
|
40 %
|
Ijin
|
3 × 100
|
300
|
300/15
|
20 %
|
Alpa
|
5 × 100
|
500
|
500/15
|
33,3 %
|
Jumlah
|
14 × 100
|
1400
|
1400/15
|
93,3 %
|
Berdasarkan
daftar persentase kehadiran siswa ini terlihat bahwa kehadiran siswa sangat
minimum dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Ini juga yang
akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Berdasarkan
latar belakang ini,maka penulis tertarik mengadakan penelitian dengan Judul “Minat Siswa Mempelajari Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK) Kelas V SD GMIT Abangiwang’’.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut,maka penulis dapat mengidentifikasikan permasalahan
sebagai berikut:
1. Seberapa besar tingkat kehadiran Siswa pada mata pelajaran “PAK”.
2. Seberapa besar Siswa mencapai kriteria ketuntasan miniman (KKM).
3. Seberapa besar indikasi minat Siswa mempelajari mata pelajaran
“PAK”.
1.3
Pembatasan Masalah
Dari Identifikasi masalah tersebut,maka
berdasarkan hasil pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka masalah
utama dibatasi pada minat siswa dalam mempelajari mata pelajaran
PAK di SD GMIT Abangiwang.
1.4
Rumusan Masalah
Perumusan Masalah adalah hal penting dalam
melakukan penelitian, karena dengan adanya perumusan masalah yang diteliti
akan menjadi jelas dan tidak menyimpang dari tujuan yang ditentukan.
Dalam penulisan ini akan diuraikan yang menjadi
perumusan masalah adalah Seberapa besar minat siswa mempelajari
mata pelajaran PAK?
1.5
Tujuan Penelitian.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah untuk
mengetahui minat siswa mempelajari PAK.
1.6
Manfaat Penelitian.
1. Akademik
Sebagai input bagi pihak lain yang hendak melakukan penelitian lanjut.
2. Prestasi
a.
Bagi sekolah: sebagai
input untuk melakukan upaya peningkatan minat belajar siswa.
b. Bagi guru: sebagai input untuk melakukan inovasi
pembelajaran “PAK”.
1.7
Asumsi
Minat
merupakan salah satu unsur terpenting dalam aktifitas belajar,tanpa minat yang
baik siswa tidak dapat mengalami pengalaman pembelajaran yang bermakna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar