BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Olahraga sebagai salah satu unsur yang berpengaruh dalam
kehidupan manusia, telah ikut berperan dalam mengharumkan nama
daerah dan bangsa. Baik melalui kompetisi regional, nasional maupun
internasional. Setiap bangsa diseluruh dunia berlomba-lomba menciptakan
prestasi dalam kegiatan olahraga, karena prestasi olahraga yang baik akan
meningkatkan citra daerah, bangsa di dunia internasional. (Cholik Mutohir
1999:23) menguraikan bahwa : olahraga merupakan proses sistematik yang berupa
segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong dan mengembangkan, dan membina
potensi-potensi jasmani dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau
anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan, pertandingan, dan
prestasi puncak dalam perkembangan manusia yang seutuhnya berdasarkan
pancasila.
Pemuda adalah generasi penerus
bangsa, di mana dalam dirinya terdapat bakat yang harus dikembangkan serta
dibina guna menciptakan manusia yang berkualitas dalam rangka dikembangkan
serta dibina guna menciptakan manusia berkualitas dalam rangka menghadapi
kemajuan jaman dalam era globalisasi, yang pada akhirnya mampu membangun
dirinya sendiri serta meningkatkan kesejahteraan dan martabat masyarakat pada
umumnya.
Dinamika dan perkembangan yang
berlangsung demikian pesat sekarang ini, langsung maupun tidak langsung telah
membentuk dan mempengaruhi berbagai lini kehidupan umat manusia. Di bidang
olahraga, sepak bola menjadi salah satu komoditas yang laris manis di pasaran
dunia. Olahraga terpopuler di kolong jagad ini berkembang dengan begitu
pesatnya.
Perkembangan ini berdampak pada
pertumbuhan dan dinamika sepak bola nasional sebagai olahraga yang digemari
lebih dari 200 juta manusia di Indonesia ini. Citra PSSI sebagai wadah
organisasi sepak bola se-Indonesia yang kurang baik menjadi salah satu sorotan
tajam berbagai kalangan, terutama dari berbagai media, baik cetak/elektronik.
Cita-cita mulia mewujudkan sepak
bola Indonesia yang maju dan berprestasi terhambat akibat kebijakan salah
kaprah dari sebagian pengurus PSSI, serta tindak kekerasan dari sebagian
kelompok supporter garis keras klub-klub sepak bola di Indonesia khususnya klub
– klub yang ada di kabupaten Timor Tengah Selatan provinsi NTT. Padahal,
sejatinya sepak bola dapat mempersatukan berbagai elemen bangsa yang beraneka
ragam. Di samping olahraga sepak bola sebagai olahraga yang paling diminati,
perlu mendapat perhatian yang serius melalui dukungan moril, dukungan dana
serta partisipasi nyata lewat kritik, saran dan masukan – masukan yang
membangun peningkatan kualitas atau prestasi demi mengedepankan eksistensi,
atau martabat dan jati diri suatu daerah atau bangsa. Bakat dan minat putra
daerah mestinya terus diberi motivasi – motivasi khusus. Peran pemerintah ,
masyarakat, LSM dan media massa diharapkan terus mengawasi dan memberikan
respon melalui masukan-masukan demi kepentingan kemajuan persepakbolaan
Indonesia, khususnya sepak bola yang ada di kabupaten Timor Tengah Selatan.
Untuk itu, dalam hal ini pemerintah
dan tokoh masyarakat sebagai bagian terpenting masyarakat mempunyai tugas tak
kecil dalam mengembangkan dan menumbuhkan sepak bola yang sportif, maju, dan
ramah menuju prestasi yang bagus. Pemerintah dan tokoh masyarakat juga
berkewajiban memberikan dukungan dan pandangan-pandangan positif dan moderat
guna kemajuan sepak bola di negeri ini.
Tugas-tugas seperti ini hanya dapat
dicapai dengan maksimal bila terorganisir dengan baik. Untuk itulah diperlukan
sebuah kompetisi sepak bola yang sportif, ramah, dan damai. Adanya
kompetisi/turnamen semacam itu sekaligus menunjukkan kepedulian dan
keseriusan berbagai elemen masyarakat dalam mewujudkan masyarakat yang sehat
sekaligus mensukseskan apa yang dicanangkan oleh pemerintah “Memasyarakatkan
Olahraga dan mengolahragakan masyarakatnya guna mewujudkan manusia yang
sehat jasmani maupun rohaninya.
Berdasarkan latar belakang diatas
maka penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul: “ PEMBINAAN , PELATIHAN
DAN PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA SEPAK BOLA PADA CLUB PARIS FC KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN”
1.2.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka penulis dapat mengidentifikaskan
masalah sebagai berikut:
1. Sebagai wadah pengembangan sepak
bola
2. Meningkatkan Prestasi yang mampu
bersaing pada kompetisi lokal dan nasional
3. Sebagai sarana pengembangan
bibit-bibit muda sepak bola yang ada di klub Paris kabupaten TTS
4. Menumbuhkan
kesadaran dan kedisplinan bagi para pelatih dan para pemain demi meningkatkan
prestasi bagi semua elemen yang tergabung dalam klub Paris Soe kabupaten Timor
Tengah Selatan
1.3.
Batasan Masalah
Mengacu pada
identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah dalam penelitian ini
adalah Pembinaan dan pelatihan Club Paris FC Kabupaten Timur Tengah
Selatan
1.4.
Rumusan
Masalah
Mengacu pada
identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah dalam penelitian ini
adalah Bagaimana Pembinaan dan pelatihan Club Paris
FC Kabupaten Timur Tengah Selatan
1.5.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
a.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di
atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah:
1.
Sebagai wadah pengembangan sepak bola
2.
Meningkatkan Prestasi yang mampu bersaing pada kompetisi
lokal dan nasional
3.
Sebagai sarana pengembangan bibit-bibit muda sepak bola yang ada di
klub Paris kabupaten TTS
4.
Menumbuhkan kesadaran dan kedisplinan bagi para pelatih dan para
pemain demi meningkatkan prestasi bagi semua elemen yang tergabung dalam klub
Paris Soe kabupaten Timor Tengah Selatan
b.
Manfaat
Penelitian
1.
Secara Akademik.
a. Sebagai
bahan referensi bagi Civitas Akademika khusunya bagi program studi PJKR dalam
penelitian selanjutnya menyangkut pemgembangan dan pelatihan sepak bola
sesuai dengan target atau sasaran yang diharapkan
b. Sebagai
bahan referensi bagi
pelatih dan pemain yang ada di klub Paris Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan.
c. Agar
dapat digunakan sebagai bahan informasi serta kajian penelitian ke depan,
khususnya bagi para pemerhati menyangkut olahraga Sepak bola baik di tingkat lokal , nasional dan sampai
pada tataran internasional
2. Secara Praktis
a.
Bagi Pelatih agar dapat
merencanakan program latihan dengan porsi yang tepat dan menambah pengetahuan
tentang pemgembangan
dan pelatihan , juga bagi atlet agar dapat
meningkatkan prestasi.
b. Bagi
peneliti agar dapat mengembangkan teori-teori yang hasilnya berguna bagi pelatih klub Paris,
para pemain, dan pihak-pihak yang
terkait demi prestasi olahraga sepak
bola yang ada di kabupaten Timor Tengah Selatan
1.6. Defenisi Operasional Konsep
Pengembangan dan
pelatihan olahraga sepak bola dapat tertera pada bagan di bawah ini.

Bagan : Definisi Operasional Konsep
Berdasarkan Bagan di atas maka
penulis menyimpulkan definisi operasional konsep yaitu pada permainan sepak
bola membutuhkan latihan rutin dan
tekun, keberanian , kesenangan dan percaya diri. Pada latihan dan pembelajaram
ini diharapkan para pemin dapat memahami dengan baik sesuai dengan target yang
ditetapkan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pendidikan Jasmani
Menurut Nadisah (1992:23)
mengemukakan bahwa: Pendidikan olahraga adalah bagian dari pendidikan (secara Umum) yang berlangsung melalui
aktifitas yang melibatkan mekanisme gerak tubuh manusia dan mengasilkan
pola-pola perilaku individu yang bersangkutan.
Menurut Soepartono
(2000:32) Bahwa: Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang
mengunakan sebagai media utama untuk mencapai tujuan.
Menurut Ruslin Lutan dan Sumardianto
(2000:17) Pendidikan jasmani
adalah bagian
integral dari pendidikan melalui aktifitas jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuskular, intelektual, dan emosional
Pendidikan jasmani merupakan bagian atau integral dari
pendidikan (secara umum) yang berlangsung melalui aktifitas yang melibatkan
mekanisme gerak tubuh manusia dan
mengasilkan pola-pola perilaku induvidu yang bersangkutan. Pendidikan jasmani
merupakn pendidikan yang menggunakan aktivitas sebagai media utama untuk
mencapai tujuan yang diharapkan oleh bangsa dan negara sebagai bukti nyata
dalam mengisi kemerdekaan.
Sesuai dengan pernyataan diatas maka penulis
mengasumsikankan bahwa pendididikan
penjas adalah integral dari landasan
pendidikan nasional yang berdampak pada pendidikan mental secara jasmaniah yang
bertujuan pada kebugaran jasmani disetiap aktivitas manusia.Salah satu
pendidikan yang sangat dibutukan oleh manusia adalah pendidikan Penjas karena
penjas yang mendasari perkembangan teknologi moderen mempunyai peran dalam
berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Pembelajaran penjas adalah :
proses yang dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan
memungkinkan seseorang ( Pelajar ) melaksanakan kegiatan belajar penjas.
2.2. Sejarah Sepak Bola
Sejarah
olahraga sepak bola dimulai sejak abad ke-2 dan ke-3 sebelum Masehi di Cina. Di
masa Dinasti Han tersebut,
masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring
kecil. Permainan serupa juga dimainkan di Jepang dengan sebutan Kemari.
Di Italia,
permainan menendang dan membawa bola juga digemari terutama mulai abad ke-16.
Sepak bola modern mulai
berkembang di Inggris dan
menjadi sangat digemari. Di beberapa kompetisi, permainan ini menimbulkan
banyak kekerasan selama pertandingan sehingga akhirnyaRaja
Edward III melarang olahraga ini dimainkan pada tahun
1365. Raja James I dari Skotlandia juga
mendukung larangan untuk memainkan sepak bola. Pada tahun 1815, sebuah
perkembangan besar menyebabkan sepak bola menjadi terkenal di lingkungan universitas dan sekolah. Kelahiran
sepak bola modern terjadi di Freemasons Tavern pada tahun 1863 ketika 11
sekolah dan klub berkumpul dan merumuskan aturan baku untuk permainan
tersebut. Bersamaan dengan itu, terjadi pemisahan yang jelas antara
olahraga rugby dengan
sepak bola (soccer). Pada tahun 1869, membawa bola dengan tangan mulai dilarang
dalam sepak bola. Selama tahun 1800-an, olahraga tersebut dibawa
oleh pelaut, pedagang,
dan tentara Inggris ke berbagai belahan dunia. Pada tahun 1904, asosiasi
tertinggi sepak bola dunia (FIFA) dibentuk dan pada awal tahun 1900-an,
berbagai kompetisi dimainkan diberbagai negara
2.3.
Pengertian Sepak Bola
Sepak
bola adalah
cabang olahraga yang
menggunakan bola yang
dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 (sebelas) orang.
Memasuki abad ke-21, olahraga ini telah dimainkan oleh lebih dari 250 juta
orang di 200 negara, yang menjadikannya olahraga paling populer di
dunia. Sepak bola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya dengan menggunakan
bola ke gawang lawan. Sepak bola dimainkan dalam lapangan yang
berbentuk persegi panjang, di atas rumput atau rumput sintetis.
Secara umum, hanya penjaga gawang saja
yang berhak menyentuh bola dengan tangan atau lengan di dalam daerah gawangnya, sedangkan 10
(sepuluh) pemain lainnya diijinkan menggunakan seluruh tubuhnya selain tangan,
biasanya dengan kaki untuk
menendang, dada untuk
mengontrol, dan kepala untuk
menyundul bola. Tim yang mencetak gol paling banyak pada akhir pertandingan
adalah pemenangnya. Jika hingga waktu berakhir masih berakhir imbang, maka
dapat dilakukan undian, perpanjangan
waktu maupun adu penalti,
tergantung dari format penyelenggaraan kejuaraan.
Peraturan pertandingan
secara umum diperbarui setiap tahunnya oleh induk organisasi sepak bola
internasional (FIFA),
yang juga menyelenggarakan Piala Dunia setiap
empat tahun sekali.
2.4. Posisi Pemain
Pada dasarnya, satu tim
sepak bola terdiri dari 1 orang penjaga gawang,
2-4 orang pemain
bertahan, (fullbacks), 2-4 orang pemain tengah,
dan 1-4 orang penyerang. Penjaga
gawang adalah satu-satunya pemain yang boleh menggunakan tangan untuk
melindungi gawang dari serangan lawan. Umumnya, penjaga gawang mengenakan
pakaian yang berbeda dengan pemain lainnya. Pemain bertahan memiliki tugas
utama untuk menghentikan serangan lawan. Pemain tengah biasanya terdiri
dari pemain tengah penyerang yang bermain dekat dengan penyerang dan pemain
tengah bertahan yang bermain dekat dengan pemain bertahan. Penyerang
memiliki tugas utama untuk mencetak gol ke gawang lawan.
Posisi dasar pemain dapat
mengalami modifikasi menjadi berbagai pola atau taktik permainan. Beberapa
pola pemain yang sering digunakan dalam berbagai kejuaraan adalah 4-4-2 (paling sering digunakan), 3-4-2-1 (kekuatan terletak di
bagian tengah lapangan), serta 4-3-3 (formasi klasik dari tahun 1970-an yang
sering digunakan oleh sistem total-footbal Belanda dan Jerman
Barat).
2.4. Aturan
1. Lapangan Permainan
Untuk pertandingan
internasional dewasa, lapangan sepak bola internasional yang digunakan memiliki
panjang yang berkisar antara 100-120 meter dan lebar 65-75 meter. Di
bagian tengah kedua ujung lapangan, terdapat area gawang yang berupa persegi
empat berukuran dengan lebar 7.32 meter dan tinggi 2.44 meter. Di bagian depan
dari gawang terdapat area pinalti yang berjarak 16.5 meter dari
gawang. Area ini merupakan batas kiper boleh menangkap bola dengan tangan dan
menentukan kapan sebuah pelanggaran mendapatkan hadiah tendangan pinalti atau
tidak.
2. Lama
Permainan
Lama permainan sepak bola normal adalah 2 × 45
menit, ditambah istirahat selama 15 menit di antara kedua babak. Jika
kedudukan sama imbang, maka diadakan perpanjangan waktu selama 2×15 menit,
hingga didapat pemenang, namun jika sama kuat maka diadakan adu
penalti. Wasit dapat menentukan berapa waktu tambahan di setiap akhir
babak sebagai pengganti dari waktu yang hilang akibat pergantian pemain, cedera yang membutuhkan pertolongan, ataupun
penghentian lainnya. Waktu tambahan ini disebut sebagai injury time atau stoppage
time.
Gol yang dicetak dalam
perpanjangan waktu akan dihitung menjadi skor akhir pertandingan, sedangkan gol
dari adu penalti hanya menentukan apabila suatu tim dapat melaju ke pertandingan
selanjutnya ataupun tidak (tidak mempengaruhi skor akhir). Pada akhir
tahun 1990-an, International Football Association Board (IFAB)
memberlakukan sistem gol emas (golden
gol) atau gol perak (silver
gol) untuk menyelesaikan pertandingan. Dalam sistem gol emas, tim yang
pertama kali mencetak gol saat perpanjangan waktu berlangsung akan menjadi
pemenang, sedangkan dalam gol perak, tim yang memimpin pada akhir babak
perpanjangan waktu pertama akan keluar sebagai pemenang. Kedua sistem tersebut tidak lagi digunakan
oleh IFAB.
3. Pelanggaran
Apabila pemain melakukan pelanggaran yang cukup keras maka
wasit dapat memberikan peringatan dengan kartu kuning atau kartu merah.
Pertandingan akan dihentikan dan wasit menunjukkan kartu ke depan pemain yang
melanggar kemudian mencatat namanya di dalam buku. Kartu kuning merupakan
peringatan atas pelanggaran seperti bersikap tidak sportif, secara
terus-menerus melanggar peraturan, berselisih kata-kata atau tindakan, menunda
memulai kembali pertandingan, keluar-masuk pertandingan tanpa persetujuan
wasit, ataupun tidak menjaga jarak dari pemain lawan yang sedang melakukan
tendangan bebas atau lemparan ke dalam. Pemain yang menerima dua kartu
kuning akan mendapatkan kartu merah dan keluar dari pertandingan.
Pemain yang mendapatkan kartu merah harus keluar dari
pertandingan tanpa bisa digantikan dengan pemain lainnya. Beberapa contoh
tindakan yang dapat diganjar kartu merah adalah pelanggaran berat yang
membahayakan atau menyebabkan cedera parah pada lawan, meludah, melakukan
kekerasan, melanggar lawan yang sedang berusaha mencetak gol, menyentuh bola
dengan tangan untuk mencegah gol bagi semua pemain kecuali penjaga gawang , dan
menggunakan bahasa atau gerak tubuh yang cenderung menantang, pemain yang
berposisi sebagai penjaga gawang melakukan hands ball di luar kotak penalti
4. Wasit dan Petugas Pertandingan
Dalam pertandingan
profesional, terdapat 4 petugas yang memimpin jalannya pertandingan, yaitu wasit, 2 hakim garis, dan seorang petugas di
pinggir tengah lapangan. Wasit memiliki peluit yang menandakan apakah saat
berhenti atau memulai memainkan bola. Dia juga bertugas memberikan hukuman
dan peringatan atas pelanggaran yang terjadi di lapangan. Masing-masing
penjaga garis bertanggung jawab mengawasi setengah bagian dari lapangan. Mereka
membawa bendera dengan warna terang untuk menandakan adanya pelanggaran, bola
keluar, ataupun offside. Biasanya
mereka akan bergerak mengikuti posisi pemain belakang terakhir.
Petugas terakhir memiliki
tugas untuk mencatat semua waktu yang sempat terhenti selama pertandingan
berlangsung dan memberikan info mengenai tambahan waktu di akhir setiap
babak. Petugas ini juga bertugas memeriksa pergantian pemain dan menjadi
penghubung antara manajer tim dengan wasit. Dalam beberapa pertandingan,
teknologi penggunaan video atau
penggunaan orang kelima untuk menentukan ketepatan keputusan wasit mulai
digunakan. Misalnya yang menentukan apakah suatu bola telah melewati garis
atau apakah seorang pemain berada dalam keadaan offside ketika mencetak gol.
2.5.
Kejuaraan Internasional
Kejuaraan sepak bola internasional terbesar
ialah Piala Dunia yang
diselenggarakan oleh Fédération Internationale de Football
Association (FIFA). Piala Dunia diadakan
setiap empat tahun sekali dan dimulai di Uruguay pada
tahun 1930. Pencetus
atau penggagas ide tersebut adalah Jules Rimet, seorang pengacara dan pengusaha Perancis yang
terinspirasi atau terdorong untuk mengagas hal tersebut setelah menonton Olimpiade
Paris tahun 1924.
Kompetisi international
tertua di dunia adalah Copa America yang
mempertandingkan tim-tim dalam wilayah Amerika Selatan setiap
dua tahun sekali. Copa America pertama kali diadakan tahun 1916 dan
diikuti oleh sepuluh (10) negara yang akhirnya membentuk sebuah wadah The South American Football Confederation (Conmebol). Untuk
wilayah Amerika
Utara, The Confederation of North, Central American
and Caribbean Association Football (CONCACAF)
menyelenggarakan kompetisi internasional setiap empat tahun sekali yang
disebut Piala
Emas CONCACAF. Di kawasan Asia, termasuk Australia dan Timor Leste
negara-negara yang tergabung dalam Asian
Football Confederation (AFC), mengadakan kompetisi
internasional pertama tingkat Asia pada tahun 1956 di Hongkong yang
disebut Piala Asia. Pada
tahun 1960, kompetisi tingkat regional Eropadiadakan untuk pertama kalinya dengan
nama European Nations' Cup yang kemudian disebut sebagai UEFA
European Championship (Piala Eropa atau
EURO).
Di wilayah Oseania (meliputi Selandia Baru,
dan berbagai Kepulauan Pasifik),
kompetisi international setiap dua tahun dimulai sejak tahun 1996 disebut Piala Oseania. Untuk
wilayah Afrika, kompetisi Piala Afrika mulai
diadakan sejak 1957 di Khartoum.
2.6 Sepak Bola di Indonesia
Sejarah sepak bola di Indonesia diawali
dengan berdirinya Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta
pada 19 April 1930 dengan pimpinan Soeratin
Sosrosoegondo. Dalam kongres PSSI di Solo, organisasi tersebut mengalami perubahan
nama menjadi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. Sejak
saat itu, kegiatan sepak bola semakin sering digerakkan oleh PSSI dan makin
banyak rakyat bermain di jalan atau alun - alun tempat
dimana pertandingan atau kompetisi I (pertama) Perserikatan diadakan. Sebagai
bentuk dukungan terhadap kebangkitan "Sepakbola Kebangsaan", Paku Buwono X mendirikan stadion Sriwedari yang
membuat persepakbolaan Indonesia semakin gencar. Sepeninggalan Soeratin
Sosrosoegondo, prestasi tim nasional sepak bola Indonesia tidak
terlalu memuaskan karena pembinaan tim nasional tidak diimbangi dengan
pengembangan organisasi dan kompetisi. Pada era sebelum tahun 1970-an,
beberapa pemain Indonesia sempat bersaing dalam kompetisi internasional, diantaranya Ramang, Sucipto Suntoro, Ronny
Pattinasarani,dan Tan Liong Houw. Dalam
perkembangannya, PSSI telah memperluas kompetisi sepak bola dalam negeri, di
antaranya dengan penyelenggaraan Liga
Super Indonesia, Divisi
Utama, Divisi Satu, dan Divisi Dua untuk pemain non amatir,
serta Divisi Tiga untuk pemain amatir. Selain itu, PSSI juga aktif
mengembangkan kompetisi sepak bola wanita dan kompetisi dalam kelompok umur
tertentu (U-15, U-17, U-19,U21, dan U-23)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis
Penelitian
Jenis penelitian kualitatif deskriptif adalah
bertujuan untuk menemukan kualitas dan menggambarkan realitas suatu fenomena
dalam konteks sesuai dengan sarana yang digunakan dilapangan olah raga, dalam
hal ini data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari observasi,
wawancara, dan dokumentasi serta
dalam metode ini langkah-langkah yang hendak dilkukan adalah pengumpulan
data,penyusunan data, analisis data serta kesimpulan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dijelaskan pada dasarnya
metode deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif naturalistik menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2006:318),
bahwa, penelitian deskriptif pada umumnya untuk mengungkapakn atau
menggambarkan suatu masalah atau fakta yang terjadi dilapangan, selanjutnya
fakta-fakta tersebut dinalisis dan dibuat penarikan kesimpulan.
3.2. Metode
Penelitian
Metode adalah suatu cara yang untuk meneliti
dan mengamati suatu objek, baik berupa objek yang abstrak maupun yang non
abstrak.
Metode penelitian yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan
perilaku atau keadaan dapat diamati. (Amirul Hadi dan Haryono, 2005) dan metode
Kuantitatif yang mengarah kepada perhitungan data observasi dalam bentuk
angka-angka pada proses analisis data pengamatan.
3.3.Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Tempat
Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan
pada Club Paris Soe Kabupaten Timur Tengah Selatan
2.
Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam
waktu selama ± 2 (dua) bulan
3.4.Peran dan Informen Penelitian
1. Peran
Peneliti
Dalam
penelitian ini, peneliti berperan sebagai pengumpul informen dan pengamat objek
2. Informen
Penelitian
Informen
adalah orang yang memberikan informasi atau data secara lisan atau tulisan.
Informen
yang akan digunakan sebagai pemberi informasi dalam penelitian ini adalah:
a.
Pengurus
Club Paris Soe
b.
Pelatih
Club Paris Soe
c.
Para
Pemain dan semua yang terlibat
dalam penelitian
3.5. Teknik
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa
metode yang dapat memberikan informasi yang berupa data-data dan keterangan
yang meliputi:
1. Pengamatan
Teknik pengamatan adalah
suatu teknik pengumpulan yang dipakai dengan mengmati dan melihat suatu objek
yang akan di teliti.
2. Wawancara
Teknik wawancara yang
penting gunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terbuka yaitu salah satu
teknik pengumpulan data yang digunakan
dengan cara bertanya secara langsung kepada sumber-sumber yang memberikan
informasi untuk mendapatkan data – data yang berhubungan dengan tujuan
diadakannya penelitian.
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan teknik yang sangat mendukung
penelitian dalam melakukan penelitian ini adalah peneliti dapat melihat
bukti-bukti yang menjadi pokok penelitian atau persoalan yang diangkat oleh
peneliti.
Dokumentasi adalah salah satu sumber, semua rekaman atau catatan
sekunder lainnya seperti susunan surat, buku-buku, brosur, foto, berita,
majalah dan sebagainya.
3.6. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian
dilihat dari dua aspek, yaitu:
1.
Menurut
Sumbernya
Berdasarkan sumbernya data
dalam penelitian ini dibagi atas:
a. Data
primer, yaitu data yang diperoleh melalui wawancara langsung dari semua elemen yang Club Paris Soe Kabupaten Timur Tengah
Selatan terutama Pengurus, pelatih dan para pemain
b. Data
sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
pengembangan kualitas Club Paris Soe Kabupaten
Timur Tengah Selatan
2.
Menurut
Sifatnya
Menurut sifatnya data dalam
penelitian ini dibagi atas dua macam yaitu:
a. Data
kualitatif, yaitu data yang dikumpulkan dalam bentuk keterangan kualitatif (non
angka) seperti jenis sarana, nama-nama alat olah raga yang ada pada Club Paris Soe Kabupaten Timur Tengah Selatan
b. Data
kuantitatif, yaitu data yang dikumpulkan dalam bentuk angka-angka seperti jumlah sarana olah raga, jumlah Pengurus, Pelatih dan jumlah para
pemain binaan club Paris Soe
3.7. Teknik
Analisis Data
Data-data yang dukumpulkan oleh penelitian
akan dianalisis secara kronologis,
sistimatis, obyektif, dan deskriptif.
Pengelolahan dan analisis data akan dilakukan
setelah peneliti melakukan penelitian di tempat penelitian. Teknik analisis
data yang akan digunakan adalah deskriptif kualitatif yaitu semua data yang
akan diperoleh akan dideskripsikan , peneliti juga menggunakan rumusan-rumusan sederhana pada
kondidi tertentu yang ada hubungan dengan angka keberhasilan dan akan di sajikan secara deskriptif kualitatif
dalam kalimat dan paragraf yang berhubungan dengan penjelasan, keterangan - keterangan
yang berhubungan dengan hasil dari tujuan diadakannya suatu penelitian.
DAFTAR
PUSTAKA
Aip Syarifuddin. 1992. Atletik.
Jakarta : Depdikbud.
Aip Syarifuddin dan Muhadi.
1992/1993. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta
: Depdikbud
Cholik Mutohir,1999. Manfaat Olahraga,
Jakarta: Cipta Karsa Hadayaninggrat
Engkos, Kosasih. 1985. Olahraga
Tehnik dan Program Latihan. Jakarta. Akademika Pressindo.
.
Gunawan, dkk,1987. Psikologi Olahraga, BPK Gunung Mulia
Harsono. 1982. Ilmu Coaching.
Jakarta: KONI Pusat.
J. Matakupan. 1996. TeoriBermain. Jakart
Naisah. Mattew,
1992. Pengembangan Kurikulum Penidikan
Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud
Soepartono, 2000. Sarana dan Prasarana Olahraga Jakarta:
Depertemen Pendidikan Nasional

1.
PEMBINAAN , PELATIHAN DAN
PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA BOLA VOLLY PADA CLUB
KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN
A. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat
mengidentifikaskan masalah sebagai
berikut:
1. Sebagai wadah pengembangan Bola Volly
2. Meningkatkan Prestasi yang mampu
bersaing pada kompetisi lokal dan nasional
3. Sebagai sarana pengembangan
bibit-bibit muda Bola Volly yang ada di Club Paris kabupaten TTS
4. Menumbuhkan
kesadaran dan kedisplinan bagi para pelatih dan para pemain demi meningkatkan
prestasi bagi semua elemen yang tergabung dalam Club Paris Soe kabupaten Timor
Tengah Selatan
B.
BATASAN MASALAH
Mengacu pada
identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah dalam penelitian ini
adalah Pembinaan dan pelatihan Club Paris Kabupaten Timur Tengah Selatan
C. RUMUSAN MASALAH
Mengacu pada
identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah dalam penelitian ini
adalah Bagaimana Pembinaan dan pelatihan Bola Volly
pada Club Paris Kabupaten Timur Tengah Selatan
2. EFEKTIVITAS PENGGUNAAN
SARANA OLAHRAGA PADA MATA PELAJARAN PENJAS ORKES DI SMAN 1 SOE KABUPATEN TIMOR
TENGAH SELATAN
A. INDENTIFIKASI
MASALAH
Berdasarkan
uraian latar belakang diatas, adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Keadaan
Sarana olahraga di SMAN 1 Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan tahun ajaran 2015/2016
2. Mencari
tahu pemahaman Guru dan Murid terhadap penggunaan fasilitas olahraga di SMAN 1 Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan tahun ajaran 2015/2016
B.
BATAS
MASALAH
Agar penulisan
ini tidak keluar dari permasalahan maka di batasi masalahnya pada: Bagaimana
penggunaan Sarana olah raga pada mata pelajaran penjas di SMAN 1 Soe Kabupaten
Timor Tengah Selatan tahun ajaran
2015/2016
C. RUMUSAN MASALAH
Dari latar
belakang diatas maka penelitian ini dapat di rumuskan sebagei berikut :
Bagaimana penggunaan Sarana Olahraga pada mata pelajaran penjas di SMAN 1 Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan
tahun ajaran 2015/2016
3. TINJAUN
PENGEMBANGAN KUALITAS
TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BULU TANGKIS PADA SMA KRISTEN SOE KABUPATEN TTS
A.
INDENTIFIKASI MASALAH.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas,
adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Pengembangan minat terhadap peningkatan
prestasi bulu tangkis pada SMA Kristen Soe
Kabupaten Timor Tengah Selatan
2. Mengetahui minat terhadap peningkatan prestasi bulu
tangkis pada SMA Kristen Soe Kabupaten Timor Tengah
Selatan
3. Mengetahui kurangnya perhatian guru
terhadap peningkatan prestasi bulu
tangkis pada SMA Kristen Soe Kabupaten Timor Tengah
Selatan
B.
BATASAN MASALAH
Agar penulisan ini tidak keluar dari
permasalahan maka di batasi masalahnya pada: Pengembangan Minat Terhadap
Peningkatan Prestasi Bulutangkis SMA
Kristen Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan
C.
RUMUSAN MASALAH
Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana strategi yang dipakai atau
digunakan dalam pengembangan minat terhadap peningkatan kualitas prestasi
bulut tangkis
pada SMA Kristen Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan ?
4.
PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN SENAM DASAR
PADA SISWA SMP NEGERI 1 SOE
A.
INDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan uraian latar
belakang diatas, adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Keadaan
Siswa terhadap kegemaran olahraga Senam Dasar
Pada siswa SMP Negeri 1 Soe
2. Mencari
tahu pemahaman Guru terhadap Penggunaan Pendekatan Kontekstual dalam
Pembelajaran Senam Dasar pada siswa SMP Negeri 1 Soe
B.
BATASAN
MASALAH
Agar
penulisan ini tidak keluar dari permasalahan maka di batasi masalahnya pada:
Bagaimana Penggunaan pendekatan kontekstual dalam Pembelajaran Senam Dasar pada
Siswa SMP Negeri 1 Soe
C.
RUMUSAN
MASALAH
Dari
latar belakang diatas maka penelitian ini dapat di rumuskan sebagei berikut
:Bagaimana Penggunaan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Senam Dasar Pada
siswa SMP Negeri 1 Soe ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar