Selasa, 31 Januari 2017

PEMBINAAN , PELATIHAN DAN PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA SEPAK BOLA PADA CLUB PARIS FC KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN”



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.     Latar Belakang Masalah

Olahraga sebagai salah satu unsur yang berpengaruh dalam kehidupan  manusia, telah ikut  berperan dalam mengharumkan nama daerah dan bangsa. Baik melalui kompetisi regional, nasional maupun internasional. Setiap bangsa diseluruh dunia  berlomba-lomba menciptakan prestasi dalam kegiatan olahraga, karena prestasi olahraga yang baik akan meningkatkan citra daerah, bangsa di dunia internasional. (Cholik Mutohir 1999:23) menguraikan bahwa : olahraga merupakan proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong dan mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani  dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan, pertandingan, dan prestasi puncak dalam perkembangan manusia yang seutuhnya berdasarkan pancasila.
Pemuda adalah generasi penerus bangsa, di mana dalam dirinya terdapat bakat yang harus dikembangkan serta dibina guna menciptakan manusia yang berkualitas dalam rangka dikembangkan serta dibina guna menciptakan manusia berkualitas dalam rangka menghadapi kemajuan jaman dalam era globalisasi, yang pada akhirnya mampu membangun dirinya sendiri serta meningkatkan kesejahteraan dan martabat masyarakat pada umumnya.
Dinamika dan perkembangan yang berlangsung demikian pesat sekarang ini, langsung maupun tidak langsung telah membentuk dan mempengaruhi berbagai lini kehidupan umat manusia. Di bidang olahraga, sepak bola menjadi salah satu komoditas yang laris manis di pasaran dunia. Olahraga terpopuler di kolong jagad ini berkembang dengan begitu pesatnya. 
Perkembangan ini berdampak pada pertumbuhan dan dinamika sepak bola nasional sebagai olahraga yang digemari lebih dari 200 juta manusia di Indonesia ini. Citra PSSI sebagai wadah organisasi sepak bola se-Indonesia yang kurang baik menjadi salah satu sorotan tajam berbagai kalangan, terutama dari berbagai media, baik cetak/elektronik.
Cita-cita mulia mewujudkan sepak bola Indonesia yang maju dan berprestasi terhambat akibat kebijakan salah kaprah dari sebagian pengurus PSSI, serta tindak kekerasan dari sebagian kelompok supporter garis keras klub-klub sepak bola di Indonesia khususnya klub – klub yang ada di kabupaten Timor Tengah Selatan provinsi NTT. Padahal, sejatinya sepak bola dapat mempersatukan berbagai elemen bangsa yang beraneka ragam. Di samping olahraga sepak bola sebagai olahraga yang paling diminati, perlu mendapat perhatian yang serius melalui dukungan moril, dukungan dana serta partisipasi nyata lewat kritik, saran dan masukan – masukan yang membangun peningkatan kualitas atau prestasi demi mengedepankan eksistensi, atau martabat dan jati diri suatu daerah atau bangsa. Bakat dan minat putra daerah mestinya terus diberi motivasi – motivasi khusus. Peran pemerintah , masyarakat, LSM dan media massa diharapkan terus mengawasi dan memberikan respon melalui masukan-masukan demi kepentingan kemajuan persepakbolaan Indonesia, khususnya sepak bola yang ada di kabupaten Timor Tengah Selatan.
Untuk itu, dalam hal ini pemerintah dan tokoh masyarakat sebagai bagian terpenting masyarakat mempunyai tugas tak kecil dalam mengembangkan dan menumbuhkan sepak bola yang sportif, maju, dan ramah menuju prestasi yang bagus. Pemerintah dan tokoh masyarakat juga berkewajiban memberikan dukungan dan pandangan-pandangan positif dan moderat guna kemajuan sepak bola di negeri ini.
Tugas-tugas seperti ini hanya dapat dicapai dengan maksimal bila terorganisir dengan baik. Untuk itulah diperlukan sebuah kompetisi sepak bola yang sportif, ramah, dan damai. Adanya kompetisi/turnamen semacam itu sekaligus menunjukkan kepedulian dan keseriusan berbagai elemen masyarakat dalam mewujudkan masyarakat yang sehat sekaligus mensukseskan apa yang dicanangkan oleh pemerintah “Memasyarakatkan Olahraga dan mengolahragakan masyarakatnya guna mewujudkan manusia yang sehat jasmani maupun rohaninya.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul: “ PEMBINAAN , PELATIHAN DAN PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA SEPAK BOLA PADA  CLUB PARIS FC KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN”











1.2.  Identifikasi  Masalah
            Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat mengidentifikaskan  masalah sebagai berikut:
1.    Sebagai wadah pengembangan sepak bola
2.    Meningkatkan Prestasi yang mampu bersaing pada kompetisi lokal dan nasional
3.    Sebagai sarana pengembangan bibit-bibit muda sepak bola yang ada di klub Paris kabupaten TTS
4.    Menumbuhkan kesadaran dan kedisplinan bagi para pelatih dan para pemain demi meningkatkan prestasi bagi semua elemen yang tergabung dalam klub Paris Soe kabupaten Timor Tengah Selatan

1.3.  Batasan Masalah
Mengacu pada identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah  Pembinaan dan pelatihan Club Paris FC Kabupaten Timur Tengah Selatan
1.4.   Rumusan Masalah
Mengacu pada identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah  Bagaimana Pembinaan dan pelatihan Club Paris FC Kabupaten Timur Tengah Selatan
1.5.  Tujuan dan Manfaat Penelitian
a.    Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah:
1.    Sebagai wadah pengembangan sepak bola
2.    Meningkatkan Prestasi yang mampu bersaing pada kompetisi lokal dan nasional
3.    Sebagai sarana pengembangan bibit-bibit muda sepak bola yang ada di klub Paris kabupaten TTS
4.    Menumbuhkan kesadaran dan kedisplinan bagi para pelatih dan para pemain demi meningkatkan prestasi bagi semua elemen yang tergabung dalam klub Paris Soe kabupaten Timor Tengah Selatan





    
b.   Manfaat Penelitian
1.    Secara Akademik.
a.  Sebagai bahan referensi bagi Civitas Akademika khusunya bagi program studi PJKR dalam penelitian selanjutnya menyangkut pemgembangan dan pelatihan sepak bola sesuai dengan target atau sasaran yang diharapkan
b.  Sebagai bahan referensi bagi pelatih dan pemain yang ada di klub Paris Soe  Kabupaten Timor Tengah Selatan.
c.  Agar dapat digunakan sebagai bahan informasi serta kajian penelitian ke depan, khususnya bagi para pemerhati menyangkut olahraga Sepak bola baik di tingkat lokal , nasional dan sampai pada tataran internasional
2.     Secara Praktis
a.    Bagi Pelatih agar dapat merencanakan program latihan dengan porsi yang tepat dan menambah pengetahuan tentang pemgembangan dan pelatihan , juga bagi atlet agar dapat meningkatkan prestasi.
b.    Bagi peneliti agar dapat mengembangkan teori-teori yang hasilnya berguna bagi pelatih klub Paris, para pemain, dan pihak-pihak yang terkait demi prestasi olahraga sepak bola yang ada di kabupaten Timor Tengah Selatan

















1.6. Defenisi Operasional Konsep
Pengembangan dan pelatihan olahraga sepak bola dapat tertera pada bagan di bawah ini.
 










Bagan : Definisi Operasional Konsep

Berdasarkan Bagan di atas maka penulis menyimpulkan definisi operasional konsep yaitu pada permainan sepak bola  membutuhkan latihan rutin dan tekun, keberanian , kesenangan dan percaya diri. Pada latihan dan pembelajaram ini diharapkan para pemin dapat memahami dengan baik sesuai dengan target yang ditetapkan.










BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1.  Pendidikan Jasmani
Menurut Nadisah  (1992:23)  mengemukakan bahwa: Pendidikan olahraga adalah bagian dari pendidikan (secara Umum) yang berlangsung melalui aktifitas yang melibatkan mekanisme gerak tubuh manusia dan mengasilkan pola-pola perilaku individu yang bersangkutan.
Menurut Soepartono (2000:32)  Bahwa:  Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang mengunakan sebagai media utama untuk mencapai tujuan.
Menurut Ruslin Lutan dan Sumardianto  (2000:17)  Pendidikan jasmani adalah bagian integral dari pendidikan melalui aktifitas jasmani yang bertujuan  untuk meningkatkan individu secara organik,  neuromuskular, intelektual, dan emosional
Pendidikan jasmani merupakan bagian atau integral dari pendidikan (secara umum) yang berlangsung melalui aktifitas yang melibatkan mekanisme gerak tubuh  manusia dan mengasilkan pola-pola perilaku induvidu yang bersangkutan. Pendidikan jasmani merupakn pendidikan yang menggunakan aktivitas sebagai media utama untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh bangsa dan negara sebagai bukti nyata dalam mengisi kemerdekaan.
Sesuai dengan pernyataan diatas maka penulis mengasumsikankan bahwa  pendididikan penjas adalah integral  dari landasan pendidikan nasional yang berdampak pada pendidikan mental secara jasmaniah yang bertujuan pada kebugaran jasmani disetiap aktivitas manusia.Salah satu pendidikan yang sangat dibutukan oleh manusia adalah pendidikan Penjas karena penjas yang mendasari perkembangan teknologi moderen mempunyai peran dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Pembelajaran penjas adalah : proses yang dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan memungkinkan  seseorang ( Pelajar )  melaksanakan kegiatan belajar penjas.

2.2. Sejarah Sepak Bola
Sejarah olahraga sepak bola dimulai sejak abad ke-2 dan ke-3 sebelum Masehi di Cina. Di masa Dinasti Han tersebut, masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil. Permainan serupa juga dimainkan di Jepang dengan sebutan Kemari. Di Italia, permainan menendang dan membawa bola juga digemari terutama mulai abad ke-16.
Sepak bola modern mulai berkembang di Inggris dan menjadi sangat digemari. Di beberapa kompetisi, permainan ini menimbulkan banyak kekerasan selama pertandingan sehingga akhirnyaRaja Edward III melarang olahraga ini dimainkan pada tahun 1365. Raja James I dari Skotlandia juga mendukung larangan untuk memainkan sepak bola. Pada tahun 1815, sebuah perkembangan besar menyebabkan sepak bola menjadi terkenal di lingkungan universitas dan sekolah. Kelahiran sepak bola modern terjadi di Freemasons Tavern pada tahun 1863 ketika 11 sekolah dan klub berkumpul dan merumuskan aturan baku untuk permainan tersebut. Bersamaan dengan itu, terjadi pemisahan yang jelas antara olahraga rugby dengan sepak bola (soccer). Pada tahun 1869, membawa bola dengan tangan mulai dilarang dalam sepak bola. Selama tahun 1800-an, olahraga tersebut dibawa oleh pelautpedagang, dan tentara Inggris ke berbagai belahan dunia. Pada tahun 1904, asosiasi tertinggi sepak bola dunia (FIFA) dibentuk dan pada awal tahun 1900-an, berbagai kompetisi dimainkan diberbagai negara

2.3. Pengertian Sepak Bola
Sepak bola adalah cabang olahraga yang menggunakan bola yang dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 (sebelas) orang. Memasuki abad ke-21, olahraga ini telah dimainkan oleh lebih dari 250 juta orang di 200 negara, yang menjadikannya olahraga paling populer di dunia. Sepak bola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya dengan menggunakan bola ke gawang lawan. Sepak bola dimainkan dalam lapangan yang berbentuk persegi panjang, di atas rumput atau rumput sintetis.
Secara umum, hanya penjaga gawang saja yang berhak menyentuh bola dengan tangan atau lengan di dalam daerah gawangnya, sedangkan 10 (sepuluh) pemain lainnya diijinkan menggunakan seluruh tubuhnya selain tangan, biasanya dengan kaki untuk menendang, dada untuk mengontrol, dan kepala untuk menyundul bola. Tim yang mencetak gol paling banyak pada akhir pertandingan adalah pemenangnya. Jika hingga waktu berakhir masih berakhir imbang, maka dapat dilakukan undian, perpanjangan waktu maupun adu penalti, tergantung dari format penyelenggaraan kejuaraan.
Peraturan pertandingan secara umum diperbarui setiap tahunnya oleh induk organisasi sepak bola internasional (FIFA), yang juga menyelenggarakan Piala Dunia setiap empat tahun sekali.

            2.4.  Posisi Pemain
Pada dasarnya, satu tim sepak bola terdiri dari 1 orang penjaga gawang, 2-4 orang pemain bertahan, (fullbacks), 2-4 orang pemain tengah, dan 1-4 orang penyerang. Penjaga gawang adalah satu-satunya pemain yang boleh menggunakan tangan untuk melindungi gawang dari serangan lawan. Umumnya, penjaga gawang mengenakan pakaian yang berbeda dengan pemain lainnya. Pemain bertahan memiliki tugas utama untuk menghentikan serangan lawan. Pemain tengah biasanya terdiri dari pemain tengah penyerang yang bermain dekat dengan penyerang dan pemain tengah bertahan yang bermain dekat dengan pemain bertahan. Penyerang memiliki tugas utama untuk mencetak gol ke gawang lawan.
Posisi dasar pemain dapat mengalami modifikasi menjadi berbagai pola atau taktik permainan. Beberapa pola pemain yang sering digunakan dalam berbagai kejuaraan adalah 4-4-2 (paling sering digunakan), 3-4-2-1 (kekuatan terletak di bagian tengah lapangan), serta 4-3-3 (formasi klasik dari tahun 1970-an yang sering digunakan oleh sistem total-footbal Belanda dan Jerman Barat).















        2.4. Aturan
             1.   Lapangan Permainan


Untuk pertandingan internasional dewasa, lapangan sepak bola internasional yang digunakan memiliki panjang yang berkisar antara 100-120 meter dan lebar 65-75 meter. Di bagian tengah kedua ujung lapangan, terdapat area gawang yang berupa persegi empat berukuran dengan lebar 7.32 meter dan tinggi 2.44 meter. Di bagian depan dari gawang terdapat area pinalti yang berjarak 16.5 meter dari gawang. Area ini merupakan batas kiper boleh menangkap bola dengan tangan dan menentukan kapan sebuah pelanggaran mendapatkan hadiah tendangan pinalti atau tidak.

        2. Lama Permainan
 Lama permainan sepak bola normal adalah 2 × 45 menit, ditambah istirahat selama 15 menit di antara kedua babak. Jika kedudukan sama imbang, maka diadakan perpanjangan waktu selama 2×15 menit, hingga didapat pemenang, namun jika sama kuat maka diadakan adu penalti. Wasit dapat menentukan berapa waktu tambahan di setiap akhir babak sebagai pengganti dari waktu yang hilang akibat pergantian pemain, cedera yang membutuhkan pertolongan, ataupun penghentian lainnya. Waktu tambahan ini disebut sebagai injury time atau stoppage time.
Gol yang dicetak dalam perpanjangan waktu akan dihitung menjadi skor akhir pertandingan, sedangkan gol dari adu penalti hanya menentukan apabila suatu tim dapat melaju ke pertandingan selanjutnya ataupun tidak (tidak mempengaruhi skor akhir). Pada akhir tahun 1990-an, International Football Association Board (IFAB) memberlakukan sistem gol emas (golden gol) atau gol perak (silver gol) untuk menyelesaikan pertandingan. Dalam sistem gol emas, tim yang pertama kali mencetak gol saat perpanjangan waktu berlangsung akan menjadi pemenang, sedangkan dalam gol perak, tim yang memimpin pada akhir babak perpanjangan waktu pertama akan keluar sebagai pemenang. Kedua sistem tersebut tidak lagi digunakan oleh IFAB.



        3.   Pelanggaran
Apabila pemain melakukan pelanggaran yang cukup keras maka wasit dapat memberikan peringatan dengan kartu kuning atau kartu merah. Pertandingan akan dihentikan dan wasit menunjukkan kartu ke depan pemain yang melanggar kemudian mencatat namanya di dalam buku. Kartu kuning merupakan peringatan atas pelanggaran seperti bersikap tidak sportif, secara terus-menerus melanggar peraturan, berselisih kata-kata atau tindakan, menunda memulai kembali pertandingan, keluar-masuk pertandingan tanpa persetujuan wasit, ataupun tidak menjaga jarak dari pemain lawan yang sedang melakukan tendangan bebas atau lemparan ke dalam. Pemain yang menerima dua kartu kuning akan mendapatkan kartu merah dan keluar dari pertandingan.
Pemain yang mendapatkan kartu merah harus keluar dari pertandingan tanpa bisa digantikan dengan pemain lainnya. Beberapa contoh tindakan yang dapat diganjar kartu merah adalah pelanggaran berat yang membahayakan atau menyebabkan cedera parah pada lawan, meludah, melakukan kekerasan, melanggar lawan yang sedang berusaha mencetak gol, menyentuh bola dengan tangan untuk mencegah gol bagi semua pemain kecuali penjaga gawang , dan menggunakan bahasa atau gerak tubuh yang cenderung menantang, pemain yang berposisi sebagai penjaga gawang melakukan hands ball di luar kotak penalti

    4.    Wasit dan Petugas Pertandingan
Dalam pertandingan profesional, terdapat 4 petugas yang memimpin jalannya pertandingan, yaitu wasit, 2 hakim garis, dan seorang petugas di pinggir tengah lapangan. Wasit memiliki peluit yang menandakan apakah saat berhenti atau memulai memainkan bola. Dia juga bertugas memberikan hukuman dan peringatan atas pelanggaran yang terjadi di lapangan. Masing-masing penjaga garis bertanggung jawab mengawasi setengah bagian dari lapangan. Mereka membawa bendera dengan warna terang untuk menandakan adanya pelanggaran, bola keluar, ataupun offside. Biasanya mereka akan bergerak mengikuti posisi pemain belakang terakhir.
Petugas terakhir memiliki tugas untuk mencatat semua waktu yang sempat terhenti selama pertandingan berlangsung dan memberikan info mengenai tambahan waktu di akhir setiap babak. Petugas ini juga bertugas memeriksa pergantian pemain dan menjadi penghubung antara manajer tim dengan wasit. Dalam beberapa pertandingan, teknologi penggunaan video atau penggunaan orang kelima untuk menentukan ketepatan keputusan wasit mulai digunakan. Misalnya yang menentukan apakah suatu bola telah melewati garis atau apakah seorang pemain berada dalam keadaan offside ketika mencetak gol.

      2.5.    Kejuaraan Internasional
 Kejuaraan sepak bola internasional terbesar ialah Piala Dunia yang diselenggarakan oleh  Fédération Internationale de Football Association (FIFA). Piala Dunia diadakan setiap empat tahun sekali dan dimulai di Uruguay pada tahun 1930. Pencetus atau penggagas ide tersebut adalah  Jules Rimet,  seorang pengacara dan pengusaha Perancis yang terinspirasi atau terdorong untuk mengagas hal tersebut setelah menonton Olimpiade Paris tahun 1924.
Kompetisi international tertua di dunia adalah Copa America yang mempertandingkan tim-tim dalam wilayah Amerika Selatan setiap dua tahun sekali. Copa America pertama kali diadakan tahun 1916 dan diikuti oleh sepuluh (10) negara yang akhirnya membentuk sebuah wadah  The South American Football Confederation (Conmebol). Untuk wilayah Amerika UtaraThe Confederation of North, Central American and Caribbean Association Football (CONCACAF) menyelenggarakan kompetisi internasional setiap empat tahun sekali yang disebut Piala Emas CONCACAF. Di kawasan Asia, termasuk Australia dan Timor Leste negara-negara yang tergabung dalam Asian Football Confederation (AFC), mengadakan kompetisi internasional pertama tingkat Asia pada tahun 1956 di Hongkong yang disebut Piala Asia. Pada tahun 1960, kompetisi tingkat regional Eropadiadakan untuk pertama kalinya dengan nama European Nations' Cup yang kemudian disebut sebagai UEFA European Championship (Piala Eropa atau EURO).
Di wilayah Oseania (meliputi Selandia Baru, dan berbagai Kepulauan Pasifik), kompetisi international setiap dua tahun dimulai sejak tahun 1996 disebut Piala Oseania. Untuk wilayah Afrika, kompetisi Piala Afrika mulai diadakan sejak 1957 di Khartoum.




         2.6  Sepak Bola di Indonesia
Sejarah sepak bola di Indonesia diawali dengan berdirinya Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta pada 19 April 1930 dengan pimpinan Soeratin Sosrosoegondo. Dalam kongres PSSI di Solo, organisasi tersebut mengalami perubahan nama menjadi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. Sejak saat itu, kegiatan sepak bola semakin sering digerakkan oleh PSSI dan makin banyak rakyat bermain di jalan atau alun - alun tempat dimana pertandingan atau kompetisi I (pertama) Perserikatan diadakan. Sebagai bentuk dukungan terhadap kebangkitan "Sepakbola Kebangsaan", Paku Buwono X mendirikan stadion Sriwedari yang membuat persepakbolaan Indonesia semakin gencar. Sepeninggalan Soeratin Sosrosoegondo, prestasi tim nasional sepak bola Indonesia tidak terlalu memuaskan karena pembinaan tim nasional tidak diimbangi dengan pengembangan organisasi dan kompetisi. Pada era sebelum tahun 1970-an, beberapa pemain Indonesia sempat bersaing dalam kompetisi internasional, diantaranya RamangSucipto SuntoroRonny Pattinasarani,dan Tan Liong Houw. Dalam perkembangannya, PSSI telah memperluas kompetisi sepak bola dalam negeri, di antaranya dengan penyelenggaraan Liga Super IndonesiaDivisi Utama, Divisi Satu, dan Divisi Dua untuk pemain non amatir, serta Divisi Tiga untuk pemain amatir. Selain itu, PSSI juga aktif mengembangkan kompetisi sepak bola wanita dan kompetisi dalam kelompok umur tertentu (U-15, U-17, U-19,U21, dan U-23)













BAB III
METODE PENELITIAN


3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian kualitatif deskriptif adalah bertujuan untuk menemukan kualitas dan menggambarkan realitas suatu fenomena dalam konteks sesuai dengan sarana yang digunakan dilapangan olah raga, dalam hal ini data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari  observasi,  wawancara,  dan dokumentasi serta dalam metode ini langkah-langkah yang hendak dilkukan adalah pengumpulan data,penyusunan data, analisis data serta kesimpulan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dijelaskan pada dasarnya metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif naturalistik menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2006:318), bahwa, penelitian deskriptif pada umumnya untuk mengungkapakn atau menggambarkan suatu masalah atau fakta yang terjadi dilapangan, selanjutnya fakta-fakta tersebut dinalisis dan dibuat penarikan kesimpulan.

3.2. Metode Penelitian

Metode adalah suatu cara yang untuk meneliti dan mengamati suatu objek, baik berupa objek yang abstrak maupun yang non abstrak.
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan perilaku atau keadaan dapat diamati. (Amirul Hadi dan Haryono, 2005) dan metode Kuantitatif yang mengarah kepada perhitungan data observasi dalam bentuk angka-angka pada proses analisis data pengamatan.

3.3.Tempat dan Waktu Penelitian
1.      Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada Club Paris Soe Kabupaten Timur Tengah Selatan
2.      Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dalam waktu selama  ± 2 (dua)  bulan


3.4.Peran  dan Informen Penelitian
1.      Peran Peneliti
Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai pengumpul informen dan pengamat objek
2.      Informen Penelitian
Informen adalah orang yang memberikan informasi atau data secara lisan atau tulisan.
Informen yang akan digunakan sebagai pemberi informasi dalam penelitian ini adalah:
a.       Pengurus Club Paris Soe
b.      Pelatih Club Paris Soe
c.       Para Pemain dan semua yang terlibat dalam penelitian
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode yang dapat memberikan informasi yang berupa data-data dan keterangan yang meliputi:
1.   Pengamatan
Teknik pengamatan adalah suatu teknik pengumpulan yang dipakai dengan mengmati dan melihat suatu objek yang akan di teliti.
2.   Wawancara
Teknik  wawancara yang penting gunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terbuka yaitu salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara bertanya secara langsung kepada sumber-sumber yang memberikan informasi untuk mendapatkan data – data yang berhubungan dengan tujuan diadakannya  penelitian.
3.      Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan teknik yang sangat mendukung penelitian dalam melakukan penelitian ini adalah peneliti dapat melihat bukti-bukti yang menjadi pokok penelitian atau persoalan yang diangkat oleh peneliti.
Dokumentasi adalah salah satu sumber, semua rekaman atau catatan sekunder lainnya seperti susunan surat, buku-buku, brosur, foto, berita, majalah dan sebagainya.


3.6. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian dilihat dari dua aspek, yaitu:
1.      Menurut Sumbernya
Berdasarkan sumbernya data dalam penelitian ini dibagi atas:
a.       Data primer, yaitu data yang diperoleh melalui wawancara langsung dari semua elemen yang Club Paris Soe Kabupaten Timur Tengah Selatan  terutama Pengurus, pelatih dan para pemain    
b.      Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pengembangan kualitas Club Paris Soe Kabupaten Timur Tengah Selatan    
2.      Menurut Sifatnya
Menurut sifatnya data dalam penelitian ini dibagi atas dua macam yaitu:
a.       Data kualitatif, yaitu data yang dikumpulkan dalam bentuk keterangan kualitatif (non angka) seperti jenis sarana, nama-nama alat olah raga yang ada pada Club Paris Soe Kabupaten Timur Tengah Selatan
b.      Data kuantitatif, yaitu data yang dikumpulkan dalam bentuk angka-angka seperti  jumlah sarana olah raga, jumlah Pengurus, Pelatih  dan jumlah para pemain binaan club Paris Soe
3.7. Teknik Analisis Data
Data-data yang dukumpulkan oleh penelitian akan dianalisis  secara kronologis, sistimatis, obyektif, dan deskriptif.
Pengelolahan dan analisis data akan dilakukan setelah peneliti melakukan penelitian di tempat penelitian. Teknik analisis data yang akan digunakan adalah deskriptif kualitatif yaitu semua data yang akan diperoleh akan dideskripsikan , peneliti juga  menggunakan rumusan-rumusan sederhana pada kondidi tertentu yang ada hubungan dengan angka keberhasilan  dan akan di sajikan secara deskriptif kualitatif dalam kalimat dan paragraf yang berhubungan dengan penjelasan, keterangan - keterangan yang berhubungan dengan hasil dari tujuan diadakannya suatu penelitian.








DAFTAR PUSTAKA

 Aip Syarifuddin. 1992. Atletik. Jakarta : Depdikbud.
Aip Syarifuddin dan Muhadi. 1992/1993.  Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta :  Depdikbud
Cholik Mutohir,1999. Manfaat Olahraga, Jakarta: Cipta Karsa Hadayaninggrat
Engkos, Kosasih. 1985.  Olahraga Tehnik dan Program Latihan. Jakarta. Akademika Pressindo.
.              Gunawan, dkk,1987. Psikologi Olahraga, BPK Gunung Mulia
               Harsono. 1982. Ilmu Coaching. Jakarta: KONI Pusat.
               J. Matakupan. 1996. TeoriBermain. Jakart
                                Naisah. Mattew, 1992. Pengembangan Kurikulum Penidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud
Soepartono, 2000. Sarana dan Prasarana Olahraga Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional                   
                                 Online)Tersedia Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Pembelajaran (03November2012)
                       http://id.wikipedia.org/wiki/PSSI




























JUDUL YANG DIAJUKAN PENELITI

1.      PEMBINAAN , PELATIHAN DAN PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA BOLA  VOLLY PADA  CLUB  KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

A.  IDENTIFIKASI  MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat mengidentifikaskan  masalah sebagai berikut:
1.      Sebagai wadah pengembangan Bola Volly
2.    Meningkatkan Prestasi yang mampu bersaing pada kompetisi lokal dan nasional
3.     Sebagai sarana pengembangan bibit-bibit muda Bola Volly yang ada di Club Paris kabupaten TTS
4.    Menumbuhkan kesadaran dan kedisplinan bagi para pelatih dan para pemain demi meningkatkan prestasi bagi semua elemen yang tergabung dalam Club Paris Soe kabupaten Timor Tengah Selatan
B.   BATASAN MASALAH
Mengacu pada identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah  Pembinaan dan pelatihan Club Paris  Kabupaten Timur Tengah Selatan
C.  RUMUSAN MASALAH
Mengacu pada identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah  Bagaimana Pembinaan dan pelatihan Bola Volly pada  Club Paris  Kabupaten Timur Tengah Selatan








2.       EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SARANA OLAHRAGA PADA MATA PELAJARAN PENJAS ORKES DI SMAN 1 SOE KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

A.  INDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1.    Keadaan Sarana olahraga di SMAN 1 Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan tahun  ajaran 2015/2016
2.    Mencari tahu pemahaman Guru dan Murid terhadap penggunaan fasilitas olahraga di SMAN 1 Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan tahun  ajaran 2015/2016
B.   BATAS MASALAH
Agar penulisan ini tidak keluar dari permasalahan maka di batasi masalahnya pada: Bagaimana penggunaan Sarana olah raga pada mata pelajaran penjas di SMAN 1 Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan tahun  ajaran 2015/2016
C.  RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas maka penelitian ini dapat di rumuskan sebagei berikut : Bagaimana penggunaan Sarana Olahraga pada mata pelajaran penjas di SMAN 1 Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan tahun  ajaran 2015/2016
3.      TINJAUN PENGEMBANGAN KUALITAS TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BULU TANGKIS PADA SMA KRISTEN SOE KABUPATEN TTS
A.    INDENTIFIKASI MASALAH.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1.    Pengembangan minat terhadap peningkatan prestasi bulu tangkis pada SMA Kristen Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan
2.    Mengetahui minat terhadap peningkatan prestasi bulu tangkis pada SMA Kristen Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan
3.    Mengetahui kurangnya perhatian guru terhadap peningkatan prestasi bulu tangkis pada SMA Kristen Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan

B.     BATASAN MASALAH
Agar penulisan ini tidak keluar dari permasalahan maka di batasi masalahnya pada: Pengembangan Minat Terhadap Peningkatan Prestasi Bulutangkis SMA Kristen Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan
C.    RUMUSAN MASALAH
                              Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana strategi yang dipakai atau digunakan dalam pengembangan minat terhadap peningkatan kualitas prestasi bulut tangkis pada SMA Kristen Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan ?

4.      PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN SENAM DASAR PADA SISWA SMP NEGERI 1 SOE            
A.    INDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1.    Keadaan Siswa terhadap kegemaran olahraga Senam Dasar  Pada siswa SMP Negeri 1 Soe
2.    Mencari tahu pemahaman Guru terhadap Penggunaan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Senam Dasar  pada siswa   SMP Negeri 1 Soe
B.     BATASAN MASALAH
Agar penulisan ini tidak keluar dari permasalahan maka di batasi masalahnya pada: Bagaimana Penggunaan pendekatan kontekstual dalam Pembelajaran Senam Dasar pada Siswa SMP Negeri 1 Soe
C.    RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas maka penelitian ini dapat di rumuskan sebagei berikut :Bagaimana Penggunaan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Senam Dasar Pada siswa SMP Negeri 1 Soe ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar